Showing posts with label OCEANIA. Show all posts
Showing posts with label OCEANIA. Show all posts

Wednesday, May 02, 2012

Kapan Seharusnya Seorang Nahkoda Meninggalkan Kapal?

(blog.mirror.co.uk)


Oleh:  Capt. Gita Arjakusuma, mantan Direktur Operasional PT. Andhika  Lines, 
Nahkoda Phinisi Nusantara.

Sekitar jam 21.30 tanggal 13 Januari 2012, terasa hentakan keras pada lunas kapal ‘Costa Concordia’ kapal pesiar mewah dengan bobot 114.000 Ton milik pengusaha Italia itu. Kemudian kapal mulai terkulai miring disertai rembesan air menerobos masuk. Tidak beberapa lama terdengar melengking tiupan peluit yang disusul suara dari pengeras suara “Abandon Ship! Abandon Ship! Abandon Ship!.
Peristiwa  terjadi di dekat pulau Giglio di depan pantai Tuscan.  

Musibah ini mengakibatkan  13 orang tewas dan 21 lainnya masih dinyatakan hilang, disertai kerusakan pada kapal yang cukup parah. Kapal terperosok dengan kondisi miring di atas batu karang. 

Dengan kondisi seperti ini pihak asuransi kapal, mungkkin saja akan menyatakan sebagai, ’Total Lost’ apabila diperhitungkan biaya mengapungkan  dan renovasinya akan lebih besar dari insured value kapal tersebut.

Thursday, July 07, 2011

Keputusan Presiden RI tentang Panitia Nasional Harta Karun



KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2007
TENTANG
PANITIA NASIONAL PENGANGKATAN DAN PEMANFAATAN
BENDA BERHARGA ASAL MUATAN KAPAL YANG TENGGELAM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:

Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono
a. bahwa kekayaan laut termasuk Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam merupakan sumber daya sejarah, budaya, ilmu pengetahuan, dan ekonomi yang pemanfaatannya perlu dikelola untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dan pembangunan nasional;

b. bahwa Panitia Nasional pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam yang dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 107 Tahun 2000 dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan, baik dari segi tugas, fungsi, maupun susunan organisasinya;


Monday, May 16, 2011

Beberapa Usulan dan Solusi Pengelolaan Harta Karun (BMKT)

Bagian (3) Ketiga: 
Harta Karun di Perairan Indonesia, Menunggu Diangkat


the heritage (portalunesco.org)
Kegiatan pengangkatan Harta Karun  bawah laut (istilah resminya: Benda berharga asal Muatan Kapal yang Tenggelam/BMKT) di perairan Indonesia, pada kenyataanya tidaklah selalu mudah dan berjalan lancar. 


Masih  terjadi kesimpangsiuran di dalam pelaksanaannya. Baik di kalangan Pengusaha /Investor BMKT itu sendiri maupun antara Pengusaha dengan  Panitia Nasional (Pannas) BMKT serta pihak-pihak terkait lainnya. Berikut ini beberapa usulan dan solusi dalam pengelolaan Harta Karun, yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:

Pertama, perlu lokakarya nasional diantara para Pengusaha/Investor dengan berbagai instansi Pemerintah, lembaga/institusi lain yang terkait dengan masalah BMKT. Tujuannya adalah untuk memahami pedoman dalam pengusahaan BMKT sebagai landasan berpijak bagi mereka yang tertarik berusaha di sektor ini. Selain itu, juga sebagai upaya sosialisasi bagaimana melaksanakan bisnis harta karun yang notabene juga merupakan warisan sejarah dan budaya.

Wednesday, May 11, 2011

Harta Karun di Perairan Indonesia dan Problematikanya

Bagian ke-2 : Harta Karun di Dasar Laut Perairan Indonesia, Menunggu Diangkat

Apakah Anda tertarik dengan bisnis pengangkatan Harta Karun dari Kapal Tenggelam? Indonesia adalah gudangnya. Namun, sebelum Anda memutuskan terjun di bisnis ini, berikut ini beberapa hal yang perlu Anda ketahui terkait dengan problematika pengelolaan Harta Karun di Indonesia. Dan tentunya, memerlukan klarifikasi dari Pemerintah Indonesia cq. Panitia Nasional Benda berharga asal Muatan Kapal Tenggelam (BMKT).

Pengangkatan Harta karun 
di  Belitung, Indonesia 2009 
(private doc)
Perairan Indonesia  bak museum bawah laut yang menyimpan potensi harta karun yang luar biasa. Ini adalah fakta. Dan karena itu, Pemerintah Indonesia telah membentuk  Panitia Nasional Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam (Pannas BMKT), yang  keanggotaannya terdiri dari berbagai  departemen dan instansi Pemerintah.  Diantaranya para ahli dari: Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Pendidikan /Kebudayaan, Departemen Pertahanan dan Keamanan bahkan juga Departemen Keuangan.....


Salah satu tugas dan fungsi Panitia Nasional ini selain  untuk menjaga dan mengelola potensi  kekayaan harta benda Negara bernilai sejarah itu, juga menjadi jembatan penghubung antara Pemerintah dengan pihak pengusaha/investor (swasta nasional atau pihak asing) yang berminat melakukan pengangkatan Harta Karun.

Wednesday, April 20, 2011

SUNDA LAND Menjawab Misteri Benua Atlantis Yang Hilang

Menyingkap Kontroversi Terbesar Sejarah Awal Peradaban Manusia

Kontroversi terbesar sepanjang sejarah peradaban manusia,  tampaknya kini mulai terungkap. Benua Atlantis seperti disebutkan Plato, Filosof Yunani, dalam bukunya Timaeus and Critias sekitar 2500 tahun silam, dari sudut pandang geologi dan spekulasi ilmiah dewasa ini, sangat mungkin adalah Sunda Land, yang sekarang kita kenal dengan Indonesia Barat (Jawa, Sumatera dan Kalimantan) hingga semenanjung Malaysia dan Thailand.  

Benua Atlantis disebut sebagai awal peradaban manusia. Penduduknya memiliki kebudayaan tinggi dan bangsa superior. Namun benua itu telah tenggelam selama ribuan tahun karena berbagai bencana alam. Yang menarik, hingga kini tidak diketahui dengan pasti dimana sebenarnya letak benua Atlantis itu? Dari sudut pandang geologis, ternyata sangat mungkin letak Atlantis justru di tataran Sunda....!


Tuesday, April 19, 2011

Banyak Negara Yang Mengklaim Atlantis, Kini Peluang Indonesia

SUNDA LAND Menjawab Misteri Benua ATLANTIS yang Hilang (2) 

 benteng di dasar laut  diduga
reruntuhan atlantis

Pendapat Oppenheimer (1999) dan Santos (2005) bagi sebagian para peneliti adalah kontroversial dan mengada-ada. Tentu kritik ini adalah hal yang wajar dalam pengembangan ilmu untuk mendapatkan kebenaran. 

Beberapa tahun ke belakang, pendapat yang paling banyak diterima adalah seperti yang dikemukakan oleh Kircher (1669) bahwa Atlantis itu berada di tengah-tengah Samudera Atlantik sendiri, dan tempat yang paling meyakinkan adalah Pulau Thera di Laut Aegea, sebelah timur Laut Tengah.


Pulau Thera yang dikenal pula sebagai Santorini adalah pulau gunung api yang terletak di sebelah utara Pulau Kreta. Sekira 1.500 SM, sebuah letusan gunung api yang dahsyat mengubur dan menenggelamkan kebudayaan Minoan...

Hasil galian arkeologis menunjukkan bahwa kebudayaan Minoan merupakan kebudayaan yang sangat maju di Eropa pada zaman itu, namun demikian sampai saat ini belum ada kesepakatan di mana lokasi Atlantis yang sebenarnya.

Setiap teori memiliki pendukung masing-masing yang biasanya sangat fanatik dan bahkan bisa saja Atlantis hanya ada dalam pemikiran Plato.  Perlu diketahui pula bahwa kandidat lokasi Atlantis bukan hanya Indonesia, banyak kandidat lainnya antara lain: Andalusia, Pulau Kreta, Santorini, Tanjung Spartel, Siprus, Malta, Ponza, Sardinia, Troy, Tantali, Antartika, Kepulauan Azores, Karibia, Bolivia, Meksiko, Laut Hitam, Kepulauan Britania, India, Srilanka, Irlandia, Kuba, Finlandia, Laut Utara, Laut Azov, Estremadura dan hasil penelitian terbaru oleh Kimura's (2007) yaitu menemukan beberapa monument batu dibawah perairan Yonaguni, Jepang yang diduga sisa-sisa dari peradaban Atlantis atau Lemuria.


Peluang Pengembangan Ilmu 

monumen bawah laut
 diduga reruntuhan atlantis
(newprophecy.com)
Adalah fakta bahwa saat ini berkembang pendapat yang menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang dianggap ahli waris Atlantis yang hilang. Untuk itu kita harus bersyukur dan membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya adalah merupakan pusat peradaban dunia yang misterius.

Bagi para arkeolog atau oceanografer modern, Atlantis merupakan obyek menarik terutama soal teka-teki di mana sebetulnya lokasi benua tersebut dan karenanya menjadi salah satu tujuan utama arkeologi dunia.

Jika Atlantis ditemukan, maka penemuan tersebut bisa jadi akan menjadi salah satu penemuan terbesar sepanjang masa. Perkembangan fenomena ini menyebabkan Indonesia menjadi lebih dikenal di dunia internasional khususnya di antara para peneliti di berbagai bidang yang terkait. Oleh karena itu Pemerintah Indonesia perlu menangkap peluang ini dalam rangka meningkatkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peluang ini penting dan jangan sampai diambil oleh pihak lain.

Kondisi ini mengingatkan pada Sarmast (2003), seorang arsitek Amerika keturunan Persia yang mengklaim telah menemukan Atlantis dan menyebutkan bahwa Atlantis dan Taman Firdaus adalah sama. Sarmast menunjukkan bahwa Laut Mediteranian adalah lokasi Atlantis, tepatnya sebelah tenggara Cyprus dan terkubur sedalam 1500 meter di dalam air.

‘Penemuan’ Sarmast, menjadikan kunjungan wisatawan ke Cyprus melonjak tajam. Para penyandang hibah dana penelitian Sarmast, seperti editor, produser film, agen media dll mendapat keuntungan besar. Mereka seolah berkeyakinan bahwa jika Sarmast benar, maka mereka akan terkenal; dan jika tidak, mereka telah mengantungi uang yang sangat besar dari para sponsor.

Santos (2005) dan seorang arkeolog Cyprus sendiri yaitu Flurentzos dalam artikel berjudul: ”Statement on the alleged discovery of atlantis off Cyprus” (Santos, 2003) memang menolak penemuan Sarmast. Mereka sependapat dengan Plato dan menyatakan secara tegas bahwa Atlantis berada di luar Laut Mediterania

Pernyataan ini didukung oleh Morisseau (2003) seorang ahli geologis Perancis yang tinggal di pulau Cyprus. Ia menyatakan tidak berhubungan sama sekali dengan fakta geologis. Bahkan Morisseau menantang Sarmast untuk melakukan debat terbuka. 

Namun demikian, usaha Sarmast untuk membuktikan bahwa Atlantis yang hilang itu terletak di Cyprus telah menjadikan kawasan Cyprus dan sekitarnya pada suatu waktu tertentu dibanjiri oleh wisatawan ilmiah dan mampu mendatangkan kapital cukup berasal dari para sponsor dan wisatawan ilmiah tersebut. 

Demikian juga dengan letak Taman Eden, sudah banyak yang melakukan penelitian mulai dari agamawan sampai para ahli sejarah maupun ahli geologi jaman sekarang. Ada yang menduga letak Taman Eden berada di Mesir, di Mongolia, di Turki, di India, di Irak dsb-nya, tetapi tidak ada yang bisa memastikannya.

Penelitian yang cukup konprehensif berkenaan dengan Taman Eden diantaranya dilakukan oleh Zarins (1983) dari Southwest Missouri State University di Springfield. Ia telah mengadakan penelitian lebih dari 10 tahun untuk mengungkapkan rahasia di mana letaknya Taman Eden. Ia menyelidiki foto-foto dari satelit dan berdasarkan hasil penelitiannya ternyata Taman Eden itu telah tenggelam dan sekarang berada di bawah permukaan laut di teluk Persia.

Hingga saat ini, letak dari Atlantis dan Taman Eden masih menjadi sebuah kontroversi, namun berdasarkan bukti arkeologis dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti, menunjukkan kemungkinan peradaban tersebut berlokasi di Samudera Pasifik (disekitar Indonesia sekarang). Ini menjadi tantangan para peneliti Indonesia untuk menggali lebih jauh, walaupun banyak juga yang skeptis, beranggapan bahwa Atlantis dan Taman Eden tidak pernah ada di muka bumi ini.

Penutup
Gulf of Atlantis
Peluang pengembangan ilmu sebenarnya telah direalisasikan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui 'International Symposium on The Dispersal of Austronesian and the Ethnogeneses of the People in Indonesia Archipelago, 28-30 Juni 2005 yang lalu. 

Salah satu tema dalam gelaran tersebut menyangkut banyak temuan penting soal penyebaran dan asal usul manusia dalam dua dekade terakhir. Salah satu temuan penting dari hasil penelitian yang dipresentasikan dalam simposium tersebut adalah hipotesis adanya sebuah pulau yang sangat besar terletak di Laut Cina Selatan yang kemudian tenggelam setelah Zaman Es.

Menurut Jenny (2005), hipotesis itu berdasarkan pada kajian ilmiah seiring makin mutakhirnya pengetahuan tentang arkeologi molekuler. Salah satu pulau penting yang tersisa dari benua Atlantis jika memang benar, adalah Pulau Natuna, Riau, Indonesia.

Berdasarkan kajian biomolekuler, penduduk asli Natuna diketahui memiliki gen yang mirip dengan bangsa Austronesia tertua. Bangsa Austronesia diyakini memiliki tingkat kebudayaan tinggi, seperti bayangan tentang bangsa Atlantis yang disebut-sebut dalam mitos Plato.

Ketika Zaman Es berakhir, yang ditandai tenggelamnya 'benua Atlantis', bangsa Austronesia menyebar ke berbagai penjuru. Mereka lalu menciptakan keragaman budaya dan bahasa pada masyarakat lokal yang disinggahinya. Dalam tempo cepat yakni pada 3.500 sampai 5.000 tahun lampau kebudayaan ini telah menyebar. Kini rumpun Austronesia menempati separuh muka bumi.

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa asal usul Taman Eden (manusia modern) dan hilangnya benua Atlantis sangat berkaitan dengan kondisi geologi khususnya aktivitas tektonik lempeng dan peristiwa Zaman Es.

Lost City of Atlantis 
(zaffnews.com)
Perubahan iklim yang drastis di dunia, menyebabkan berubahnya permukaan laut, kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Zaman Es memberi ruang yang besar kepada perkembangan peradaban manusia yang amat besar di Sundaland

Pada saat itu suhu bumi amat dingin, kebanyakan air dalam keadaan membeku dan membentuk glasier. Oleh karena itu kebanyakan kawasan bumi tidak sesuai untuk didiami kecuali di kawasan khatulistiwa yang lebih panas.

Di antara kawasan ini adalah wilayah Sundaland dan Paparan Sahul serta kawasan di sekitarnya yang memiliki banyak gunung api aktif yang memberikan kesuburan tanah. Dengan demikian keduanya memiliki tingkat kenyamanan tinggi untuk berkembangnya peradaban manusia.

Adapun wilayah lainnya tidak cukup memiliki kenyamanan berkembangnya peradaban, karena semua air dalam keadaan membeku yang membentuk lapisan es yang tebal. Akibatnya, muka laut turun hingga 200 kaki dari muka laut sekarang.

Wilayah Sundaland yang memiliki iklim tropika dan memiliki kondisi tanah subur, menunjukkan tingkat keleluasaan untuk didiami. Kemungkinan pusat peradaban adalah berada antara Semenanjung Malaysia dan Kalimantan, tepatnya sekitar Kepulauan Natuna (sekitar laut China Selatan) atau pada Zaman Es tersebut merupakan muara Sungai yang sangat besar yang mengalir di Selat Malaka menuju laut China Selatan sekarang. Anak-anak sungai dari sungai raksasa tersebut adalah sungai-sungai besar yang berada di Pulau Sumatera, dan Pulau Kalimantan bagian Barat dan Utara.

Kemungkinan kedua adalah Muara Sungai Sunda yang mengalir di Laut Jawa menuju Samudera Hindia melalui Selat Lombok. Hulu dan anak-anak sungai terutama berasal dari Sumatera bagian Selatan, seluruh Pulau Jawa, dan Pulau kalimantan bagian Selatan.

not found on google earth 
(universetoday.com)
Oleh karena itu klaim bahwa awal peradaban manusia berada di wilayah Mediterian patut dipertanyakan. Sebab pada masa itu kondisi iklim sangat dingin dan beku, lapisan salju di wilayah Eropa dapat menjangkau hingga 1 km tebalnya dari permukaan bumi. Keadaan di Eropa dan Mesir pada masa itu adalah sama seperti apa yang ada di kawasan Artik dan Antartika sekarang ini.

Kawasan Sundaland pada saat itu walaupun memiliki suhu paling dingin sekalipun, tetap dapat didiami dan menjadi kawasan bercocok tanam kerena terletak di sekitar garisan khatulistiwa. 

Lebih menarik lagi, dengan muka laut yang lebih rendah, pada masa itu Sundaland adalah satu daratan benua yang menyatu dengan Asia dan terbentang membentuk kawasan yang amat luas dan datar. Apabila bumi menjadi semakin panas dan sebagian daratan Sundaland tenggelam daerah ini tetap dapat didiami dan tetap subur.

Di sisi lain kenyamanan iklim dan potensi sumberdaya alam yang dimiliki wilayah Sundaland, juga dibayangi oleh kerawanan bencana geologi yang begitu besar akibat pergerakan lempeng benua seperti yang dirasakan saat ini. 


Kejadian gempabumi, letusan gunung api, tanah longsor dan tsunami yang terjadi di masa kini juga terjadi di masa lampau dengan intensitas yang lebih tinggi seperti letusan Gunung Toba, Gunung Sunda dan gunung api lainnya yang belum terungkap dalam penelitian geologi.

pull nets at Sunda strait coast
(taken recently by ronald agusta)
Instansi yang terkait diharapkan dapat berperan menangkap peluang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk mengungkap fenomena Sundaland sebagai Benua Atlantis yang hilang maupun sebagai Taman Eden

Paling tidak peranan instansi tersebut dapat memperoleh temuan-temuan awal (hipothesis) yang mampu mengundang minat penelitian dunia untuk melakukan riset yang komprehensif dan berkesinambungan..

Keberhasilan langkah upaya mengungkap suatu fenomena alam akan membuka peluang pengembangan berbagai sektor diantaranya adalah sektor pariwisata. 

Kemampuan manajemen kepariwisataan yang baik, suatu kegiatan penelitian berskala internasional artinya hipotesis penelitian yang dibangun dapat mempengaruhi wilayah dunia lainnya, akan berpotensi menjadi kegiatan wisata ilmiah yang dapat menghasilkan devisa negara andalan dan basis ekonomi masyarakat seperti yang telah dinikmati oleh Mesir, Yunani, Cyprus dll.

.

Thursday, April 07, 2011

GAMBARU: Cermin Ketegaran Bangsa Jepang Menghadapi Tsunami

Sejarah menunjukkan, bangsa Jepang tidak memerlukan waktu lama untuk memulihkan dirinya dari kesulitan. Seperti yang mereka tunjukkan pada pasca Perang Dunia ke-2, ketika negeri ini mengalami kehancuran luar biasa, setelah  pihak militer sekutu, dipimpin Amerika Serikat  menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Kemudian mereka bangkit kembali membangun negerinya sehingga menjadi sebuah negara maju dan disegani di dunia internasional.  Bahkan menjadi bangsa dengan ekonomi terkuat di dunia.  

Japanese Samurai
(cellinifinegifts.com) 
Apa rahasianya? Rouli Esther Pasaribu, Mahasiswi Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Jepang, menulis kesan yang menarik tentang bagaimana sikap mental dan karakter umumnya orang Jepang dalam menghadapi kesulitan yang paling berat sekalipun, Berikut ini, saya muat tulisan Esther untuk Anda.
 “Terus terang saja, satu kata yang benar-benar memuakan jiwa raga setelah tiba di Jepang dua tahun lalu adalah : GAMBARU alias berjuang mati-matian sampai titik darah penghabisan......

Muak habis, sumpah, karena setiap kali bimbingan sama profesor, kata-kata penutupnya selalu : motto gambattekudasai (ayo berjuang lebih lagi), taihen dakedo, isshoni gambarimashoo (saya tahu ini sulit, tapi ayo berjuang bersama-sama), moto  kenkyuu shitekudasai (ayo membuat penelitian lebih dan lebih lagi).


Thursday, March 24, 2011

Harta Karun di Dasar Laut Perairan Indonesia, Menunggu Diangkat !


emas batangan  foto:twitter@allthingsbus

Berbagai catatan dan dokumen sejarah menyebutkan, bahwa sejak abad ke-7 hingga abad ke-19 perairan Nusantara telah menjadi kuburan bagi bangkai kapal-kapal yang tenggelam. Mereka berasal dari kapal-kapal dagang Cina (dari berbagai dinasti), kapal-kapal Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), Belanda, Portugis, Spanyol, Inggris, dan Jepang. Serta kapal-kapal lainnya. 

Sudah ribuan kapal mengalami  nasib buruk sampai akhirnya karam karena berbagai sebab, seperti: tak kuasa menghadapi badai dan cuaca buruk; kurangnya pengetahuan navigasi geografis pelayaran sehingga kapal menabrak karang atau gosong-gosong; atau sebab lainnya seperti kapal –kapal tersebut menjadi sasaran perompak dan/atau terjadinya peperangan. 

Wednesday, March 16, 2011

Gempa Bumi dan Tsunami, Pengalaman Dari Bengkulu (2)

Earthquake devastated Bengkulu
Bagian ke-2 dari tulisan pertama: 
Pengalaman Berada di Lokasi (Terdekat) Pusat Gempa Bumi

Gempa terjadi pukul 18.10 WIB. 
Pukul 18.30. Keadaan mulai tenang. Meski gempa susulan masih kerap terjadi hampir setiap 15 menit, namun kekuatannya menurun. 


Sebenarnya, ketika itu, saya dalam perjalanan mencari tempat penginapan, setelah menghadiri suatu pertemuan di sebuah Kantor Badan Usaha Milik Daerah di Provinsi Bengkulu, Sumatera Selatan. Rencananya, pertemuan akan dilanjutkan besok pagi.

Jadi, ketika keadaan mulai tenang, kami pun melanjutkan niat semula: mencari hotel. Tetapi apa yang terjadi?   Justru mereka yang menginap di hotel-hotel  berhamburan keluar meninggalkan hotel. Tidak terkecuali para pengelolanya. Maka, malam itu, terpaksa kami ‘menginap’ di pinggir jalan.

Rupanya kami tidak sendirian, tampak orang-orang bergerombol di pinggir-pinggir jalan. Mereka mengeluarkan kendaraan dan seluruh barang-barang berharga lainnya dari dalam rumah. Menghindar dari reruntuhan pilar, atap atau apa saja yang bisa roboh sewaktu-waktu.

Tuesday, March 15, 2011

Pengalaman Berada di Lokasi (Terdekat) Pusat Gempa Bumi

Tahukah Anda seperti apa gempa bumi berkekuatan 8,9 Skala Richter yang melanda negeri Sakura, Jepang belum lama ini?

Saya tidak tahu. Tetapi, saya pernah mengalami (melihat, merasakan dan berada di lokasi ) gempa terbesar berskala 7,9 SR ketika terjadi di Bengkulu, Sumatera Selatan, pada 12 September 2007.

"Bengkulu pernah dua kali diguncang gempa besar yaitu pada 2000 dengan kekuatan 7,3 SR dan pada 2007 hingga 7,9 SR yang merobohkan ribuan rumah penduduk, menelan puluhan korban jiwa dan kerugian mencapai ratusan miliar rupiah" (kompas.com).

Juga gempa-gempa kecil susulan pasca tsunami ketika saya bertugas di Banda Aceh. Sudah begitu banyak gambaran yang bisa kita saksikan bagaimana luluh lantak dan porak porandanya gedung-gedung, ataupun karya manusia yang berada di muka bumi ini yang hancur digoyang gempa. Namun, sedikit sekali gambaran psikologis yang benar-benar bisa kita rasakan dari mereka yang menjadi korban. Anda tidak akan pernah tahu, sampai Anda mengalaminya sendiri.


Saturday, March 12, 2011

Turut Berduka Cita Atas Musibah Tsunami di Jepang

Pray For Japan

Hinomaru
Turut berduka cita kepada seluruh warga masyarakat Jepang atas musibah Tsunami menyusul terjadinya gempa bumi pada 11 Maret 2011 yang telah menelan korban sebanyak 28,000 jiwa. 

Musibah ini telah merenggut jiwa orang-orang yang kita cintai. Selain itu, ribuan orang telah menderita luka-luka dan kehilangan harta bendanya....

Tidak ada yang bisa memahami betapa berat peristiwa ini untuk dihadapi, kecuali oleh mereka yang telah mengalaminya. Dan kami memahami, sebagaimana kami mengalami musibah yang sama pada 26 Desember 2004 silam di Banda Aceh-Nias, Indonesia, di mana hampir 300.000 jiwa telah menjadi korban dan jutaan orang telah kehilangan anggota keluarganya. 


Tsunami Birds View

Bagaimana bencana tsunami terjadi di permukaan laut? 
Berikut animasi tsunami yang menghancurkan Banda Aceh, Indonesia, 26 Desember 2004 
(Part 3)

Tsunami Flat

Bagaimana bencana tsunami terjadi di permukaan laut? 
Berikut animasi tsunami yang menghancurkan Banda Aceh, Indonesia, 26 Desember 2004 
(part 2)


Tsunami Sphere...Watch This!

Bagaimana bencana tsunami terjadi di permukaan laut? 
Berikut animasi tsunami yang menghancurkan Banda Aceh, Indonesia, 26 Desember 2004 
(part 1)