Jumat, Mei 27, 2011

Menulis Itu Candu!


Menulis itu candu. Benarkah? Jangan khawatir. Tidak ada salahnya, jika menjadi pecandu sesuatu yang tidak merusak fisik, psikis dan pikiran kita. Benar, menulis itu bak candu. Sekali Anda  menikmatinya, akan sulit Anda menghentikannya. Apa yang sesungguhnya membatasi Anda, pada akhirnya adalah soal waktu. Maka, tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai pada waktunya.    

Tidak pernah ada karya tulis manusia  yang  sempurna, selama kita berada dalam kerangka waktu. Perjalanan menggunakan waktu itulah yang memungkinkan timbulnya  perkembangan gagasan dan pemikiran seorang penulis untuk terus menerus memperbaiki karyanya. Inilah saatnya kita memahami satu-satunya batasan bagi setiap penulis, yakni deadline.


Opium Smoker
Kita pernah menyinggung selintas mengenai deadline atau  tenggat waktu yang menentukan hasil sebuah karya tulis. Baiklah, kita lanjutkan tentang apa itu tenggat waktu. Ada satu hal yang penting diketahui di dalam industri penerbitan media massa dan wajib dihormati oleh Penulis maupun Penerbit. Bahkan saking dihormatinya, ia acapkali disebut sebagai Dewa. Ia bukanlah para Bos atau pimpinan di suatu perusahaan penerbitan, tetapi justru deadline!

Maka, jika selama ini Anda merasa menjadi manusia bebas, yang bisa berbuat sekehendak hati, tetapi faktanya, tetap saja Anda tidak bisa terbebas dari kerangka waktu. Inilah sesungguhnya yang mengendalikan  kita dalam menulis!

Karena itu, jangan pernah mengira ada karya tulis manusia yang benar-benar tanpa cela, bebas kritik atau sempurna karena Penulisnya dibatasi oleh kemampuan untuk mengisi kepalanya (dengan beragam informasi, bahan ajar dan berbagai literatur terkait) kemudian  mentransmisikan gagasan yang ada di dalam pikirannya melalui susunan kalimat tertulis, serta dalam tekanan waktu yang terbatas! Inilah yang kemudian disajikan kepada kita setiap hari melalui berbagai media cetak, seperti: suratkabar, tabloid, majalah, buletin dan buku-buku baru. Juga berlaku di semua media massa dan media online serta digital media. Seperti Radio, Televisi dan Suratkabar, situs web di internet yang bekerja secara teratur, terorganisir, terjadwal dan terencana dalam siklus 1x24 jam dalam sehari.

Menulis Apa?


Kita tinggalkan dulu sejenak mereka yang bekerja secara profesional di media. Bagi Anda yang benar-benar baru mulai belajar, seringkali bingung tentang apa yang mau dituliskan. Menulis apa? Menulis bisa tentang apa saja yang menurut pertimbangan Anda menarik dan bermanfaat diketahui Pembaca. Tentu saja, yang terbaik mulailah dari materi yang paling Anda kuasai dan yang paling membuat Anda bergairah melakukannya.


Saran berikut ini mungkin bisa membantu  Anda: Pertama, jangan pedulikan pendapat orang! Kedua, teruslah menulis selagi ada waktu. Ketiga, jangan takut salah sepanjang Anda merasa yakin, karena menulis sebenarnya merupakan proses pertukaran gagasan untuk mengetahui dan menemukan kebenaran.

Jauh lebih baik Anda ‘mencoba-dan-salah’ daripada tidak mencoba sama sekali. Dan setelah mencobanya, Anda akan bisa merasakan kenikmatannya. Jika Anda mengirimkan tulisan ke media cetak seperti Surat Kabar atau Majalah, Anda bisa merasakan bagaimana 'sensasi' yang timbul ketika melihat nama Anda tercetak, di bawah atau di atas nama karya tulis Anda.

ekspresi orgasme (?)
Seperti apa rasa nikmatnya? Seorang teman seniman mengatakan, kenikmatannya setara dengan orgasme! Jadi, jika Anda baru terjun ke dunia tulis menulis, maka segera kejarlah dia. Dan inilah yang membuat Anda ketagihan bak menghirup candu, yang dosisnya terus meningkat.

Semakin sering menulis, akan semakin besar tuntutan untuk menulis yang lebih baik, yang kadar (kualitasnya) terus meningkat. Tidak hanya dituntut dari diri Anda, tetapi juga dari Pembaca Anda, mereka menghendaki peningkatan itu, berupa materi yang lebih dalam, lebih kuat, lebih menarik dan lebih bermanfaat. Tulisan yang baik   meninggalkan bekas yang kuat di dalam pikiran dan jiwa seseorang. Pembaca pun tidak suka dengan materi yang bertele-tele, terkesan ecek-ecek gak ada apa-apanya.

Untuk memperoleh kualitas semacam itu, Anda butuh jam terbang! Memerlukan latihan dan upaya yang terus-menerus, yang bisa menyita waktu Anda. Inilah sebenarnya harga yang harus dibayar! Dan karena itu, tidak banyak Orang yang berani mempertaruhkan nasibnya pada dunia menulis yang (di Indonesia ini) belum banyak diketahui nilai komersialnya.

Namun seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi berbasis Teknologi Informasi dewasa ini, pandangan itu perlahan-lahan terkikis dan mengalami perubahan. Kini dunia Jurnalistik semakin mendapatkan tempat yang istimewa. Dan profesi sebagai penulis mulai dihargai dengan nilai komersial yang menjanjikan. Semoga terinspirasi!

Tidak ada komentar: