Kisah Persahabatan Nabi Yakub dengan Malaikat Pencabut Nyawa
Dalam suatu hikayat, diceritakan tentang persahabatan nabi Yakub dengan seorang Malaikat yang ditugaskan Tuhan untuk mencabut nyawa manusia. Kedua mahluk Tuhan ini dikenal bersahabat. Mereka konon, seringkali tampak bercakap-cakap.
Suatu hari datanglah berkunjung Sang Malaikat ke rumah Yakub, yang segera menyambutnya dengan sukacita.
Namun di dalam hati Yakub, ada ganjalan pertanyaan, yang ia coba utarakan kepada sahabatnya itu.
‘’Apakah kedatangan mu ini untuk mencabut nyawaku atau sekedar berkunjung?’’ tanya Yakub.
‘’Sekedar berkunjung,’’ ujarnya.
Seperti biasa, pembicaraan selanjutnya adalah laksana percakapan dua orang sahabat. Dan sang malaikat pun pamit untuk pulang.
Beberapa waktu kemudian, ia kembali berkunjung ke rumah sahabatnya itu, yang disambut Yakub dengan pertanyaan awal seperti biasa.‘’Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku atau…?’’
‘’Sekedar berkunjung,’’ ujarnya.
Maka dengan rasa lega Yakub segera membalas: ‘’Baiklah, sahabatku. Apakah engkau sudi memberi tahuku terlebih dulu, jika suatu saat Tuhan meminta engkau mencabut nyawaku?’’ Yakub berharap.
‘’Ya, aku tidak keberatan. Pada saatnya nanti, akan datang dua atau tiga utusan untuk memberitahumu,’’ujarnya. Tidak berapa lama, ia pun pamit.
jalan hidup terkadang berkabut |
Seperti biasa, Yakub mengajukan pertanyaan awal:
‘’Apakah kedatangan mu untuk mencabut nyawaku atau sekedar berkunjung?’’
‘’Mencabut nyawa mu,’’ balas malaikat dengan tenang.
Yakub terperangah. ‘’Bukankah engkau mengatakan akan mengirimkan dua atau tiga utusan sebelum mencabut nyawaku?’’
‘’Engkau benar. Dan sudah datang kepadamu tiga utusan.’’
‘’Oh, begitu. Siapakah dia….???’’
‘’Pertama, rambutmu yang dulu hitam sekarang sudah memutih (uban).
Kedua, dadamu yang dulu tegap sekarang sudah bungkuk.
Dan ketiga, badan mu yang dulu sehat kuat, sekarang lemah tak berdaya,’’ kata nya.
Ah, Yakub terkesima. Rupanya itulah yang dimaksud Malaikat dengan tiga utusan yang datang kepadanya.
Maka, ia pun segera mempersiapkan dirinya menghadap yang Maha Kuasa dengan tenang, wajahnya tersenyum memancarkan kedamaian.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar