Minggu, Juni 26, 2011

Pembaca yth.

Mohon maaf...karena pekerjaan (offline) saya terus-menerus menyita waktu, saya belum sempat menulis artikel yang baru untuk IndonesiaWaters. Semoga dalam waktu dekat ini, saya bisa segera terbebas dan bisa mengunjungi Anda kembali dengan  artikel-artikel yang segar.

Terimakasih atas kunjungan Anda.

Salam,
Admin

Jumat, Juni 17, 2011

Wanadri Tancapkan Pagar Di Beranda Rumah Indonesia

Pesan Dalam Botol: ''Dari Bandung Untuk Indonesia Dengan Sepenuh Cinta''                                      
                                                     
“Dari Bandung untuk Indonesia. Rumah Indonesia, rumah kita. Terdiri dari 17.504 ruangan. Itulah pulau-pulau yang terserak dalam komposisi yang asri di hamparan Nusantara. Sembilan puluh dua (92) diantaranya, berada di garis depan Indonesia. Menjadi pagar yang berbatasan dengan negara tetangga.


menggapai atap dunia
Ekspedisi Garis Depan Nusantara berhasrat mengingatkan kita  bersama  untuk menghayati kebesaran negeri tercinta, ibu pertiwi Indonesia.

Kelak, setiap warga bangsa yang bermukim terpisah di ribuan pulau, dengan mudah dapat saling mengunjungi, ketika laut di antara pulau-pulau itu telah menjadi penghubung bukan pemisah, untuk mempersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia’’.

Ekspedisi Garis depan Nusantara, Penjelajahan dan Pendataan 92 Pulau Terluar Indonesia,


PENGABDIAN SEPENUH CINTA, 2008-2010,
                                         Wanadri- Rumah Nusantara

Selasa, Juni 14, 2011

Wanadri Luncurkan Buku Pulau-pulau Terluar Indonesia: "Tepian Tanah Air"

Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung, Wanadri, malam ini memperkenalkan hasil ekspedisi "Garis Depan Nusantara" yang dikemas dalam bentuk buku berjudul "Tepian Tanah Air" 24 Pulau Terdepan Indonesia Bagian Tengah.

Acara peluncuran buku "Tepian Tanah Air" yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas, didukung oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Rencananya, dilangsungkan Selasa, 14 Juni 2011. Pukul 19.00 WIB - selesai, di Ruang Serba Guna, Galeri Nasional Jakarta, Jl. Medan Merdeka Timur, Jakarta. Keynote speaker: Ir. Jero Wacik, SE., Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI.

Bagi Anda peminat kegiatan alam terbuka, silahkan datang dan bergabung.
See you there!


 Continue Reading>>   

Wanadri Tancapkan Pagar di Beranda Rumah Indonesia     
(Penjelajahan dan Pendataan TEPIAN TANAHAIR, Pulau-Pulau Terluar Indonesia)

Sabtu, Juni 11, 2011

Keliling Indonesia Dengan Perahu Cadik, Siapa Takut?

Acara Pelepasan Pendi dari Ancol
(ekspedisibahari.wordpress.com)
Petualang Laut, Effendy Soleman (60), pada Minggu 29 Mei 2011 yang lalu, memutuskan untuk berlayar keliling Indonesia (Jakarta - Sabang - Merauke - Jakarta) menempuh jarak sekitar 9000 mil, menggunakan perahu Cadik, jenis trimaran (multi hull) bernama Katir Nusantara II. Pelayaran yang direncanakan selama 3 bulan ini, akan singgah pada setiap pelabuhan yang dilaluinya, dengan membawa serta para pemuda setempat untuk menularkan semangat dan jiwa bahari. 
effendy Soleman

Katir Nusantara II (panjang 8,5 M, lebar 6 M, dan tinggi tiang layar 10 M), selain menggunakan layar sebagai penggerak utama, juga  dibantu dua motor tempel bertenaga 15 PK. Katir dibuat oleh Dop Barr dari Carita Boat Indonesia menelan biaya sekitar Rp.335 juta (39,429.5 US Dollar)Ekspedisi Sabang-Merauke, selain didukung para pejabat juga mendapat banyak sponsor, terutama dari kalangan Media, karena memang Effendy Soleman  cukup dekat dengan lingkaran wartawan di Jakarta.

Pendi, demikian ia biasa dipanggil, bertolak dari kompleks Gelanggang Olah Raga Air, Bahtera Jaya, Ancol, Jakarta Utara, bersama Haberta Adi Pratama, Ases Roberty dari Masopala Universitas Sriwijaya, dan Syafei, pramuka Saka Bahari Jakarta. 

Pelayaran ‘nekat’ ini memang bukan pertama kali ia lakukan. Pada 1988, Pendi pernah berlayar dari Jakarta menuju Brunei Darussalam menggunakan perahu cadik tunggal, Cadik Nusantara. Setahun kemudian ia berlayar lagi mengajak 7 Cewek dari Jakarta menuju Bangka dengan nama ‘Ekspedisi Wanita Cadik Nusantara’. Dan pada 1996 ia seorang diri berlayar ke Penang, Malaysia. Terakhir, tahun 2005, ia berlayar dalam rangka memperingati setahun bencana tsunami di Aceh.

Pelayaran mantan fotografer tabloid Mutiara kali ini, seakan mengingatkan sejumlah pihak untuk ‘menghidupkan’ olah raga perahu layar di berbagai daerah di Indonesia. 

Dengan ekspedisi Sabang - Merauke, Pendi juga seakan memicu persiapan 'Sabang Regatta' (Sabang-Langkawi-Phuket) lomba layar internasional yang disponsori Departemen Pariwisata, yang digelar September mendatang, sehingga diharapkan kota Sabang (dan pulau Weh) yang merupakan wilayah di ujung paling barat Indonesia di mana terletak Kilometer NOL ini, bisa menjadi pintu gerbang utama pariwisata memasuki pulau Sumatera, Pulau Nias, dan Nanggroe Aceh Darussalam.

PEMBACA YTH,

Pembaca Yth
Selamat Datang di Blog Amatir!

Mengapa Indonesia Waters?

Pernahkah Anda berada di suatu tempat, dimana jika Anda melihat ke depan, ke belakang, ke kiri dan ke kanan, bahkan ke  sekeliling Anda, yang terlihat adalah air dan hanya air? Sepanjang mata memandang hingga jauh ke batas ufuk sana...hanya permukaan air yang (tampak) berbatasan dengan kaki langit? Ya,  itulah laut dan samudera. 

Dari titik manapun Anda berada sekarang, kemudian Anda bergerak sembarang arah,  maka pada akhirnya Anda hanya akan tiba di laut. Lautan inilah yang justru jauh lebih luas, lebih besar dari pada tanah tempat kita berpijak sekarang. Dan wilayah yang maha luas itu, masih menyimpan misteri untuk disingkap dan dieksplorasi secara optimal bagi kesejahteraan kita.

Selasa, Juni 07, 2011

Mengapa Perahu Phinisi Sanggup Menahan Gelombang Samudera?

Mengenal Konstruksi Perahu Layar Phinisi Nusantara (Bagian ke-2)

'The sea worthy ship is the one who will take care of you after you can no longer take care of her,'' kalimat itu meluncur dari Capt. Gita Ardjakusuma, Nakhoda Phinisi Nusantara ketika di wawancara wartawan 'Mutiara' sebuah penerbitan 'petualangan' yang terbit di Jakarta (Edisi 30 Juli - 12 Agustus 1986). Dan kemudian dikutip kembali oleh Kowaas (Intermasa, 19: 1995).

"Bila kita tidak lagi berdaya, kapal itulah yang akan memelihara kita para pelaut. Bagai seorang istri setia, ia akan memelihara kita walaupun kita sudah tidak berdaya'. Itulah alasan mengapa sebuah perahu layar tradisional yang dipersiapkan untuk menjelajah samudera harus benar-benar kokoh selain memiliki tingkat stabilitas yang baik.

Senin, Juni 06, 2011

Mengenal Konstruksi Perahu Layar Phinisi Nusantara

sketsa phinisi nusantara
Phinisi Nusantara adalah nama resmi yang diberikan Presiden Soeharto pada perahu Pinisi yang (ketika itu) akan mengemban tugas penuh prestise, membawa keharuman kepulauan Nusantara ke mancanegara, khususnya pada Vancouver Expo'86 di Canada, (dilanjutkan ke San Diego) Amerika Serikat. Menempuh jarak 11.000 + 1650 mil laut dalam tempo 67 hari.

Inilah satu-satunya kapal kayu (panjang 31 meter, bobot 150 ton) yang mendapatkan penghormatan militer dari kapal induk militer Amerika USS Constelation ketika Phinisi melaju di English Bay dan berpapasan dengan kapal induk berbobot mati 80,000 Ton, terbuat dari baja dengan bertenaga nuklir, yang tengah sandar di sana. Tak pelak lagi, kehadiran Phinisi telah mengundang kekaguman seluruh awak kapal yang hadir ketika itu. Mereka tak habis pikir, bagaimana mungkin sebuah kapal kayu, bisa menempuh ribuan mil dan berhasil tiba dengan selamat di pantai barat Amerika? Bagaimana sebenarnya konstruksi kapal kayu 'made in Indonesia' ini  dibuat?

Minggu, Juni 05, 2011

Cerita Lusia: Make It Simple, Start From Small Thing!


Lusia Nini Purwajati, 23 tahun adalah Penulis muda Indonesia, yang belum lama ini meraih  juara pertama pada International Youth Day Essay Contest. Sebuah kontes penulisan essay bergengsi di tingkat dunia, yang diikuti sekian banyak peserta dari berbagai negara. Gagasannya sederhana. Tetapi ia berhasil menuliskannya dengan baik. Mari kita belajar dari Lusia.

Lusia N. Purwajati
Lusia dinilai berhasil mengombinasikan anekdot personal dengan pandangan yang luas  tentang bagaimana kita bersikap sehingga dapat membantu mengubah masa depan planet (bumi) kita menjadi lebih baik. Lusia seakan ‘mengingatkan’ kita agar berpikir global dengan bertindak lokal. Berbuat sesuatu yang besar melalui tindakan kecil sehari-hari. 

Berikut ini saya kutipkan cuplikan tulisan Lusia untuk Anda dari International Youth Day Essay Contest.

By walking or cycling maybe we need 15 minutes more to get to school, but we can extend the age of our Earth. (Lusia Nini Purwajati, Indonesia).


Sabtu, Juni 04, 2011

Saatnya, Menempa Calon Pemimpin Bangsa di Laut

NOVEMBER 1999. Sekitar 200 orang telah hadir di hotel Cumberland di jantung kota London. Mereka mewakili 26 negara anggota International Sail Training Association (STI), organisasi yang mewadahi perkumpulan kapal latih tiang tinggi (Tall Ship) di seantero bumi....

Jumat, Juni 03, 2011

My Approach to Blogging

Selamat Datang di Blog Amatir!

Saya sedang belajar membuat blog. Masih "trial and error". Terus terang, lebih banyak waktu tersita bukan untuk menulis content blog ini, tetapi justru untuk mengutak-atik, bongkar pasang tentang bagaimana cara menampilkan blog yang baik, supaya lebih enak dilihat dengan navigasi yang mudah. Dalam rangka belajar itulah, seringkali saya 'tersesat' sampai pusing sendiri. Padahal, yang saya butuhkan adalah blog yang simpel saja, karena saya lebih menginginkan isi-nya yang lebih banyak, lengkap dan bermanfaat bagi Anda.