Saatnya Bersaing Melalui Gagasan dan Ide Kreatif (2)
Oleh: Harry Waluyo
Harry Waluyo |
BULAN Desember 2012, saya dilantik sebagai Dirjen Ekonomi Kreatif berbasis
Media, Desain, dan IPTEK (EKMDI) oleh Mari Pangestu, Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif. Pada mulanya, saya mengira bahwa ekonomi kreatif melulu
menggunakan pendekatan ekonomi. Ternyata ekonomi kreatif itu memadukan disiplin
ilmu lain alias multidisiplin. Seperti
ilmu budaya, ekonomi, teknologi, pendidikan dan pariwisata, sebagaimana
definisi yang disebutkan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).
UNCTAD adalah organ utama Majelis Umum PBB, yang berurusan
dengan perdagangan, investasi, dan isu-isu pembangunan. Tujuan organisasi yang
didirikan sejak 1964 ini adalah untuk
memaksimalkan peluang perdagangan, investasi dan pembangunan negara-negara
berkembang dan membantu mereka dalam upaya berintegrasi ke dalam ekonomi dunia
secara adil.
Ekonomi kreatif meliputi 4 kreativitas, yaitu: kreativitas ilmu
pengetahuan, kreativitas budaya, kreativitas ekonomi dan kreativitas teknologi.
Sebagaimana telah disinggung pada tulisan sebelumnya, konsep Ekonomi Kreatif
merupakan sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan
kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock
of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama
dalam kegiatan ekonominya.
Di Indonesia sendiri, begitu banyak gagasan dan ide kreatif karya anak
bangsa yang sesungguhnya berpotensi meningkatkan daya saing ekonomi, namun
tidak sedikit yang memerlukan pemberdayaan dan pengembangan lebih lanjut. Beberapa
diantaranya adalah: pembuatan Komik, Animasi, Periklanan, Pameran Buku, Publikasi Karya Fiksi dan Non Fiksi, Reka
Baru Desain Indonesia, pameran busana termasuk busana muslim, hingga bidang
yang terkait Teknologi Informasi. Bidang-bidang yang berpotensi memiliki daya
saing inilah yang menjadi perhatian dari program dan kegiatan EKMDI.
Festival Komik Internasional
Partisipasi Indonesia pada festival komik internasional merupakan jendela
budaya, yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana promosi dan apresiasi karya
animasi Indonesia. Keikutsertaan pada berbagai festival komik merupakan peluang
memperkenalkan komik Indonesia di luar negeri.
Festival Komik ini juga seharusnya bukan sekedar promosi, tetapi juga
sebagai sarana pemacu dan pemicu kreativitas. Lebih jauh festival Komik Internasional
ini akan menjadi langkah awal Komik Indonesia menembus pasar Internasional. Kegiatan
ini telah dilaksanakan di Singapore (Singapore Toys, Game, and Comic
Convention) dan Philippina (9th Annual Philippine Komiks or KOMIKON 2013)
Festival Film Animasi
Festival animasi telah diselenggarakan oleh beberapa komunitas animasi
tanah air. Melalui festival ini, bermunculanlah para pelaku animasi baru atau
orang-orang yang sekadar tertarik untuk menikmati animasi produksi bangsa
Indonesia. Fakta ini menggembirakan, karena memberikan kesempatan bagi para
pelaku animasi Indonesia untuk mengembangkan diri dengan menciptakan
karya-karya baru yang berkualitas, agar
menjadi tontonan dan tuntunan yang senantiasa dinikmati oleh penikmat animasi
bangsa kita.
Untuk itu, pemerintahpun melakukan berbagai upaya pendampingan dan fasilitasi.
Diantaranya dengan mengikuti berbagai kegiatan animasi di luar negeri. Setelah
mengikuti pekan Animasi tingkat dunia, diharapkan
kualitas dan kuantitas para pelaku animasi Indonesia makin meningkat dan
mampu menghasilkan karya-karya yang berkelas internasional.
Periklanan Daerah
Di bidang periklanan, kami tengah menyusun Direktori Perusahaan dan Insan
Periklanan berdasarkan jenis Profesinya. Tujuannya, untuk mengetahui sejauhmana perkembangan
industri periklanan Indonesia. Dan mengetahui perkembangan pelaku kreatif
periklanan. Kegiatan diselenggarakan melalui wawancara dengan pelaku
industri periklanan, yang dihadiri oleh P3I (Persatuan Perusahaan Periklanan
Indonesia). Dan melibatkan perusahaan-perusahaan iklan di Jakarta dan daerah.
Kegiatan kompetisi periklanan lokal di tingkat provinsi, juga perlu diselenggarakan
untuk memberikan apresiasi kepada pelaku periklanan lokal di seluruh Indonesia.
Tujuan kompetisi periklanan lokal adalah: mengapresiasi pencapaian periklanan
lokal; terpilihnya pemenang iklan dengan kualitas terbaik sesuai
masing-masing kategori yang ditentukan; dan terwujudnya ruang promosi
produk industri kreatif berskala UKM di daerah.
Titik cerah masa depan periklanan sebagai sebuah unit usaha, dapat
diprediksi dari adanya perkembangan industri-industri klien (client side industry), yang berbanding
lurus dengan pertumbuhan industri periklanan daerah.
Melalui kompetisi iklan daerah juga diharapkan tercapai pendekatan kepada
target konsumen secara tepat, sehingga para pelaku industri merasa perlu
menggandeng perusahaan periklanan di daerah sebagai rekanan dalam melaksanakan strategi
komunikasi pemasaran, dengan mengintegrasikan media lini atas-bawah. Dengan
menggandeng perusahaan daerah, maka rumusan strategi komunikasi pemasaran yang
disusun akan lebih efektif, karena pendekatan yang digunakan (baik dalam
tataran perumusan pesan maupun pemilihan media periklanan), lebih sesuai dengan
kondisi setempat.
Pada 2013 yang lalu, kompetisi iklan daerah mengusung brand “Kreatifa” untuk memotivasi pelaku periklanan muda potensial.
Kompetisi ini diselenggarakan di Yogyakarta dengan peserta Pelajar dan
Mahasiswa se-Jawa Tengah dan Yogyakarta. Orang muda merupakan potensi kreator
periklanan masa depan, karena itu keberadaanya perlu terus dimotivasi dan
ditumbuhkembangkan, baik untuk masa depan mereka sendiri maupun bagi pertumbuhan
ekonomi kreatif di masa depan.
Festival
Film Iklan Indonesia (FFIN)
Salah satu karya seni budaya yang dimanfaatkan sebagai media iklan ialah
film. Saat ini banyak perusahaan periklanan yang bekerjasama dengan perusahaan
perfilman untuk suatu tujuan produksi film iklan. Perpaduan seni dan teknologi
yang sinergis antara citarasa seni dan nilai komersil tinggi, menjadikan
industri film iklan sebagai salah satu pekerjaan yang diminati banyak orang,
khususnya kalangan generasi muda. Semangat berkarya dan menjadi produktif,
harus diimbangi dengan kesungguhan untuk memberikan yang terbaik bagi profesi
dan citra jatidiri bangsa.
Tantangan industri film iklan Indonesia, memang tidak lepas dari dinamika
global yang dapat mengancam kreator film iklan lokal dalam membangun citra
jatidiri nasional dan tata kelola periklanan dalam negeri. Karena itu, FFIN
sebagai kegiatan baru di bidang periklanan, perlu disosialisasikan dan
dipublikasikan dikalangan orang muda utamanya mahasiswa.
FFIN diimplementasikan dengan brand
FFIM (festival film iklan muda), dihadirkan agar orang muda termotivasi untuk
terus berkarya dan membangun jejaring dan kolaborasi sesama kreator dan
kalangan industri, agar bermanfaat bagi diri sendiri dan pertumbuhan ekonomi
kreatif di Indonesia.
Reka Baru Desain
Indonesia (RBDI)
Program dan kegiatan lain yang menarik adalah Reka Baru desain Indonesia (RBDI).
RDBI adalah kegiatan seleksi desain inovatif Indonesia. Meliputi bidang arsitektur,
arsitektur lansekap, desain iluminasi, desain interior, desain produk, desain
kemasan, desain komunikasi visual dan desain mode.
RBDI bertujuan menemukan dan memetakan karya desain potensial dan
kreatornya. Melalui program ini diharapkan terbuka kesempatan untuk tumbuh dan
berkembang secara maksimal kapasitas talenta-talenta baru dunia desain
Indonesia secara berkelanjutan.
Lingkup bidang seleksi RBDI meliputi Arsitektur, Arsitektur Lansekap,
Desain Iluminasi, Desain Interior, Desain Produk, Desain Kemasan, Desain
Komunikasi Visual dan Desain Mode. Lingkup bidang tersebut tidak diberlakukan
secara masif karena pada masa sekarang banyak terjadi karya-karya desain yang
saling melintas disiplin sehingga terjadi karya-karya yang hybrid. Demikian juga seorang desainer seringkali berkarya melintas
batas profesinya, baik secara personal maupun karena berkolaborasi dengan
desainer lainnya.
RBDI tidak mencari pemenang berdasarkan pemeringkatan melalui sistem
penjurian tetapi menilai karya dan kreatornya berdasarkan potensi yang
dimiliki. Potensi ini meliputi kreativitas, kontribusi ekonomi, kontribusi
sosial maupun kontribusi pada pelestarian lingkungan yang akan dinilai oleh Tim
Kurator yang kompeten dalam bidangnya.
Pada RBDI 2013 tim kurator memilih 20 orang Desainer Terpilih untuk
mengikuti Business Design Week di Hong Kong sebagai ajang pembelajaran. Adapun
tema RBDI 2013 yaitu Indonesia Design
Power. Tema ini mempunyai pengertian luas dan tidak mengikat agar tidak
membatasi para desainer dalam berkarya. Selain itu juga mengandung harapan
untuk mengetahui seberapa besar potensi kekuatan desain Indonesia sebagai salah
satu pilar pengembangan ekonomi kreatif Indonesia.
Penulis adalah Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media,
Desain dan Iptek (EKMDI), pada Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar