Selasa, Mei 03, 2011

Kapan Waktu yang Tepat untuk Menulis? Dan Apa Yang Harus Kita Tuliskan?

Menulis bisa kapan saja. Carilah tempat, waktu dan suasana yang nyaman bagi Anda. Bisa pagi-pagi setelah bangun tidur, ketika pikiran masih segar. Atau sebelum berangkat ke kantor. Bisa juga siang hari di tengah kejenuhan suasana kerja, atau ketika ada waktu istirahat. Bahkan bisa sore atau malam hari, setelah merampungkan semua pekerjaan rutin. Ada yang membiasakan diri menulis sebelum tidur, dia menuliskan segala sesuatu yang dialaminya sehari itu, sebelum berangkat keperaduan untuk bermimpi. Singkatnya, tidak ada ketentuan kapan harus menulis.

Bagaimana kalau kita bepergian keluar rumah, keluar kota bahkan ke luar negeri? Kemana pun Anda bepergian, baik direncanakan atau tidak, siapkan diri Anda dengan perlengkapan standar. Apa itu? selalu tersedia alat tulis, bloc-note, tape recorder  di dalam tas Anda. Paling tidak, selalu ada pena/pulpen, pensil dan buku catatan,  atau lembaran kertas di saku baju atau celana. Lebih baik, kalau selalu membawa notebook atau laptop. Nah, kalau kebetulan Anda sedang bepergian, amatilah apa yang menarik perhatian Anda dengan lebih seksama, berikan waktu untuk menangkap pernak-pernik dan detailnya. 

Apa Yang Harus Kita Tulis?

Tuliskan apa saja, fakta dan data penting yang Anda temukan, lihat, dengar dan Anda rasakan sehari-hari. Jika Anda mengunjungi suatu tempat yang baru, tanyakan pada diri sendiri dan atau orang-orang di sekitar itu, mengapa sesuatu (yang menarik perhatian Anda) itu bisa atau tidak bisa berjalan? Bagaimana caranya supaya hal yang Anda lihat itu, menjadi lebih baik? Catatlah point-point yang penting saja, yang menurut Anda perlu diketahui pembaca.

Sesampai di rumah, segera tuliskan topik atau objek yang menarik perhatian Anda itu. Apa kesan pertama yang melintas di benak Anda? Biarkan, pendapat Anda keluar sekehendak hati, tanpa harus menyensornya. Biarkan kata-kata Anda hadir, meluncur dan tertuang secara tertulis, biarkan ia menjadi serangkaian kalimat.

Biasanya, sekali sebuah kata muncul dalam benak, kemudian Anda tuliskan, maka kata tersebut akan merangsang hadirnya kata atau kalimat susulan yang mendukung, memperkuat atau sebaliknya menegasikan (menolak) atau bertentangan dengannya. Biarkan mereka hadir sebanyak mungkin, kata demi kata akan tampak saling berkejaran. Sepanjang apa dan sejauh mana kalimat yang muncul itu, sangat tergantung kepada sekuat apa dan sejauhmana Anda memikirkannya. Maka, kemudian lihatlah! Kata demi kata hadir bergelora bak deburan besar gelombang di tengah lautan, kemudian berarak menuju pantai menyisir pasir dengan rapi. Itu artinya, Anda telah menyelesaikan satu alinea. Anda bisa melanjutkan lagi, dengan satu pokok pikiran yang mendukung atau memperkuat pokok pikiran sebelumnya.

Sekali lagi, untuk memulai sebuah tulisan, maka resep dasarnya adalah: jangan takut salah. Biarkan saja apa adanya. Tidak usah disensor! Singkirkan dulu semua penilaian baik atau buruk yang ada di dalam pikiran kita. Biarkan pikiran liar kita berimajinasi semau dan sesuka hati Anda. Dengan kata lain, kejarlah dulu KUANTITAS nya tanpa harus memikirkan soal KUALITAS.

Alinea
Setelah Anda mendapatkan beberapa tumpukan kalimat, cobalah disusun menurut pokok-pokok pikiran yang sesuai dengan kehendak Anda. Beberapa kumpulan kata atau kalimat kunci inilah yang kemudian dikembangkan ke dalam sejumlah kalimat tersendiri. Dan jika sebuah pokok pikiran sudah mendapatkan penjelasan yang memadai, itu artinya Anda telah menyesaikan sebuah alinea. 

Sebuah alinea pada intinya adalah satu pokok pikiran. Gunakan alinea yang pendek-pendek saja, maksimal 20 -25 kata dalam satu alinea.  Setelah terkumpul beberapa alinea, biasanya kita terhenti dengan sendirinya. Itulah saatnya Anda memasuki tahap penyuntingan (editing).

Sekarang Anda mulai berlatih menulis untuk orang lain, untuk pembaca. Tuliskan sebuah pokok pikiran kemudian uraikan dia melalui berbagai rangkaian kata untuk memperjelas ide atau gagasan yang tertuang pada pokok-pokok pikiran tersebut.

Berikan penjelasan yang bisa dipahami oleh orang yang paling awam. Setelah tersusun beberapa pokok pikiran, dan setelah pokok-pokok pikiran tersebut diperkuat dengan kata, data dan fakta yang mendukung, yang kita temukan di lapangan (lihat catatan di bloc note Anda) maka langkah selanjutnya:  Cobalah Anda berlari dari satu alinea ke alinea berikutnya. Naik turun. Dari awal kembali ke akhir, baca berulang-ulang,  tambah lagi, buang atau potong lagi, demikian seterusnya.

Jadikan kamus dan buku-buku referensi sebagai kawan setia yang selalu berada di dekat Anda. Gunakan kamus untuk mengonfirmasi setiap ejaan, istilah, atau nama-nama asing secara akurat berikut makna yang dikandungnya. Jangan memberi kesempatan kepada orang lain atau pembaca untuk melihat kesalahan ejaan atau kesalahan dalam penulisan nama atau istilah tersebut.
       
Ingatlah, jarang sekali ada tulisan yang sifatnya langsung jadi (fit to print/to publish). Sekalipun dibuat oleh penulis terkenal sekaliber JK. Rowling dengan ‘Harry Potter’ nya yang best-seller itu. Mereka yang terbiasa menulis, terbiasa juga dengan penyuntingan. Masalahnya, tentu saja jika tidak ada draft naskah awal, tidak ada pula yang bisa disunting (edit) kemudian. Maka pekerjaan mencoba dan salah, write and rewrite, bongkar pasang kata atau susunan kalimat, merupakan bagian dari proses menulis yang harus dan akan Anda lalui di kemudian hari.

Sekian dulu tips kali ini.
Salam,

                                                                          Continue Reading>>

Tidak ada komentar: