Sabtu, Desember 31, 2011

My Approach to Blogging

Selamat Datang di Blog Amatir!

Saya sedang belajar membuat blog. Masih "trial and error". Terus terang, lebih banyak waktu tersita bukan untuk menulis content blog ini, tetapi justru untuk mengutak-atik, bongkar pasang tentang bagaimana cara menampilkan blog yang baik, supaya lebih enak dilihat dengan navigasi yang mudah. 

Seringkali saya 'tersesat' sampai pusing sendiri. Padahal, yang saya butuhkan adalah blog yang simpel saja, karena saya lebih menginginkan isi-nya yang lebih banyak, lengkap dan bermanfaat bagi Anda.

Jumat, Desember 30, 2011

Apa Itu yang Disebut Business Plan?


Sering kita mendengar cerita teman-teman yang berniat membuka usaha kecil-kecilan sampai skala sedang. Mereka menyiapkan sejumlah dana untuk dialokasikan pada suatu kegiatan bisnis. Namun tidak berapa lama, kita mendengar kabar lagi: usaha sudah berhenti, bangkrut, berantakan dan bercerai berai. Mengapa bisa terjadi? Segudang alasan dengan mudah bisa ditampilkan. Tetapi, yang menjadi penyebab paling krusial adalah tidak adanya business plan yang baik.

Usaha berjalan dengan perencanaan yang hanya tersimpan di kepala, di dalam ingatan saja. Memang, tidak ada yang salah. Tetapi, ketika ruang lingkup usaha semakin besar, semakin kompleks, serta melibatkan banyak orang dan membutuhkan dukungan finansial yang tidak sedikit, maka pada saat itulah  kita membutuhkan business plan

Para ‘pakar’ bisnis  di seantero jagad ini, telah banyak mendefinisikan apa itu  business plan. Tetapi, saya hanya ingin mendefinisikan dengan lugas dan praktis saja, bahwa: business plan  diartikan sebagai kendali arah dalam menjalankan usaha. Ia berfungsi sebagai pembuka peta jalan dalam meraih keuntungan sebesar-besarnya. 


Kamis, Agustus 18, 2011

Menolak Rutinitas Yang Membosankan

‘’Saya ingin menulis, tetapi  menulis apa? Tidak ada sesuatupun di dalam hidup saya yang menarik untuk dituliskan. Tidak ada cerita menarik. Hidup saya (dari hari ke hari) hanyalah rutinitas yang membosankan! Bagaimana supaya kreatif, menemukan gagasan segar atau cerita menarik untuk dituliskan?’’ 

Seorang teman belum lama ini mengungkapkan hal itu. Dan saya tertegun mendengarnya.  Apa itu cerita yang menarik? Benarkah ada yang menarik secara objektif? Apakah yang membuat Anda tertarik juga menarik buat saya? Atau sebaliknya, cerita yang kita anggap menarik, belum tentu menarik bagi orang lain. Jadi, jelas sudah: memang tidak ada cerita yang bisa menarik buat semua orang. Dengan kata lain, tulisan yang menarik adalah  perkara subyektivitas.

I am what you describe
(taken by
ronald agusta)
Saya ingin membantu kawan saya yang sedang kebingungan. Apakah kita bisa mengubah sedikit cara kita melihat sesuatu? Sehingga persepsi kita mengenai sesuatu pun menjadi berubah? Kisah roman klasik Romeo and Juliet karya Sir Wiliam Shakespeare, memang menarik pada jamannya. Kisah ini telah menumpahkan jutaan ember atau gentong air mata dari seantero penjuru negeri yang pernah menyaksikan drama atau membaca kisahnya.

Selasa, Agustus 09, 2011

The Wedding Drama

Ini kisah tentang liku-liku perjuangan hidup seorang pemuda Indonesia yang bertekad untuk mengubah jalan hidupnya (yang semula hanya seorang pemabuk yang tidak memiliki masa depan) tetapi kemudian berhasil menjadi seorang Pengusaha kaya yang terkenal setelah ia mengubah jalan hidupnya dengan bermigrasi ke negeri Kanguru, Australia. Tidak mudah memang upaya yang telah ditempuhnya bak jalan yang panjang nan berliku. Bermula dari seorang pendatang gelap yang selalu menjadi buronan Polisi, sampai berhasil mendapatkan status resident  karena perkawinan. Sebuah perjuangan yang harus ditebus dengan mahal. 

Ada teman lama, lebih 20 tahun tidak pernah terdengar kabarnya, apalagi berjumpa muka. Eh, tiba-tiba saja Ma’ruf, 45 tahun,  muncul bersama seorang perempuan berambut ikal pirang sebahu.  Si pria hitam legam, bercelana putih bersanding dengan wanita kulit putih kemerahan. Sungguh pemandangan kontras di sore itu! Tetapi keduanya tampak serasi, berdiri bergandengan tangan di pekarangan rumput depan rumah saya. Seolah ragu, memandang kiri kanan dan sekeliling rumah.

Kamis, Agustus 04, 2011

Team Players, Penentu keberhasilan Yang Sering Dilupakan

Sering kita temukan, sekumpulan tenaga ahli  yang direkrut dari berbagai bidang, dalam mengerjakan suatu proyek ternyata hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Kurang atau bahkan tidak ada greget-nya dan berakhir begitu saja. Sia-sia.Tidak berdampak signifikan dalam mengubah sesuatu. Lebih sering lagi, kenyataan ini tidak hanya terjadi di dalam berbagai proyek sosial non fisik, tetapi juga di lingkungan bisnis. 

Nah, setelah semua persyaratan lengkap, seperti: peralatan, tenaga ahli dan pendanaan yang memadai, lantas mengapa masih saja hasilnya tidak memuaskan?.Apa yang salah?  


Tahukah Anda, kesulitan apa sebenarnya yang paling berat dirasakan para anggota suatu kelompok dalam mengerjakan suatu proyek bersama? Ternyata bukan hanya perkara teknis pekerjaan, tetapi kendala terbesar justru karena urusan hubungan manusia. 


Hubungan manusia yang buruk,  bisa berbentuk relasi antar personal  yang terganggu, kurang harmonis, kehilangan kemampuan untuk menempatkan diri pada keadaan orang lain (empati), bahkan terjadinya gesekan emosi yang menyebabkan melemahnya semangat tim kerja serta kurangnya minat untuk saling menghargai diantara rekan kerja. 

Selasa, Agustus 02, 2011

Nabi Khidir antara Hidup dan Mati

Banyak kisah-kisah tentang Nabi Khidir yang ramai dibicarakan orang, banyak kontroversi tentang kemunculannya, sehingga hal itu mendorong rasa ingin tahu tentang hakikat sebenarnya. 

Ada yang menyatakan Nabi Khidir masih hidup, adapula yang menyatakan Khidir sekarang berdiam di sebuah pulau, ada pula yang menyatakan bahwa setiap musim haji Nabi Khidir rutin mengunjungi padang Arafah. Entah khidir siapa dan yang mana? Tapi yang jelas begitulah khurafat dan takhayyul berkembang di tengah masyarakat kita. Lucunya, banyak pula orang-orang yang sangat mempercayai perkara-perkara tersebut.

Semua ini berpangkal dari kesalahpahaman mereka tentang hakekat Nabi Khidir. Terlebih lagi orang-orang ekstrim dari kalangan pengikut tarekat dan tasawwuf yang membumbui berbagai macam dongeng dan cerita bohong tentang Khidir. 

Sebagian di antara mereka, ada yang mengaku telah bertemu dengan Khidir, berbicara dengannya dan mendapat wasiat dan ilham darinya. Misalnya di tanah air kita ini, ada sebagian orang yang mengaku telah bertemu dengan Khidir dan mengambil bacaan-bacaan shalawat, wirid-wirid dan dzikir dari Khidir secara langsung, tanpa perantara, atau melalui mimpi. Bahkan ada pula yang mengaku dialah Nabi Khidir -Shallallahu ‘alaihi wasallam-
Semua ini adalah keyakinan batil!!

Senin, Agustus 01, 2011

Khidir, Sosok Nabi Yang Misterius

Al-Khiḍr (Arab:الخضر, Khaḍr, Khaḍer, al-Khaḍir) adalah seorang nabi misterius yang dituturkan oleh Allah dalam Al-Qur'an dalam SurahAl-Kahfi ayat 65-82. Selain kisah tentang nabi Khidir yang mengajarkan tentang ilmu dan kebijaksanaan kepada Nabi Musa asal usul dan kisah lainnya tentang Nabi Khidir tidak banyak disebutkan.

Dalam bukunya yang berjudul “Mystical Dimensions of Islam”, oleh penulis Annemarie Schimmel, Khidr dianggap sebagai salah satu nabi dari empat nabi dalam kisah Islam dikenal sebagai ‘Sosok yang tetap Hidup’ atau ‘Abadi’. Tiga lainnya adalah Idris (Henokh), Ilyas (Elia), dand Isa (Yesus).[1] Khidr abadi karena ia dianggap telah meminum air kehidupan. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa Khidr adalah masih sama dengan seseorang yang bernama Elia.[2] Ia juga diidentifikasikan sebagai St. George.[3] Di antara pendapat awal para cendikiawan Barat, Rodwell menyatakan bahwa “Karakter Khidr dibentuk dari Yitro.”[4]

Dalam kisah literatur Islam, satu orang bisa bermacam-macam sebutan nama dan julukan yang telah disandang oleh Khidr. Beberapa orang mengatakan Khidr adalah gelarnya; yang lainnya menganggapnya sebagai nama julukan.[5] Khidr telah disamakan dengan St. George, dikenal sebagai “Elia versi Muslim” dan juga dihubungkan dengan Pengembara abadi.[6] Para cendikiawan telah menganggapnya dan mengkarakterkan sosoknya sebagai orang suci, nabi, pembimbing nabi yang misterius dan lain lain.

Minggu, Juli 17, 2011

Teknik Membaca Cepat, Penting dan Perlu Anda Kuasai

Kuncinya, Fiksasi Mata Secara Efektif
(Serial Tips Menulis)
(blog.prathambooks.org)
Pada suatu kesempatan, saya mengikuti pelatihan Speed Reading  di sebuah Sekolah Tinggi Manajemen di Jakarta (terimakasih Ibu Jenny H. Utama, yang telah  memperkenalkan sekaligus menunjukkan metode membaca cepat). 

Teknik ini, sangat bermanfaat bagi Anda yang ingin terus belajar, menambah ilmu untuk kemudian tentunya menularkan ilmu yang bermanfaat tersebut melalui karya tulis.  

Sebelum menulis, bacalah sebanyak mungkin referensi, tetapi tulislah hanya yang benar-benar Anda mengerti dan fahami. Bukan sebaliknya, banyak menulis sesuatu melebihi pemahaman Anda. Sebab jika itu yang Anda lakukan, maka kita hanya akan menghasilkan tulisan yang menyesatkan.   


Kamis, Juli 07, 2011

Keputusan Presiden RI tentang Panitia Nasional Harta Karun



KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2007
TENTANG
PANITIA NASIONAL PENGANGKATAN DAN PEMANFAATAN
BENDA BERHARGA ASAL MUATAN KAPAL YANG TENGGELAM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:

Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono
a. bahwa kekayaan laut termasuk Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam merupakan sumber daya sejarah, budaya, ilmu pengetahuan, dan ekonomi yang pemanfaatannya perlu dikelola untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dan pembangunan nasional;

b. bahwa Panitia Nasional pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam yang dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 107 Tahun 2000 dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan, baik dari segi tugas, fungsi, maupun susunan organisasinya;


Minggu, Juli 03, 2011

Tenggelamnya Kebanggaan Sebuah Bangsa Maritim

Seperempat Abad Pelayaran Ekspedisi Phinisi Nusantara

Pelayaran Ekspedisi Phinisi Nusantara, Jakarta-Vancouver, 1986, telah menorehkan tinta emas dalam sejarah pelayaran kapal tradisional Bangsa Indonesia menempuh samudera. Dan tahun ini, tepat terjadi seperempat abad silam. Tidak ada peringatan. Tidak ada kemeriahan. Dan kita adalah bangsa yang paling mudah melupakan sesuatu yang baik di masa lalu. 

Bagaimanapun pelayaran Ekspedisi Mahapatih Gajah Mada ini, telah berhasil membuktikan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia sejak dulu adalah bangsa maritim. Ekspedisi Phinisi Nusantara adalah suatu pelayaran tradisional yang berhasil dilaksanakan pada era modern dengan bukti dan dokumentasi yang lengkap. 

Minggu, Juni 26, 2011

Pembaca yth.

Mohon maaf...karena pekerjaan (offline) saya terus-menerus menyita waktu, saya belum sempat menulis artikel yang baru untuk IndonesiaWaters. Semoga dalam waktu dekat ini, saya bisa segera terbebas dan bisa mengunjungi Anda kembali dengan  artikel-artikel yang segar.

Terimakasih atas kunjungan Anda.

Salam,
Admin

Jumat, Juni 17, 2011

Wanadri Tancapkan Pagar Di Beranda Rumah Indonesia

Pesan Dalam Botol: ''Dari Bandung Untuk Indonesia Dengan Sepenuh Cinta''                                      
                                                     
“Dari Bandung untuk Indonesia. Rumah Indonesia, rumah kita. Terdiri dari 17.504 ruangan. Itulah pulau-pulau yang terserak dalam komposisi yang asri di hamparan Nusantara. Sembilan puluh dua (92) diantaranya, berada di garis depan Indonesia. Menjadi pagar yang berbatasan dengan negara tetangga.


menggapai atap dunia
Ekspedisi Garis Depan Nusantara berhasrat mengingatkan kita  bersama  untuk menghayati kebesaran negeri tercinta, ibu pertiwi Indonesia.

Kelak, setiap warga bangsa yang bermukim terpisah di ribuan pulau, dengan mudah dapat saling mengunjungi, ketika laut di antara pulau-pulau itu telah menjadi penghubung bukan pemisah, untuk mempersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia’’.

Ekspedisi Garis depan Nusantara, Penjelajahan dan Pendataan 92 Pulau Terluar Indonesia,


PENGABDIAN SEPENUH CINTA, 2008-2010,
                                         Wanadri- Rumah Nusantara

Selasa, Juni 14, 2011

Wanadri Luncurkan Buku Pulau-pulau Terluar Indonesia: "Tepian Tanah Air"

Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung, Wanadri, malam ini memperkenalkan hasil ekspedisi "Garis Depan Nusantara" yang dikemas dalam bentuk buku berjudul "Tepian Tanah Air" 24 Pulau Terdepan Indonesia Bagian Tengah.

Acara peluncuran buku "Tepian Tanah Air" yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas, didukung oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Rencananya, dilangsungkan Selasa, 14 Juni 2011. Pukul 19.00 WIB - selesai, di Ruang Serba Guna, Galeri Nasional Jakarta, Jl. Medan Merdeka Timur, Jakarta. Keynote speaker: Ir. Jero Wacik, SE., Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI.

Bagi Anda peminat kegiatan alam terbuka, silahkan datang dan bergabung.
See you there!


 Continue Reading>>   

Wanadri Tancapkan Pagar di Beranda Rumah Indonesia     
(Penjelajahan dan Pendataan TEPIAN TANAHAIR, Pulau-Pulau Terluar Indonesia)

Sabtu, Juni 11, 2011

Keliling Indonesia Dengan Perahu Cadik, Siapa Takut?

Acara Pelepasan Pendi dari Ancol
(ekspedisibahari.wordpress.com)
Petualang Laut, Effendy Soleman (60), pada Minggu 29 Mei 2011 yang lalu, memutuskan untuk berlayar keliling Indonesia (Jakarta - Sabang - Merauke - Jakarta) menempuh jarak sekitar 9000 mil, menggunakan perahu Cadik, jenis trimaran (multi hull) bernama Katir Nusantara II. Pelayaran yang direncanakan selama 3 bulan ini, akan singgah pada setiap pelabuhan yang dilaluinya, dengan membawa serta para pemuda setempat untuk menularkan semangat dan jiwa bahari. 
effendy Soleman

Katir Nusantara II (panjang 8,5 M, lebar 6 M, dan tinggi tiang layar 10 M), selain menggunakan layar sebagai penggerak utama, juga  dibantu dua motor tempel bertenaga 15 PK. Katir dibuat oleh Dop Barr dari Carita Boat Indonesia menelan biaya sekitar Rp.335 juta (39,429.5 US Dollar)Ekspedisi Sabang-Merauke, selain didukung para pejabat juga mendapat banyak sponsor, terutama dari kalangan Media, karena memang Effendy Soleman  cukup dekat dengan lingkaran wartawan di Jakarta.

Pendi, demikian ia biasa dipanggil, bertolak dari kompleks Gelanggang Olah Raga Air, Bahtera Jaya, Ancol, Jakarta Utara, bersama Haberta Adi Pratama, Ases Roberty dari Masopala Universitas Sriwijaya, dan Syafei, pramuka Saka Bahari Jakarta. 

Pelayaran ‘nekat’ ini memang bukan pertama kali ia lakukan. Pada 1988, Pendi pernah berlayar dari Jakarta menuju Brunei Darussalam menggunakan perahu cadik tunggal, Cadik Nusantara. Setahun kemudian ia berlayar lagi mengajak 7 Cewek dari Jakarta menuju Bangka dengan nama ‘Ekspedisi Wanita Cadik Nusantara’. Dan pada 1996 ia seorang diri berlayar ke Penang, Malaysia. Terakhir, tahun 2005, ia berlayar dalam rangka memperingati setahun bencana tsunami di Aceh.

Pelayaran mantan fotografer tabloid Mutiara kali ini, seakan mengingatkan sejumlah pihak untuk ‘menghidupkan’ olah raga perahu layar di berbagai daerah di Indonesia. 

Dengan ekspedisi Sabang - Merauke, Pendi juga seakan memicu persiapan 'Sabang Regatta' (Sabang-Langkawi-Phuket) lomba layar internasional yang disponsori Departemen Pariwisata, yang digelar September mendatang, sehingga diharapkan kota Sabang (dan pulau Weh) yang merupakan wilayah di ujung paling barat Indonesia di mana terletak Kilometer NOL ini, bisa menjadi pintu gerbang utama pariwisata memasuki pulau Sumatera, Pulau Nias, dan Nanggroe Aceh Darussalam.

PEMBACA YTH,

Pembaca Yth
Selamat Datang di Blog Amatir!

Mengapa Indonesia Waters?

Pernahkah Anda berada di suatu tempat, dimana jika Anda melihat ke depan, ke belakang, ke kiri dan ke kanan, bahkan ke  sekeliling Anda, yang terlihat adalah air dan hanya air? Sepanjang mata memandang hingga jauh ke batas ufuk sana...hanya permukaan air yang (tampak) berbatasan dengan kaki langit? Ya,  itulah laut dan samudera. 

Dari titik manapun Anda berada sekarang, kemudian Anda bergerak sembarang arah,  maka pada akhirnya Anda hanya akan tiba di laut. Lautan inilah yang justru jauh lebih luas, lebih besar dari pada tanah tempat kita berpijak sekarang. Dan wilayah yang maha luas itu, masih menyimpan misteri untuk disingkap dan dieksplorasi secara optimal bagi kesejahteraan kita.

Selasa, Juni 07, 2011

Mengapa Perahu Phinisi Sanggup Menahan Gelombang Samudera?

Mengenal Konstruksi Perahu Layar Phinisi Nusantara (Bagian ke-2)

'The sea worthy ship is the one who will take care of you after you can no longer take care of her,'' kalimat itu meluncur dari Capt. Gita Ardjakusuma, Nakhoda Phinisi Nusantara ketika di wawancara wartawan 'Mutiara' sebuah penerbitan 'petualangan' yang terbit di Jakarta (Edisi 30 Juli - 12 Agustus 1986). Dan kemudian dikutip kembali oleh Kowaas (Intermasa, 19: 1995).

"Bila kita tidak lagi berdaya, kapal itulah yang akan memelihara kita para pelaut. Bagai seorang istri setia, ia akan memelihara kita walaupun kita sudah tidak berdaya'. Itulah alasan mengapa sebuah perahu layar tradisional yang dipersiapkan untuk menjelajah samudera harus benar-benar kokoh selain memiliki tingkat stabilitas yang baik.

Senin, Juni 06, 2011

Mengenal Konstruksi Perahu Layar Phinisi Nusantara

sketsa phinisi nusantara
Phinisi Nusantara adalah nama resmi yang diberikan Presiden Soeharto pada perahu Pinisi yang (ketika itu) akan mengemban tugas penuh prestise, membawa keharuman kepulauan Nusantara ke mancanegara, khususnya pada Vancouver Expo'86 di Canada, (dilanjutkan ke San Diego) Amerika Serikat. Menempuh jarak 11.000 + 1650 mil laut dalam tempo 67 hari.

Inilah satu-satunya kapal kayu (panjang 31 meter, bobot 150 ton) yang mendapatkan penghormatan militer dari kapal induk militer Amerika USS Constelation ketika Phinisi melaju di English Bay dan berpapasan dengan kapal induk berbobot mati 80,000 Ton, terbuat dari baja dengan bertenaga nuklir, yang tengah sandar di sana. Tak pelak lagi, kehadiran Phinisi telah mengundang kekaguman seluruh awak kapal yang hadir ketika itu. Mereka tak habis pikir, bagaimana mungkin sebuah kapal kayu, bisa menempuh ribuan mil dan berhasil tiba dengan selamat di pantai barat Amerika? Bagaimana sebenarnya konstruksi kapal kayu 'made in Indonesia' ini  dibuat?

Minggu, Juni 05, 2011

Cerita Lusia: Make It Simple, Start From Small Thing!


Lusia Nini Purwajati, 23 tahun adalah Penulis muda Indonesia, yang belum lama ini meraih  juara pertama pada International Youth Day Essay Contest. Sebuah kontes penulisan essay bergengsi di tingkat dunia, yang diikuti sekian banyak peserta dari berbagai negara. Gagasannya sederhana. Tetapi ia berhasil menuliskannya dengan baik. Mari kita belajar dari Lusia.

Lusia N. Purwajati
Lusia dinilai berhasil mengombinasikan anekdot personal dengan pandangan yang luas  tentang bagaimana kita bersikap sehingga dapat membantu mengubah masa depan planet (bumi) kita menjadi lebih baik. Lusia seakan ‘mengingatkan’ kita agar berpikir global dengan bertindak lokal. Berbuat sesuatu yang besar melalui tindakan kecil sehari-hari. 

Berikut ini saya kutipkan cuplikan tulisan Lusia untuk Anda dari International Youth Day Essay Contest.

By walking or cycling maybe we need 15 minutes more to get to school, but we can extend the age of our Earth. (Lusia Nini Purwajati, Indonesia).


Sabtu, Juni 04, 2011

Saatnya, Menempa Calon Pemimpin Bangsa di Laut

NOVEMBER 1999. Sekitar 200 orang telah hadir di hotel Cumberland di jantung kota London. Mereka mewakili 26 negara anggota International Sail Training Association (STI), organisasi yang mewadahi perkumpulan kapal latih tiang tinggi (Tall Ship) di seantero bumi....

Jumat, Juni 03, 2011

My Approach to Blogging

Selamat Datang di Blog Amatir!

Saya sedang belajar membuat blog. Masih "trial and error". Terus terang, lebih banyak waktu tersita bukan untuk menulis content blog ini, tetapi justru untuk mengutak-atik, bongkar pasang tentang bagaimana cara menampilkan blog yang baik, supaya lebih enak dilihat dengan navigasi yang mudah. Dalam rangka belajar itulah, seringkali saya 'tersesat' sampai pusing sendiri. Padahal, yang saya butuhkan adalah blog yang simpel saja, karena saya lebih menginginkan isi-nya yang lebih banyak, lengkap dan bermanfaat bagi Anda.

Jumat, Mei 27, 2011

Menulis dan Sensor Diri (Self Censorship)

Setiap orang mempunyai kebebasan untuk menulis. Anda benar-benar bisa menulis apa saja dengan cara bagaimana saja juga untuk tujuan apa saja sesuai keinginan Anda. Tetapi, ketika (tulisan) Anda berhubungan dengan orang lain, kemudian dilakukan melalui media umum (terbuka), maka kebebasan Anda pada dasarnya dibatasi oleh kebebasan orang lain untuk mendapatkan hak yang sama. 

Inilah saatnya kita memerlukan sensor diri yang bisa mencegah kita dari kesulitan yang lebih besar, yakni bergesekan dengan persoalan etika, benturan moral dan/atau pelanggaran hukum. 


Tidak ada sanksi apapun ketika Anda melanggar etika dan moral. Tetapi ada sanksi yang tegas ketika Anda melanggar hukum. 

Sanksi etika dan moral bersifat instrinsik (bisa dirasakan tetapi tidak terlihat) sedangkan sanksi hukum bersifat ekstrinsik, jelas dan nyata. Ancamannya, bisa berupa hukuman pidana seperti kurungan badan (penjara) atau perdata berupa denda yang harus dibayar. 

Sanksi etika dan moral, berupa alienasi (pengasingan), tidak disukai (dibenci) tersingkirkan dari pergaulan sosial atau sama sekali tidak diperdulikan (kehadiran/keberadaan Anda diabaikan/tidak dianggap).

Menulis Itu Candu!


Menulis itu candu. Benarkah? Jangan khawatir. Tidak ada salahnya, jika menjadi pecandu sesuatu yang tidak merusak fisik, psikis dan pikiran kita. Benar, menulis itu bak candu. Sekali Anda  menikmatinya, akan sulit Anda menghentikannya. Apa yang sesungguhnya membatasi Anda, pada akhirnya adalah soal waktu. Maka, tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai pada waktunya.    

Tidak pernah ada karya tulis manusia  yang  sempurna, selama kita berada dalam kerangka waktu. Perjalanan menggunakan waktu itulah yang memungkinkan timbulnya  perkembangan gagasan dan pemikiran seorang penulis untuk terus menerus memperbaiki karyanya. Inilah saatnya kita memahami satu-satunya batasan bagi setiap penulis, yakni deadline.


Opium Smoker
Kita pernah menyinggung selintas mengenai deadline atau  tenggat waktu yang menentukan hasil sebuah karya tulis. Baiklah, kita lanjutkan tentang apa itu tenggat waktu. Ada satu hal yang penting diketahui di dalam industri penerbitan media massa dan wajib dihormati oleh Penulis maupun Penerbit. Bahkan saking dihormatinya, ia acapkali disebut sebagai Dewa. Ia bukanlah para Bos atau pimpinan di suatu perusahaan penerbitan, tetapi justru deadline!

Maka, jika selama ini Anda merasa menjadi manusia bebas, yang bisa berbuat sekehendak hati, tetapi faktanya, tetap saja Anda tidak bisa terbebas dari kerangka waktu. Inilah sesungguhnya yang mengendalikan  kita dalam menulis!

Minggu, Mei 22, 2011

Memetik Pelajaran Dari Lomba Layar Sydney-Hobart

STS. Young Endeavour 
(marinebuzz.com)
Sydney-Hobart Race di mulai usai perayaan Natal dan berakhir menjelang puncak acara pergantian tahun baru. Lomba layar yang bertujuan membina mental dan karakter para remaja ini, dimulai dari pelabuhan Sydney dan berakhir di Hobart, Kepulauan Tasmania, Australia, menempuh jarak sekitar 400 mil laut. Sebanyak 138 kapal layar berpartisipasi dalam lomba yang sudah menjadi tradisi pelaut di negeri Kanguru ini. Suasana berlangsung meriah.

Jumat, Mei 20, 2011

Tindakan Luar Biasa, Hanyalah Kewajiban Biasa

(Bagian kedua: Saatnya, Menempa Calon Pemimpin Bangsa di Laut)


Membawa sebuah kapal dengan aman adalah pekerjaan yang cukup berat.  Tidak semua pelaut bisa menjadi nakhoda, disini tumbuh rasa tahu diri: biarlah kita menyingkir ke pinggir untuk memberikan jalan kepada teman yang lebih mampu untuk maju ke depan.....     

Kamis, Mei 19, 2011

How To Write Better?

Pembaca Yth.

Mengingat semakin tingginya para peminat blog yang biasa disebut BLOGGER di Indonesia dewasa ini, maka mulai hari ini dan selanjutnya, saya ingin berbagi kiat-kiat atau tips praktis tentang  Teknik Menulis yang Efektif.

Gagasan ini sebenarnya sudah cukup lama mengendap di dalam benak. Tetapi, baru kali ini bisa dilaksanakan setelah menyingkirkan berbagai alasan yang selalu mencegah niat tersebut. Padahal, Teknik Menulis yang Efektif sungguh sangat penting dan perlu diketahui siapa saja. Keterampilan menulis sangat bermanfaat dalam memenuhi berbagai keperluan sehari-hari dan bisa dilakukan kapan saja!

Senin, Mei 16, 2011

Beberapa Usulan dan Solusi Pengelolaan Harta Karun (BMKT)

Harta Karun di Perairan Indonesia, Menunggu Diangkat (3)


the heritage (portalunesco.org)
Kegiatan pengangkatan Harta Karun  bawah laut (istilah resminya: Benda berharga asal Muatan Kapal yang Tenggelam/BMKT) di perairan Indonesia, pada kenyataanya tidaklah selalu mudah dan berjalan lancar. 


Masih  terjadi kesimpangsiuran di dalam pelaksanaannya. Baik di kalangan Pengusaha /Investor BMKT itu sendiri maupun antara Pengusaha dengan  Panitia Nasional (Pannas) BMKT serta pihak-pihak terkait lainnya. Berikut ini beberapa usulan dan solusi dalam pengelolaan Harta Karun, yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:

Pertama, perlu lokakarya nasional diantara para Pengusaha/Investor dengan berbagai instansi Pemerintah, lembaga/institusi lain yang terkait dengan masalah BMKT. Tujuannya adalah untuk memahami pedoman dalam pengusahaan BMKT sebagai landasan berpijak bagi mereka yang tertarik berusaha di sektor ini. Selain itu, juga sebagai upaya sosialisasi bagaimana melaksanakan bisnis harta karun yang notabene juga merupakan warisan sejarah dan budaya.

Rabu, Mei 11, 2011

Harta Karun di Perairan Indonesia dan Problematikanya

Bagian ke-2 : Harta Karun di Dasar Laut Perairan Indonesia, Menunggu Diangkat

Apakah Anda tertarik dengan bisnis pengangkatan Harta Karun dari Kapal Tenggelam? Indonesia adalah gudangnya. Namun, sebelum Anda memutuskan terjun di bisnis ini, berikut ini beberapa hal yang perlu Anda ketahui terkait dengan problematika pengelolaan Harta Karun di Indonesia. Dan tentunya, memerlukan klarifikasi dari Pemerintah Indonesia cq. Panitia Nasional Benda berharga asal Muatan Kapal Tenggelam (BMKT).

Pengangkatan Harta karun 
di  Belitung, Indonesia 2009 
(private doc)
Perairan Indonesia  bak museum bawah laut yang menyimpan potensi harta karun yang luar biasa. Ini adalah fakta. Dan karena itu, Pemerintah Indonesia telah membentuk  Panitia Nasional Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam (Pannas BMKT), yang  keanggotaannya terdiri dari berbagai  departemen dan instansi Pemerintah.  Diantaranya para ahli dari: Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Pendidikan /Kebudayaan, Departemen Pertahanan dan Keamanan bahkan juga Departemen Keuangan.....


Salah satu tugas dan fungsi Panitia Nasional ini selain  untuk menjaga dan mengelola potensi  kekayaan harta benda Negara bernilai sejarah itu, juga menjadi jembatan penghubung antara Pemerintah dengan pihak pengusaha/investor (swasta nasional atau pihak asing) yang berminat melakukan pengangkatan Harta Karun.

Rabu, Mei 04, 2011

Pembajak Somalia Bebaskan Pelaut Indonesia Dengan Tebusan 4,5 Juta Dolar AS

perompak somalia 
(telegraph.co.uk)
 Setelah ditawan selama 46 hari, sejak 16 Maret 2011 silam, kapal MV. Sinar Kudus milik perusahaan Pelayaran  Samudera Indonesia, akhirnya dibebaskan Minggu (1/5/2011) dengan tebusan sebesar 4,5 juta dolar AS (sekitar Rp 35 milyar) melalui proses negosiasi antara pihak perusahaan dengan para pembajak disaksikan intel dari TNI-AL. Seluruh ABK (20 orang) dilaporkan selamat dan telah kembali ke tanah air. Sebanyak 4 (empat) orang pembajak berhasil disergap dan tewas..


Selasa, Mei 03, 2011

Kapan Waktu yang Tepat untuk Menulis? Dan Apa Yang Harus Kita Tuliskan?

Menulis bisa kapan saja. Carilah tempat, waktu dan suasana yang nyaman bagi Anda. Bisa pagi-pagi setelah bangun tidur, ketika pikiran masih segar. Atau sebelum berangkat ke kantor. Bisa juga siang hari di tengah kejenuhan suasana kerja, atau ketika ada waktu istirahat. Bahkan bisa sore atau malam hari, setelah merampungkan semua pekerjaan rutin. Ada yang membiasakan diri menulis sebelum tidur, dia menuliskan segala sesuatu yang dialaminya sehari itu, sebelum berangkat keperaduan untuk bermimpi. Singkatnya, tidak ada ketentuan kapan harus menulis.

Bagaimana kalau kita bepergian keluar rumah, keluar kota bahkan ke luar negeri? Kemana pun Anda bepergian, baik direncanakan atau tidak, siapkan diri Anda dengan perlengkapan standar. Apa itu? selalu tersedia alat tulis, bloc-note, tape recorder  di dalam tas Anda. Paling tidak, selalu ada pena/pulpen, pensil dan buku catatan,  atau lembaran kertas di saku baju atau celana. Lebih baik, kalau selalu membawa notebook atau laptop. Nah, kalau kebetulan Anda sedang bepergian, amatilah apa yang menarik perhatian Anda dengan lebih seksama, berikan waktu untuk menangkap pernak-pernik dan detailnya. 

Senin, Mei 02, 2011

Mengapa untuk Bisa Menulis Perlu (banyak) Membaca?

Hubungan Menulis dengan Membaca

Banyak orang yang ingin bisa menulis dengan cepat tetapi merasa malas untuk membaca. Adakah kaitan antara menulis dengan membaca? Mengapa untuk bisa menulis (dengan baik) perlu (banyak) membaca? Bagaimana kalau saya hanya membaca apa yang memang penting dan perlu saja buat saya? Apa yang harus kita baca?

Tuhan memang menciptakan segala sesuatu itu berpasang-pasangan. Kita bisa berbicara karena kita diberi kemampuan mendengar. Apakah ketika bayi dulu, Anda pernah  belajar mendengar? Tidak, kita tidak pernah belajar bagaimana cara mendengar. Tahu-tahu kita bisa mendengar saja. Dan itu adalah anugrah (given) yang diberikan oleh Sang Maha Pemberi Kehidupan!


Banyak membaca sedari 
kecil, membantu 
meningkatkan 
kecerdasan [sethskim.com] 
Di sekolah Dasar kita belajar membaca dengan mengenal huruf-huruf (abjad) dan angka. Lalu kita ‘belajar’ menulis dengan cara menirukannya! Mari sejenak kita balik penjelasannya, apakah mungkin kita bisa menulis tanpa (terlebih dulu)  bisa membaca? 

Apa yang akan kita tuliskan, jika kita tidak mempunyai perbendaharaan (kosa kata) apapun di dalam benak kita?  Maka dengan banyak membaca, tentu saja perbendaharaan kata-kata yang dimiliki pun semakin kaya. Dalam arti, semakin banyak dan bervariasi. Perbendaharaan kata inilah yang sangat membantudalam menciptakan atau memproduksi tulisan-tulisan yang menarik bagi pembaca.


Minggu, Mei 01, 2011

Bagaimana Mulai Menulis?

Bagaimana mulai menulis? Dan apa kaitan antara menulis dengan membaca? Apa yang menyebabkan kita sering lupa dari apa yang kita baca? Mengapa kita hanya ingin membaca apa yang kita sukai saja?  

Sobat, inilah pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan oleh mereka yang sedang belajar menulis. Kali ini, saya ingin menjawabnya dengan cara yang berbeda. 

Mulailah menulis ketika kita ingin menulis! Sebaliknya,  tidak usah menulis ketika Anda sedang lelah. Saya sering membaca di beberapa blog tentang tips menulis, disebutkan bahwa kita bisa menulis dalam keadaan apa saja. Mau tidur, sedang marah, sedang mengalami kelelahan, dan lain sebagainya. 

Namun, tentu saja kita juga harus realistis dengan satu hal, bahwa sesuatu keadaan (fisik dan kejiwaan) seseorang akan mempengaruhi tulisan yang dihasilkannya. Jika kita sedang lelah, sebaiknya tidak usah dipaksakan, karena menulis dalam keadaan lelah hanya akan menghasilkan tulisan yang melelahkan untuk dibaca.

Dokumentasi Surat - Surat Nabi Muhammad SAW Untuk Para Raja

Setelah Perjanjian Hudaibiyyah Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam memiliki kesempatan untuk berdakwah yang lebih luas. Beliau mengirimkan banyak surat kepada pembesar di berbagai negeri menyeru mereka kepada Islam. Berikut ini adalah kisah tiga orang raja yang berbeda reaksinya ketika menerima surat dari Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam. Perbedaan reaksi ini berakibat pada perbedaan nasib yang mereka alami.

1- Surat Nabi SAW untuk Raja Negus (Penguasa Ethiopia)
Isi surat: Dari Muhammad utusan Allah untuk An-Najasyi, penguasa Abyssinia (Ethiopia).

Salam bagimu, sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, dan aku bersaksi bahwa Isa putra Maryam adalah ruh dari Allah yang diciptakan dengan kalimat Nya yang disampaikan Nya kepada Maryam yang terpilih, baik dan terpelihara. Maka ia hamil kemudian diciptakan Isa dengan tiupan ruh dari-Nya sebagaimana diciptakan Adam dari tanah dengan tangan Nya. Sesusngguhnya aku mengajakmu ke jalan Allah. Dan aku telah sampaikan dan menasihatimu maka terimalah nasihatku. Dan salam bagi yang mengikuti petunjuk. 

Rabu, April 20, 2011

Bagaimana Membuat Tulisan Anda Menarik?

Anggap saja sebuah Tulisan itu, seorang manusia. Maka, faktor-faktor apa yang membuat kita tertarik kepada seorang Manusia? Atau apa kira-kira yang perlu kita persiapkan supaya banyak orang yang ‘tertarik’ kepada kita? Tentu jawaban untuk pertanyaan ini bisa beragam. Dan sangat tergantung kepada maksud dan tujuannya, karena itu juga bisa menjadi sangat subjektif, tergantung selera setiap orang.

Tetapi, mari kita permudah. Kalimat ‘tergantung kepada maksud dan tujuannya’ di atas, berlaku juga dalam hal menulis. Maka, pertanyaan yang sama kita ajukan: apa sebenarnya maksud dan tujuan Anda menulis? Ingat, menulis hanyalah alat, perantara, yang digunakan seseorang untuk mengekspresikan gagasan/ide, pendapat, pikiran, opini, bahkan juga perasaan. 


Dengan mengetahui maksud dan tujuan dengan jelas, maka kita pun selayaknya menggunakan alat yang tepat, supaya maksud dan tujuan tersebut dapat ‘tersampaikan’ dengan baik. Dalam arti, apa yang diterima oleh pembaca, itulah yang dikehendaki oleh si Penulis.  

SUNDA LAND Menjawab Misteri Benua Atlantis Yang Hilang

Menyingkap Kontroversi Terbesar Sejarah Awal Peradaban Manusia

Kontroversi terbesar sepanjang sejarah peradaban manusia,  tampaknya kini mulai terungkap. Benua Atlantis seperti disebutkan Plato, Filosof Yunani, dalam bukunya Timaeus and Critias sekitar 2500 tahun silam, dari sudut pandang geologi dan spekulasi ilmiah dewasa ini, sangat mungkin adalah Sunda Land, yang sekarang kita kenal dengan Indonesia Barat (Jawa, Sumatera dan Kalimantan) hingga semenanjung Malaysia dan Thailand.  

Benua Atlantis disebut sebagai awal peradaban manusia. Penduduknya memiliki kebudayaan tinggi dan bangsa superior. Namun benua itu telah tenggelam selama ribuan tahun karena berbagai bencana alam. Yang menarik, hingga kini tidak diketahui dengan pasti dimana sebenarnya letak benua Atlantis itu? Dari sudut pandang geologis, ternyata sangat mungkin letak Atlantis justru di tataran Sunda....!


Selasa, April 19, 2011

Menulis: Kekuatan dan Kelemahannya

writerscafe.org

Menulis pada dasarnya adalah berkomunikasi. Menulis adalah suatu proses pengoperan lambang-lambang yang berarti sehingga dapat dipahami oleh pembaca (seseorang atau sejumlah orang tertentu). Sedangkan tujuan menulis adalah menyampaikan informasi, menghibur, mendidik, bahkan juga mengubah sikap, pendapat dan perilaku. Bisa juga sekadar mengungkapkan pikiran, perasaan dan ekspresi seseorang kepada pihak lain. 


Menulis adalah fungsi lain dari berbicara. Jika berbicara dilakukan melalui mulut dengan menggerakan lidah, maka menulis dilakukan dengan jari-jemari tangan menggerakkan pena atau menekan tuts papan komputer atau mesin tik. Jika Anda mengalami kesulitan menulis, maka resep praktis saya adalah: lakukanlah ia semudah Anda berbicara. 

Baiklah, masalah kesulitan menulis ini, akan saya bahas kemudian pada topik yang khusus. Kali ini, saya ingin mengupas masalah manfaat menulis. Mengapa menulis itu perlu? Apa sebenarnya manfaat menulis dan benarkah ada pula kerugian menulis? 

Kemampuan dan keterampilan menulis, jelas sangat diperlukan tidak saja di dunia akademik tetapi juga di dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam dunia akademik, kita tidak dapat menghindarkan kewajiban untuk memenuhi tugas-tugas di sekolah, tugas  perkuliahan, bahkan tugas dalam membuat dan menyusun karya tulis, makalah, skripsi, tesis hingga disertasi. Orang lain, khususnya guru, dosen, dekan dan para pihak penyelenggara pendidikan akan dengan mudah menilai kemampuan anak didik atau para mahasiswanya dengan melihat jawaban soal secara tertulis, dengan melihat atau membaca karya tulis seperti makalah dan karya-karya tulis lain yang Anda buat.


hm..what do you
think about me?
Jika Anda sering membuat karya tulis, lama kelamaan Anda akan menjadi terbiasa. Kemudian apa yang tumbuh dan menetap di dalam diri seseorang setelah ia terbiasa menulis?

Pertama, Anda akan dengan mudah mengolah pikiran dengan menganalisis suatu masalah secara teratur, logis dan runtut (sistematik).

Kedua, Anda bisa menjangkau khalayak (audiens) dalam jumlah lebih luas daripada yang bisa kita bayangkan! (Ini benar-benar fakta, karena kita tidak pernah tahu bahwa publikasi yang kita buat di jaman sekarang mudah sekali diketahui, dibaca bahkan diduplikasi dengan dukungan teknologi dalam jumlah hampir tidak terbatas di ruang yang juga nyaris tidak terbatas). Jika dengan berbicara secara lisan,  kita hanya menjangkau pendengar paling banyak satu ruang kelas atau paling banter seluas lapangan sepakbola, seperti sering kita lihat di waktu kampanye partai-partai politik. Maka, dengan menulis (apalagi dengan bantuan kemajuan internet dewasa ini), maka hampir-hampir kita tidak dapat membayangkan berapa banyak orang dari berbagai negara yang dapat membaca tulisan Anda. 

Ketiga, Anda relatif terbebas dari kendala ruang, waktu dan hambatan psikologis. Perkara kendala ruang dan waktu, kehadiran jejaring sosial (misalnya: facebook) sudah membuktikannya bahwa kendala semacam itu praktis sudah teratasi. Sedangkan kendala psikologis, jelas sekali: jika Anda seorang wanita, tidak perlu berdandan supaya  tampak cantik untuk menyampaikan pendapat dan pikiran Anda melalui tulisan. Juga tidak perlu merisaukan pakaian apa yang pantas digunakan ketika  hendak menyampaikan pesan kepada dunia secara tertulis.

Keempat, aktivitas menulis juga merupakan sarana aktualisasi diri. Maslow, pakar psikologi manajemen, mengatakan bahwa puncak kebutuhan manusia adalah aktualisasi diri, setelah mereka bisa memenuhi berbagai kebutuhan dasarnya (primary needs). Seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal (fisik) serta kebutuhan akan cinta dan kasih sayang (psikis)  terpenuhi.

Secara sosiologis, manusia memang bukan mahluk monosoliter tapi senang hidup berkelompok. Pertumbuhan jumlah penduduk dunia berikut perilaku dan pola hidup yang bervariasi adakalanya tidak selaras dengan habitat alamnya. Apalagi ketika pola hidup konsumtif yang cenderung berlebihan itu, difasilitasi oleh kemajuan teknologi, maka terjadilah kerusakan yang menyebakan semakin terbatasnya daya dukung lingkungan. Maka,  terjadilah  dinamika kelompok karena setiap individu harus berjuang untuk bisa bertahan (hidup) dengan cara berkompetisi, bersaing untuk saling mengalahkan atau bekerjasama untuk melawan musuh yang lebih besar dari dirinya.

Persaingan terjadi di segala sektor.  Tidak saja antara satu kelompok dengan kelompok yang berbeda,  tetapi bahkan diantara sesama anggota kelompoknya. Masing-masing ingin tampak menonjol, lebih kuat, lebih cantik/tampan, lebih cerdas, lebih kaya dan lebih-lebih lainnya. Salah satu sarana untuk mengaktualisasikan diri dengan cara yang lebih berlipat ganda dampaknya adalah melalui media massa.

Maka, tak heran, di jaman sekarang ini begitu banyak orang yang berani mengorbankan apa saja demi mengejar popularitas dengan berbagai cara. Seperti banyak terjadi di kalangan selebriti dan politisi kita, yang senang disorot kamera (media exposure). Begitu kuatnya hasrat meraih aktualisasi diri ini sekuat ambisi seseorang mencapai kekuasaan. Demikian pula dengan menulis. Selain pengejawantahan nilai spiritual dan idealisme, menulis juga memberikan nilai praksis yang seketika (instant) yakni popularitas. Bedanya, pendekatan melalui tulisan bisa dikatakan lebih intelektual dan elegan ketimbang sorotan kamera dan terpaan media visual lainnya. 

Kelemahan Menulis
Selain beberapa sisi kekuatan (keuntungan) dari menulis, juga terdapat sisi kelemahan (kerugian) yang patut dicermati. Berikut ini beberapa diantaranya:

Pertama,  pesan yang kita kirimkan akan kehilangan banyak nuansa emosionalnya jika dibandingkan dengan pesan secara lisan. Kita tidak bisa menangkap ekspresi wajah atau air muka Si pembicara ketika menyampaikan pesan tertulis kepada kita. Tetapi jangan khawatir, penggunaan tanda-tanda baca secara efektif, akan lumayan membantu menutup (sebagian)  kelemahan ini.

Kedua, karena sifatnya bermedia, maka respon atau umpan balik yang kita terima pun akan mengalami penundaan. Tanggapan atau reaksi dari lawan bicara kita, tidak muncul seketika karena Penerima pesan memerlukan waktu untuk mencerna atau memahami isi pesan sesuai dengan persepsinya (persepsi juga terbentuk karena latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki seseorang) . Selain itu, ia harus memformulasikan tanggapannya yang menuntut kemampuan untuk: menemukan pilihan kata yang tepat (diksi); mengatur tata kalimat yang selain layak dan pantas (etis) juga memenuhi kaidah mantik (framework of logical thinking order). Dan last but not least, yang tak kalah pentingnya adalah penekanan kepada isi dan makna tertentu yang dikehendaki si Pemberi pesan (penulisnya). Namun kehadiran digital media dan perkembangan dunia internet dewasa ini, telah memungkinkan percakapan tertulis secara langsung. 

Ketiga, setiap ‘kesalahan’  yang  kita buat dalam bentuk tertulis akan bertahan lama. Bahkan nyaris ‘abadi’ sepanjang  masa!   Sampai kita meralat, memperbaiki atau melupakannya sama sekali. Hal terakhir inilah yang seringkali mencegah kita untuk menulis sembarangan.

Sayangnya, point terakhir itu seringkali dilebih-lebihkan, diperburuk dengan tradisi dan kebiasaan-kebiasaan kita yang cenderung memperkuat gejala ‘takut salah’ ini menjadi sedemikian rupa, sehingga pada akhirnya kita tidak pernah mau menulis. Terutama yang ditujukan untuk kepentingan umum. Seperti menulis untuk konsumsi publik di situs-situs internet atau blog, media cetak seperti Suratkabar, Majalah, Buletin, Internal Magazine, Jurnal Ilmiah atau forum for professional gathering dan lainnya.

Lebih parah lagi, ternyata keengganan (lebih tepatnya: malas) menulis itu pun banyak terjadi di lingkungan akademik kita. Akibatnya, tentu saja sangat merugikan. Tingkat produktivitas karya-karya ilmiah dari para cendekiawan Indonesia di forum internasional, merupakan  salah satu indikator penting yang menunjukkan berkembang atau tidaknya ‘budaya akademik’  suatu universitas. Harus diakui, faktor inilah yang menyebabkan banyak universitas kita (di Indonesia) terpuruk! 

Kebanyakan Perguruan Tinggi kita (menurut sebuah survey) berada pada ranking ratusan atau berada pada peringkat sangat jauh jika dibandingkan dengan beberapa Universitas ternama lainnnya di luar negeri. Bahkan dari universitas-universitas di negara tetangga dekat kita. Jika pada 20-30 tahun silam, banyak mahasiswa Malaysia, Thailand dan Filipina yang menuntut ilmu di universitas-universitas terbaik di Indonesia, maka sekarang ini keadaannya terbalik: mahasiswa Indonesia lah yang lebih banyak belajar di negara-negara tetangga!

Sampai saat saya menulis di sini, saya belum melihat cara lain yang lebih baik untuk mengejar  ketinggalan itu, kecuali dengan mendorong para cendekiawan kita agar lebih produktif untuk   mempublikasikan hasil-hasil penelitan mereka yang bermanfaat bagi kemanusiaan.  Mereka harus dirangsang agar lebih banyak dan lebih sering  lagi menulis di jurnal-jurnal ilmiah yang bergengsi! Sehingga suara kita bisa ‘terdengar nyaring’ di ruangan yang lebih luas.

Pada saat yang sama, secara perlahan tetapi pasti, akan tumbuh secara alami berbagai aktivitas semarak yang akan menguji dan mengapresiasi hasil-hasil temuan, melalui berbagai bentuk kegiatan. Seperti kolokium, seminar, diskusi, dan arena lainnya. Berbagai kegiatan yang dinamis inilah yang menurut pendapat saya bisa merangsang kembali tumbuhnya tradisi ilmiah dan budaya akademik, yang akhir-akhir ini semakin surut tergerus oleh gelombang dahsyat konsumerisme (termasuk komersialisasi dunia pendidikan).

Saya menyadari, itu persoalan besar yang bagi sebagian orang adalah masalah abstrak! Tetapi saya ingin menjawabnya dengan cara yang mudah. Bahwa dalam konteks personal,  setiap kita memang bertanggungjawab bahkan dituntut (sesuai bidang dan kapasitasnya masing-masing) berbuat sesuatu  agar lingkungan kita menjadi lebih baik, lebih sehat, lebih menyejahterakan bagi sebanyak mungkin orang.  Dan ini harus ada langkah awal untuk memulainya.

Buat para akademisi, tak lain  dengan produktif menulis! Tentu saja, soal ini tidak bisa sekedar diinstruksikan atau diperintahkan, tetapi benar-benar hanya bisa dimulai dari diri sendiri. Ya, sekali lagi dari diri sendiri melalui cara mudah dan praktis menulis karya ilmiah (juga ilmiah populer), bisa dimulai dengan langkah-langkah kecil dan tindakan sederhana, seperti menulis di blog yang kini semakin menjamur di Indonesia. 

                                                               Continue Reading>>

Bagaimana Membuat Tulisan Anda Menarik? Menolak Rutinitas