Kamis, Agustus 04, 2011

Team Players, Penentu keberhasilan Yang Sering Dilupakan

Sering kita temukan, sekumpulan tenaga ahli  yang direkrut dari berbagai bidang, dalam mengerjakan suatu proyek ternyata hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Kurang atau bahkan tidak ada greget-nya dan berakhir begitu saja. Sia-sia.Tidak berdampak signifikan dalam mengubah sesuatu. Lebih sering lagi, kenyataan ini tidak hanya terjadi di dalam berbagai proyek sosial non fisik, tetapi juga di lingkungan bisnis. 

Nah, setelah semua persyaratan lengkap, seperti: peralatan, tenaga ahli dan pendanaan yang memadai, lantas mengapa masih saja hasilnya tidak memuaskan?.Apa yang salah?  


Tahukah Anda, kesulitan apa sebenarnya yang paling berat dirasakan para anggota suatu kelompok dalam mengerjakan suatu proyek bersama? Ternyata bukan hanya perkara teknis pekerjaan, tetapi kendala terbesar justru karena urusan hubungan manusia. 


Hubungan manusia yang buruk,  bisa berbentuk relasi antar personal  yang terganggu, kurang harmonis, kehilangan kemampuan untuk menempatkan diri pada keadaan orang lain (empati), bahkan terjadinya gesekan emosi yang menyebabkan melemahnya semangat tim kerja serta kurangnya minat untuk saling menghargai diantara rekan kerja. 

Mereka yang sering disebut para ahli ketika dikumpulkan untuk menggarap suatu proyek belum menjamin hasil yang memuaskan. Kelompok yang terbentuk tersebut tidak hanya berasal dari bidang keahlian yang sama, tetapi juga dari beragam keahlian yang berbeda. 

Pada saat inilah, sebetulnya kita membutuhkan orang-orang yang tidak hanya cakap dalam keahliannya masing-masing  tetapi sekaligus juga pandai beradaptasi memainkan peranannya  di dalam sebuah kerja bersama.     


Apa Itu Team Player?
Team Players adalah aktivitas yang dilakukan sekelompok orang (lebih dari dua orang) yang bekerja bersama (bekerjasama) untuk mencapai hasil yang diinginkan bersama.

team players lebih efektif
dibangun melalui simulasi permainan
Team Players adalah tenaga penggerak dari sebuah kegiatan, sehingga menghasilkan kerjasama yang harmonis. Kelompok yang harmonis, cenderung lebih berhasil dari pada yang tidak harmonis meskipun kelompok (yang tidak harmonis) itu terdiri dari para anggota yang secara teknis lebih hebat. Dengan kata lain, sekelompok orang-orang bodoh yang kompak, bisa bekerja dengan hasil yang lebih bagus mengalahkan kumpulan orang pintar yang tidak memiliki kohesivitas. 


Team players lah yang ‘menghidupkan’ sebuah kegiatan bersama. Ia menjadi perekat antar anggota, ia menjadi pendorong setiap orang untuk bertindak melebihi apa yang dimilikinya. Ia menjadi pemacu semangat sehingga seseorang mampu melampaui keterbatasan dirinya.

Mengapa Team Players Penting dan Perlu? 
Team Players penting untuk memperoleh kekuatan berlipat ganda (dibandingkan yang bisa dilakukan oleh satu orang)  sehingga mendapatkan hasil/dampak yang lebih besar, lebih kuat, lebih menarik, dan lebih baik dengan waktu yang lebih cepat.

Team player  mulai diperlukan, ketika sekelompok orang telah sepakat untuk menjalankan suatu aktivitas  bersama dengan target yang jelas dan telah dipahami bersama yang didalam operasional pelaksanaannya memerlukan berbagai keahlian/keterampilan untuk menyelesaikannya.   

Kapan Dibutuhkan dan Dimana Team Player berada? 
Team Players ada di mana-mana di dalam berbagai kegiatan. Apakah bidang usaha, aktivitas sosial, olah raga, kesenian, pertunjukan, bahkan unjuk rasa seperti demonstrasi pun membutuhkan kekompakan. 

Bagaimana suatu Team Player terbentuk? 


Team Players bisa terbentuk dengan berbagai cara: apakah diciptakan dengan sengaja atas dasar sukarela, bisa juga terjadi dengan sendirinya (alami) bahkan bisa dibentuk secara paksa.

Di dalam dunia bisnis, team player adalah sekelompok orang yang berada pada satu unit, divisi, bagian, atau satu team work yang sifatnya temporer, yang dibentuk dengan tujuan yang jelas sesuai dengan keinginan Pimpinan di dalam unit usaha atau perusahaan tersebut.
Kelompok ini dapat diciptakan di setiap bagian di dalam sebuah organisasi bisnis atau bisa juga dipecah ke dalam unit bagian yang lebih kecil dan/atau sebaliknya.  Misalnya, di bagian Penjualan/Marketing: dibentuk team kecil yang bertugas melakukan negosisasi, mempersiapkan legal draft suatu kontrak penjualan atau kelompok yang secara khusus menangani keluhan pelanggan dan layanan purna jual. Ketika mereka berinteraksi dengan para pelanggan yang membutuhkan pelayanan prima, maka akan terasa pentingnya keselarasan yang saling mendukung antar unit/sub unit kerja sehingga setiap pelayanan dapat diselesaikan daam waktu yang singkat..

kekompakan meningkatkan
kekuatan
Demikian halnya untuk bagian/divisi lainnya. Seperti di bagian Operasional. Kegiatan operasional pada dasarnya dilaksanakan secara bertahap, terencana dan terprogram. Team Player adalah perekat yang menghubungkan tidak saja  intra kelompok tetapi juga antar kelompok, sehingga aktivitas secara keseluruhan mencapai keselarasan dalam meningkatkan  efektivitas dan efisiensi. Hal tersebut hanya mungkin tercipta dari adanya kelompok kerja yang kompak.

Pembentukan Team players hendaknya disesuaikan dengan karakteristik aktivitasnya. Dan ini bisa berbeda untuk setiap jenis/bidang usaha.  Analogi yang bersifat mekanis dari sebuah team players adalah ibarat sebuah kendaraan: mobil, motor, sepeda,  dll. Maka kendaraan yang dinilai bagus adalah kendaraan yang dapat berjalan dengan akselerasi yang baik (cepat), tetapi mengonsumsi bahan bakar yang rendah, memiliki body kuat, aman dikendarai dan nyaman ditumpangi.  

Maka, untuk memenuhi tuntutan konsumen seperti itu, jelas dibutuhkan kekompakan perpaduan antara: desain yang indah, yang  aerodinamis, mesin yang tangguh, akselerasi yang cepat, body yang menawan dan ketika ditumpangi terasa nyaman dan aman. Produk semacam itu, tercipta dari seorang atau beberapa orang 'arsitektur' yang memahami benar bagaimana karakteristik masing-masing bagian dari sebuah kendaraan. Penambahan atau pengurangan kualitas dari  beberapa bagian itu, menghasilkan apa yang disebut tuntutan komersial dengan harga produk yang bervariasi.

Anda dapat mengamati suatu tim Olahraga yang tampil sebagai juara sebuah pertandingan. Selain individual skill yang menonjol melebihi lawannya, juga karena mereka sanggup mengendalikan permainan! Dan pengendalian permainan hanyalah mungkin jika diantara mereka memiliki kekompakan bermain sebagai team. 

Kapan Team Players harus  Dibentuk? Team players harus segera dibentuk, jika sekelompok orang telah sepakat untuk melakukan suatu kegiatan. Team players adalah para pemain atau aktor utama yang menentukan keberhasilan sebuah kelompok usaha. Mereka adalah para eksekutor di lapangan yang memahami benar apa yang dikehendaki di meja rapat para manajer. 

team players penentu kemenangan
Team Player hendaknya segera dibentuk, setelah tujuan perusahaan ditetapkan. Sasaran dan Target sudah diketahui. Team Player lah yang melakukan eksekusi di lapangan. Mereka pula yang menentukan keberhasilan suatu sasaran dan target yang dicapai. 
  
Pembentukan Team Players sangat ditentukan oleh jenis, bentuk dan sifat dari kegiatan (bisnis, olahraga, pertempuran, permainan). Dan penentu kemenangan tim juga sangat ditentukan oleh karakter para pemainnya.  Karakter individu di dlam tim, bisa merangsang timbulnya gairah,  membangkitkan motivasi  dan meningkatkan determinasi kelompok.

Apa Persayaratan yang diperlukan?


1. Tujuan, sasaran, dan target, harus terlebih dahulu ditetapkan secara jelas dan dapat dipahami oleh seluruh anggota team.

2. Setiap anggota team harus memiliki komitmen, disiplin dan bertanggungjawab terhadap masing-masing penugasan yang telah ditentukan oleh Team Leader.

3. Setiap anggota harus mendapat  ‘ruang’ dengan batasan toleransi yang tegas.  Ruang gerak bagi masing-masing anggota tim dimaksudkan untuk mengembangkan potensi,  kreativitas dan inovasi, yang bisa memberikan kontribusi di dalam menentukan kemenangan tim. Dan bukan sekadar menunjukkan keahlian individu.

Beberapa Tips  Membentuk Team Players

Para perancang permainan/sutradara termasuk Team Leader, harus memahami benar karakter angora tim, termasuk individual skill para anggotanya, kemudian memadukan dan mengarahkan kelebihan masing-masing dengan tujuan mencapai kemenangan bersama.

bekerjasama bisa dilakukan
dengan sukarela atau terpaksa
Seorang Tim Leader adalah jenderal lapangan. Tugas utamanya adalah membangkitkan semangat dan motivasi seluruh anggotanya, dengan menunjukkan langsung bagaimana sesuatu harus dilakukan. Ia adalah patron. Karena itu, ia harus mampu membangkitkan setiap anggota dengan berbagai cara.

Metode dan cara yang persuasif cenderung lebih disukai anggota tim ketimbang cara koersif. Para anggota tim dapat mengikuti kehendak Tim Manajer dengan sukarela atau terpaksa.  Tetapi, yang terbaik adalah dengan senang hati.

Para manajer Tim harus mengetahui dan memahami state of minds dan impuls psikologis dari para pemain serta kemana arah kecenderungan perilaku seseorang di dalam tim.

Metode ganjaran dan pengasingan, cenderung lebih diterima oleh para pemain ketimbang reward and punishment.  Ganjaran harus terkait dengan: tumbuhnya rasa kebanggaan individu dan kebanggaan Tim. 

Rekrutmen


Meskipun Tim Player sebaiknya berada dalam satu kelompok usia/generasi yang sama, tetapi tidak tertutup kemungkinan sebuah tim yang bagus bisa terwujud antar generasi  dengan usia yang berbeda.

Tim Player juga tidak harus berasal dari latar belakang lingkungan dan pendidikan/pelatihan yang sama. Tetapi untuk bidang kegiatan tertentu, setiap anggota Tim memang harus memenuhi kualifikasi persyaratan individual. Kualifikasi termasuk tetapi tidak terbatas pada; aspek fisik, psikis, tetapi juga keterampilan/keahlian. 


Salah satu aspek penting bagi anggota tim adalah kesediaan untuk berbagi, untuk memahami situasi orang lain dalam lingkup kebersamaan, untuk bersedia memberikan jalan bagi kawan yang lebih mampu atau lebih siap mengambil tugas dan peran kita. Demikian sebaliknya, seorang pemain tim harus bekerja penuh inisiatif dalam menambal kelemahan anggota lain kemudian membantu atau mengambil alih posisi dan tanggungjawabnya tanpa  merasa mengalahkan atau meremehkan peran anggota tim lainnya. Dan semua ini berlangsung dalam proses kerja yang menyenangkan.  


Sebelum terlibat di dalam sebuah kelompok kerja, setiap anggota tim harus terlebih dulu memiliki kesediaan (predisposisi) untuk menerima kehadiran orang lain dengan asumsi bahwa anggota lain akan memperkuat tim. Harus ada salah satu anggota team yang bisa menghidupkan suasana dan mencairkan hubungan yang dingin diantara anggota lainnya di dalam kelompok. 


Perilaku anggota di mata orang lain bisa dinilai sebagai perilaku kelompok. Ini memang generalisasi yang keliru, tetapi begitulah persepsi orang-orang di luar tim. Mereka selalu tertarik menilai sebuah tim dengan menggunakan jalan pintas yang mudah. Meskipun hal itu tidak selalu benar. Karena itu, segera lepaskan sikap-sikap egoistis, mau menang sendiri, merasa lebih hebat dari orang lain, khususnya ketika Anda menjadi bagian dari sebuah tim kerja.


Selamat  Bermain (dalam Tim).

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Subhanallah ...

Barangsiap memberi pengajaran kebaikan, terlebih diterima dan diamalkan oleh orang lain, maka pahalanya insya Alloh senantiasa mengalir selama impact kebaikan itu terus mengalir. Amin.


Salam,
Endra

Semy Havid mengatakan...

Yth. Pak Endra.

Aamiin. Terimakasih atas apresiasi dan komentar pak Endra, semoga menjadi amal dan bekal akhirat, tidak saja bagi penulisnya tetapi juga sekaligus bagi pembacanya.

Salam.