Senin, Mei 18, 2009

Sahibul Hikayat


Sahibul Hikayat Tentang Ikhlas

SALAH satu kunci menjadi insan yang bertaqwa yakni melakukan segala sesuatu dengan ikhlas lillahita’ala, semata karena Allah. Beribadah hanya dan hanya karena Allah, supaya keridhaan NYA datang menghampiri Anda.

Kisah berikut ini memang tidak jelas sumbernya, tetapi pernah saya dengar ketika saya berkumpul dengan para alim ulama. Intinya, menunjukkkan bahwa pertolongan dan kemurahan Allah akan datang kepada siapa saja, yang melakukan segala amal perbuatannnya dengan ikhlas alias tanpa pamrih.


Terperangkap di Dalam Gua

Pada suatu ketika di sebuah tempat antah berantah, tersebutlah tiga orang musafir, yang sedang mengembara. Ketika mereka tengah beristirahat di sebuah lembah, mereka terkejut bukan kepalang … karena tiba-tiba  bukit terjal yang berada persis di depan mereka, mulai menunjukkan gejala aneh dan tanda-tanda bahaya akan longsor! Tidak berapa lama, ribuan bahkan jutaan meter kubik ton tanah berikut bebatuan dan pepohonan yang berada diatasnya merangsek jatuh dan menghunjam bumi! Gedebaaaamm...!

Terkejut bukan kepalang. Ketiga musafir itu, dengan kepanikan luar biasa berusaha menyelamatkan diri masing-masing…dan berhasil memasuki sebuah gua.

Tetapi, sebuah batu besar yang jatuh dari atas sebuah tebing yang longsor itu, tiba-tiba meluncur dan menimpa tempat mereka berlindung hingga persis menutup rapat mulut gua. Merekapun terperangkap di dalamnya dalam kegelapan.

Serta merta ketiga musafir itu berupaya mendorong batu yang menutup gua itu. Tetapi sedikit pun tidak bergeming. Mereka terus berupaya sekuat tenaga mendorong batu itu, tetapi sia-sia. Batu itu jauh lebih besar dari tenaga yang mereka miliki digabungkan.

Akhirnya, setelah seharian penuh mereka berupaya dan kehabisan tenaga, mulai lah mereka putus asa. Lalu apa lagi yang bisa menolong keluar dari gua itu? Akankah mereka mati kelaparan di kegelapan sebuah gua?

Perlunya Pertolongan Tuhan

Setelah seharian berusaha dan tak membuahkan hasil. Kini, sampailah mereka pada kesadaran untuk meminta pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Maka masing-masing mulai memanjatkan doa, dengan mengatakan perbuatan ikhlas apa yang telah mereka lakukan semata karena Allah….!

Orang pertama mengatakan, ya Allah, aku mempunyai dua orang lanjut usia yang sudah tua renta tak berdaya. Mereka tinggal bersamaku di rumah. Aku merawat mereka dengan sebaik-baiknya. Apa saja makanan yang kami punyai didahulukan untuk mereka ketimbang anak-anak dan istriku. Suatu hari kami memerah susu, dan hanya dapat untuk dua cangkir gelas. Aku melarang anak-anak dan istriku mendahului meminumnya sebelum kedua orang tuaku. Meskipun mereka sangat menginginkannya. Menjelang subuh, kedua orang tua itu bangun, dan meminum susu segar yang kami sediakan. Ya Allah, seandainya perbuatanku sebagai bakti kepada orangtua itu kulakukan dengan ikhlas, mohon tolonglah kami, tunjukkan kekuasaanMu atas jiwa kami, ya.. Allah.

Tidak berapa lama, tiba-tiba terjadi sesuatu yang menakjubkan. Benar saja. Mulut gua begeser perlahan, sedikit demi sedikit pintu gua terkuak, tetapi lama kemudian berhenti, tidak bergeser lagi. Hingga akhirnya batu besar itu benar-benar tidak bergeser lagi. Meski cahaya bisa memasuki celah itu, tetapi bukaan gua belum cukup untuk menyisipkan badan. Mereka tetap belum bisa keluar.

Giliran orang kedua berdoa. Ya, Allah. Aku mencintai seorang gadis muda anak pamanku. Tetapi ia menolak cintaku. Suatu hari ia datang kepadaku untuk meminjam sejumlah uang. Aku penuhi permintaan itu dengan syarat ia menyerahkan tubuhnya. Dan ia pun setuju. Namun begitu kami bertelanjang bulat, ketika aku hendak melobangi cincin permatanya, ia menolak dan menyentak badanku. Ia mengatakan bahwa aku tidak berhak, karena aku bukan dan belum menjadi suaminya. Aku bisa saja memaksakan kehendakku, tapi itu tidak kulakukan. Aku mencoba menahan diri. Beberapa saat kemudian aku tersadar. Dan birahiku yang menggelegak, perlahan menyusut. Aku beranjak pergi. Dan meninggalkan uang permintaan dia sebagai amal sodaqoh. Itu kulakukan karena aku takut kepada Mu ya Allah.

Sejurus kemudian, batu itu pun berser sedikit. Sedikit sekali, hampir tak ada perubahan. Dan lobang di mulut gua belum bisa untuk menyisipkan badan.

Giliran orang ketiga memanjatkan doanya. Aku ini ya allah, pernah dipercaya memegang keuangan sebuah kongsi usaha. Ada seorang pegawai yang bertugas di luar kantor yang selama berbulan-bulan hingga beberapa tahun tidak pernah datang mengambil gajinya. Maka uang itu, aku pakai untuk usaha lain. aku belikan beberapa ekor kambing, dan kini setelah aku pensiun kambing-kambing itu sudah beranak pinak. Tanpa disangka suatu hari orang itu datang kepadaku dan meminta haknya dikembalikan. Dan ia kemudian mengambil semua kambing-kambing itu tanpa menyisakan satu pun buatku. Aku biarkan perlakuannya kepadaku. Aku ridho karena memang itu bukan milikku. Demikianlah ya Allah, kebaikan yang pernah kulakukan seumur hidupku dengan ikhlas.

Maka tak berapa lama, batu besar itu pun kemudian bergeser lagi, hingga cukup besar untuk mengeluarkan badan mereka satu persatu. Akhirnya, mereka pun selamat dari maut! Manakah dari ketiga perbuatan ikhlas itu yang diterima Tuhan? Apakah  yang pertama, yang kedua, atau yang ketiga, atau ketiga-tiganya atau tidak ada satupun? Wallahualam bisawab. Ini hanya dongeng para musafir.

Siapa yang dimaksud dengan 'musafir' itu? Mereka adalah manusia biasa tetapi berniat menghambakan dirinya semata untuk mencari keridhoan Allah. Mereka adalah orang-orang yang berusaha memenangkan pertempuran yang ada di dalam dirinya. Pertempuran tiada henti untuk: melawan untuk kemudian menundukkan dan mengendalikan hawa nafsunya sendiri. Keadaan demikian, sudah cukup membuat mereka sibuk,  sehingga mereka tidak lagi memiliki kesempatan untuk memikirkan keadaan dirinya. Bahkan keluarganya, sebab yang ada di dalam benaknya hanyalah keinginan untuk mendahulukan dan/atau mengutamakan perintah Allah yang menjadi satu-satunya alasan keberadaan mereka di muka bumi ini.  


2 komentar:

pdiz mengatakan...

wah keren neh tulisan dan pengelaman nya pak
oh yaa ini hasil wawancara atau pengelaman langsung pak
salut untuk karya nya pak

salam
popo

Semy Havid mengatakan...

Terimakasih Popo, tulisan-tulisan di postingan/Categories berasal dari berbagai sumber yang saya kompilasi kemudian di tulis ulang.

Tetapi untuk kategori postingan lainnya, ya benar: ada yang dari pengalaman langsung, ada juga yang diperoleh dari hasil wawancara.

Salam