Gugusan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara |
Siapa pemiliknya? Pulau-pulau itu, kini dimiliki secara pribadi para konglomerat di
Bahkan, seorang ‘Raja Judi’ di Jakarta dikabarkan memiliki 13 buah pulau di
Gugusan Kepulauan Seribu hanya beberapa mil saja letaknya dari Ibukota. Hanya karena pusat kota Jakarta terpisahkan oleh lautan, kepulauan nan indah ini luput dari perhatian. Jika musim kemarau, acapkali penduduk asli di beberapa pulau itu mengalami kesulitan air bersih, sanitasi yang buruk, pantai yang kotor.
Berbeda dengan beberapa pulau yang dihuni bukan oleh penduduk asli tetapi oleh para pendatang, tampak bersih dengan pelabuhan-pelabuhan kecil. Daratan seluas lapangan sepak bola berikut pantai-pantainya yang landai, kini semakin banyak yang dimiliki dan dikuasai secara pribadi.
sebuah resort di kepulauan seribu (source:poskota.co.id) |
Kalau di daratan, katakan depan rumah Anda saja, ada garis sempadan. Di jalan raya ada trotoar yang disediakan bagi pejalan kaki, ada ruang yang disediakan bagi kepentingan orang-orang yang berlalu lalang. Tetapi sangat disayangkan, banyak pantai di Pulau Seribu yang tidak menerapkan hal itu. Akibatnya, kalau Anda mau ke pulau-pulau di
pulau-pulau ini, milik siapa? |
Mengapa segan? Anda menjadi khawatir dermaganya rusak, mungkin juga Anda harus membayar kepada penjaganya atau dengan pertimbangan tidak ingin mengganggu privacy pemiliknya, alasan-alasan itu sudah cukup membuat Anda segan masuk ke sana. Keadaan semacam ini, tentu saja bisa melunturkan animo orang-orang untuk pergi ke laut dan mendapatkan shelter yang mudah bagi kapal-kapal kecil yang sedang berlayar. Terkadang kita merasakan seolah-olah kita tidak berada di negeri sendiri.
Dari pengamatan dan perbincangan sehari-hari di warung kopi, akhirnya kita menjadi tahu; ada pulau yang harganya murah, sedang dan mahal. Bahkan tidak sedikit, pulau-pulau yang terlarang dimasuki.
Di wilayah barat
Lain halnya kalau Anda naik lebih ke utara lagi, sampai kira-kira sejauh 40 kilometer dan menemukan Pulau Bira, Pulau Pantara, Pulau Sepa, Pulau Matahari, dan Pulau Genteng. Jika Anda, tergolong rakyat biasa, jangan berharap bisa masuk ke
Sepertinya, belum ada komitmen yang tegas untuk melaksanakan peraturan undang-undang: bahwa sebuah pulau itu memiliki ruang publik dan berfungsi sosial. Ataukah memang benar bahwa kepentingan umum sudah dikalahkan oleh uang? Yang jelas, ternyata bisa segelintir orang, secara pribadi memiliki dan menguasai pulau-pulau di gugusan Kepulauan Seribu. Perilaku serupa itu, cuma disaingi oleh para big boss raja narkoba Amerika Latin yang berkepentingan untuk mengamankan wilayahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar