SUN TZU vs ZHENG HE
Dalam teori Leadership
syarat utama dari seorang pemimpin adalah
Keteladanan, sehingga bagi seorang calon pemimpin sepatutnyalah mempelajari sifat-sifat keteladanan dari para pemimpin pendahulunya.
Zheng He |
Sejak bersekolah di sekolah
dasar kita yang berada di Nusantara
diperkenalkan dengan banyak tokoh-tokoh legendaris penjelajah lautan. Terutama dari barat seperti Columbus, Vasco da Gama, Ferdinand de
Magellan, Captain James cook dan lainnya tanpa memperhatikan apa inti dari misi
penjelajahan tersebut.
Di era globalisasi, masyarakat
dunia menyadari dengan bertambahnya penduduk diperlukan penguasaan wilayah
dengan segala macam sumber alam yang diperlukan bagi kelangsungan hidupnya, yang kemudian melahirkan bermacam strategi perluasan penguasaan kekuatannya
dengan cara “ Hard power policy atau Soft power policy”.
Kita tidak boleh melupakan
sejarah bahwa sebenarnya teori Soft Power diplomasi pernah dilaksanakan pada waktu 600 tahun yang
lalu dari tahun 1405 s/d 1433i ekspidisi armada laut china pada kurun waktu kekuasan dinasti Ming yang melibatkan 317 kapal
beserta 27.000 awak kapalnya yang dipimpin oleh seorang muslim yaitu laksamana Zheng
he (haji Ma he) yang menyinggahi 33 Negara di asia selatan sampai ke Afrika, sehingga ada
beberapa pakar sejarah maritim barat yang menyimpulkan bahwa benua Amerika telah diketemukan 70 tahun lebih
dahulu oleh para pelaut china sebelum
kehadiran Columbus ke sana.
Perbedaan yang sangat
mencolok yang penting dan mendasar bahwa
penjelajahan maritime pelaut-pelaut
Eropa waktu itu bertujuan untuk melakukan kolonisasi, menduduki dan menguasai tanah milik orang lain dan menjarah wilayah yang disinggahi. Untuk itu, mereka tidak segan melakukan perampokan dan pembantaian kejam sampai pemusnahan suku-suku suatu bangsa.
Selama
7 kali pelayarannya, Zheng He selalu berusaha
tampil dengan penuh persahabatan. Ia selalu bersikap ramah mendahulukan
usaha damai dengan penguasa yang disinggahi dengan memperkenalkan pertukaran
budaya dan perniagaan dengan kesamaan hak yang adil.
Kini muncul paradigma baru dari
tokoh-tkoh Pemerintah China dalam menunjukan supremasinya dibidang
kekekuatan senjata maupun ekonomi. Apakah
dengan teori hard power policy seperti
yang dilakukan oleh bangsa Mongolia atau
cara Turki Ottoman yang pernah menguasai Asia sampai Eropa, namun kemudian
hancur karena keserakahan nya
sendiri.
Pada masa kini sudah
terlihat bagaimana Amerika serikat
tengah berusaha keras, sejak presiden Barrack Obama muncul ia memilih stategi Soft power diplomacy
untuk mempertahankan hegemoninya sebagai Negara super power.
Sementara China
tengah memikirkan alternatif baru, yang selama hampir 2600 tahun
menggunakan stategi yang
brilliant baik dalam memenangi peperangan maupun persaingan bisnis dengan
mengutamakan teory ”Sun Zi Bing Fa atau The Sun tzu art of war” dan mengubahnya dengan ‘The Zheng he art of
Colaboration” yang kemudian disebut sebagai 'The Zheng He Spirit'.
Zheng He Spirit pada intinya menekankan antara lain:
1. Penghayatan yang luas tentang toleransi beragama, bahwa
semua agama didunia patut saling menghormati. Ini terlihat dari para
anak buah armadanya selain yang beragama Islam dan Khong huchu juga ada
juga aliran Mazu penganut dewa laut yang memuja dewa Tianfei untuk meminta keselamatan dalam pelayarannya.
2. Secara politik dinasti Ming berupaya menunjukan
supremasinya tanpa harus menggunakan kekerasan dan kekuatan senjata, bahkan
berusaha menciptakan perdamaian wilayah
dengan membantu Negara kecil untuk tidak diinvasi dan dijarah oleh Negara asing
yang lebih kuat. Seperti mengingatkan
Siam (Thailand) untuk tidak menginvasi MALAKA dan juga mengingatkan Malaka untuk
tidak berperang dengan Sriwijaya dan
Samudra Pasai.
3.
Secara Diplomasi mempromosikan bahwa bangsa Cina adalah sesama saudara dengan
bangsa lainnya. Zheng He menciptakan rasa persaudaraan dan kekeluargaan dalam suasana perdamaian
yang harmonis dengan mengundang utusan berbagai Negara untuk mengunjungi
dinasti Ming.
4.
Secara ekonomi membangun suasana yang aman
bagi jalur perdagangan di perairan Asia dan Afrika dengan cara perniagaan yang saling menguntungkan kedua belah
pihak dan menyingkirkan unsur-unsur yang merugikan dengan
cara menumpas habis para pembajak laut
yang tadinya didominasi oleh orang Monggol yang dipimpin oleh Chen Zuyi.
5.
Di bidang kebudayaan memelihara dengan baik
protokol dan etika dalam cara berkonsiliasi dengan penduduk setempat dalam pertukaran budaya, dengan
saling memberikan cendera mata berupa keramik, sutra dan lainnya dan bagaimana
pula secara bersahabat sebagian anak buahnya ikut menyebarkan agama Islam di
Nusantara sehingga kita menjadi paham
bahwa masuknya agama Islam selain dari Hadramaut/Persia, Gujarat/India juga
dari usaha para pelaut Islam dari armada
Zheng he yang berbaur dan berasimilasi dengan penduduk setempat. Mereka mendirikan mesjid, seperti yang terjadi di daerah Simongan /Semarang klenteng Sam Poo Kong itu asalnya adalah sebuah mesjid didekat goa batu
tempat mualimnya Zheng he yaitu Wan Jin
Hong (Dampo Awang). Awalnya dia bermaksud beristirahat karea tidak dapat meneruskan pelayaran karena sakit, kemudian menikah dengan wanita penduduk
setempat. Pada akhir hayatnya jazadnya
dimakam kan disitu. Namun pada era kolonial Belanda, dengan politik adu domba setelah terjadinya
pemberontakan Cina di Batavia, tanah tersebut diserahkan kepada
seorang kaya Yahudi bernama Johanes yang
malah mengharuskan keturunan Wan jin Hong untuk membayar pajak yang sangat
mahal bila ingin meneruskan peribadatan disana.
.
The Shun Tzu Art of War yang
intinya How to be the Winner dengan cara “kenalilah musuhmu sebaimana engkau
mengenali diri mu sendiri’’ pada Dinasti Ming kemudian diubah dengan The Zheng he Spirit yaitu Win
and Win Solution kenalilah mitramu sebagai saudaramu sendiri.
TUJUH EKSPEDISI ARMADA
DINASTI MING KE ASIA DAN AFRIKA.
PELAYARAN WAKTU PELABUHAN SINGGAH
1 1405 -1407 Champa,java,Palembang, Malaca,Samudra Pasai.
Aru, Lambri,
Ceylon,Quilon,Kollam.
2 1407 -1409 Champa,Java,Siam,Cochin,Ceylon,Calicut.
3 1409 – 1411 Champa,Java,Malaca,Samudra Pasai,Ceylon,
Quilon,Cochin
Calicut,Siam,Lambri,Kayal Coimbatore,Putanpur
4 1413 -1415 Champa,Kelantan,Pahang,Java,Palembang,
Malaca,Samudra
Lambri,Ceylon,cochin,Calicut,Kayal,Hormuz,
Maldives,mogadisu
Malindi,Aden,Muscat,Dhofar.
5 1417 – 1419 Champa,Pahang,Java, Malaca, Samudra Pasai Lambri,Bengal,Ceylon,
Sharwayn,Cohin,Cochin,Calicut,Hormuz,Maldives,mogadisu
Barawa,malandi,Aden,
6 1421 -
1422
Champa,Bengal,Ceylon,Calicut,Cochin, Maldive,Hormuz,
Dhofar,aden,Mogadisu,
7 1430 -1433 Champa,JAVA,Palembang,Malaca, Samudra
Andaman,nicobar,
Bengal,Ceylon,Calicut Hormuz,Aden,Gambali,Bengal,maldive,
Dhofar,Lassa,Aden,Mecca,Mogadisu,Brava
PERJALANAN HIDUP ZHENG HE
Zheng He ( Ma He) lahir tahun 1371 di kampung Hedai/Kunyang, provinsi
Yunan. Ayahnya seorang Muslim
Milijin (haji Ma Mazhi , Ma sebutan bahasa China untuk Muhamad) cucu
buyut dari keturunan Persia Sayyid Ajall
Shamsuddin yang bermigrasi melalui jalur
‘Jalan sutra’ pada tahun 1070 dan tinggal di daerah perbatasan Uzbek-Xinjiang di
era dinasti Song.
Pada usianya yang ke 11 terjadi penyerbuan oleh oleh pasukan dinaqsti Ming yang ingin merebut kembali
daerah Yunnan dari cengkraman bangsa MONGGOL. Dalam pertempuran tersebut
ayahnya terbunuh dan Ma he ikut ditawan
dan dikebiri untuk dijadikan pelayan kerajaan. Karena kesetiaan dan
kegigihannya, dia tumbuh sebagai pemuda yang berbadan tegap dengan tinggi
sekitar 2.1 M dan mendapat pendidikan kemiliteran.
Pada tahun 1402 terjadi
perebutan kekuasaan oleh pangeran Yan
Zhu Di dimana Ma He sangat berjasa dalam setiap pertempuran membantu Yan Zhu Di
yang kemudian bergelar kaisar Yong le dan Ma He diberikan penghargaan dengan
penambahan nama ZHENG yang kemudian oleh
penduduk Nusantara lebih dikenal sebagai laksamana Cheng Ho seorang muslim.
Zheng he dalam pelayaran-pelayarannya selalu mengutamakan perdamaian, persahabatan dan dialog berdasarkan pada
lima azas yaitu REN (perikemanusiaan)
.YI (persahabatan) LI (kesopanan/kesusilaan) ZHI (kebijaksanaan) dan XIN (saling percaya).
Atau
kebijakannya:
AA:Allegiance in Authority: Kesetiaan pada pimpinan
BB: Band
of Brothers : Ikatan persaudaraan kerja sama dalam satu team
CC: Care
for Crew : Kepedulian dan perhatian
terhadap semua awak kapalnya
DD: Doing
due Diligence : Melakukan secarai tuntas atas pelaksanaan misi
utamanya
EE:
Embracing the Eternal: Pengakuan dan
percaya kepada Tuhan yang maha kuasa.
Pada usia 32
tahun, dia memimpin 7 kali Ekspedisi selama 28 tahun (1405 – 1433) dengan
ARMADA 317 kapal , yang 62 diantaranya berukuran 134,56,13 M berkekuatan 27.000 orang. Ini bukanlah suatu tugas yang mudah
tanpa berbekal mental dan karakter
patriotik seorang Pemimpin Pelaut sejati yang layak mendapat kehormatan untuk diingat kembali dan
dijadikan teladan.
Pelayaran-pelayaran uhibah ini sebetulnya tidak didukung penuh oleh semua pejabat kerajaan, karena
dalam kehidupan berpolitik selalu muncul kondisi Pro dan Kontra. Zheng He meninggal dalam pelayaran terakhirnya dari
Calicut. Konon jenazahnya di semayamkan di laut sehingga makamnya yang
berada di Nan jing itu hanya berisi bekas pakaiannya.
Sepennggalnya, kemudian terjadi
perobahan policy dari kaisar berikutnya
dengan kebijakan politik “TUTUP PINTU” untuk menghentikan misi-misi muhibahnya, karena
dianggap pemborosan uang kerajaan. Ketika itu diibaratkan proyek itu seperti “ Memberikan batu kumala tapi yang didapat hanya batu bata” dan kapal-kapanya dibiarkan mangkrak
dipelabuhan Tiongkok Selatan tanpa perawatan, sebagian dipreteli kayunya dipakai untuk membangun klenteng dan kayu bakar.
(Gita Ardjakusumah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar