Rabu, Juni 18, 2014

Menimbang Capres Prabowo - Jokowi

Head to Head Prestasi 


                                     Jadwal Debat, Waktu, Media Penyelenggara, dan Tema

Prabowo
1.Debat Capres-Cawapres I9 Juni 2014 SCTV, Indosiar, Berita Satu. Pembangunan, Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih dan Negara Hukum.

2 . Debat Capres I 15 Juni 2014 Metro TV dan Bloomberg Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial

Jokowi
3. Debat Capres II 22 Juni 2014 TV One, Politik Internasional dan Ketahanan Nasional

4. Debat Cawapres 29 Juni 2014 RCTI dan MNC, Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Iptek

5. Debat Capres-Cawapres II 5 Juli 2014 TVRI dan Kompas TV, Pangan, Energi dan Lingkungan


DEBAT Capres Putaran kedua yang digelar Minggu (15/06) malam, mengundang perbincangan hangat di berbagai tempat. Pro – kontra bermunculan. Namun, bagaimana sebenarnya prestasi kedua capres ini? Berikut ini prestasi kedua Capres di bidang masing-masing.


Rabu, Juni 04, 2014

Bangsa Budak!

                                                 Oleh: Peter A. Rohi
Muriel Pearson, perempuan Amerika begitu cinta negeri ini. Dalam bukunya Revolt in Paradise, ia menuliskan kisah yang dialaminya sendiri dalam Pertempuran di Surabaya, November 1945, Muriel yang dikenal dengan nama samaran Ktoet Tantri mengibaratkan Sang Pembebas Perbudakan, Abraham Lincoln, sedang berjalan-jalan di kota, di mana rakyatnya sedang berjuang merebut kembali dan mempertahankan kebebasan yang baru saja mereka peroleh.

Muriel Pearson
Kita memang baru saja merdeka. Agen Polisi Ferdinand Nainggolan nekad mengibarkan bendera merah putih di Surabaya. Moh. Jassin memproklamirkan berdirinya Korps Polisi Istimewa untuk menjamin keamanan bagi rakyat. Tapi Sekutu mendaratkan kembali Belanda dan Surabaya seketika berubah bagai bara panas.

Soemarsono dan Munthalib mendirikan Pemoeda Repoeblik Indonesia untuk menghadang gerak Sekutu, dokter Angka Nitisastro melatih palang merah, Soengkono membentuk tentara, Alexander Abineno dan Soesetyo Mahdi merebut kapal perang Jepang. Putri – putri bergabung dengan laskar rakyat di dipimpin Lukitaningsih. Oemi Kalsoem memimpin perempuan Arab, sedang Sophia Elisabeth Sijun dan Francisca Fanggidae memimpin perempuan-perempuan Indonesia Timur yang tidak (bisa) ikut mengungsi.