Sabtu, Januari 13, 2024

 

Mengenal Kepribadian Anda

 Pada masa Perang Dunia II, Katherine Cook Briggs dan putrinya, Isabel Briggs Myers, merintis pengembangan sebuah tes kepribadian yang kemudian dikenal sebagai Myers-Briggs Type Indicator (MBTI).

Mereka memulai project penelitian ini dengan keyakinan bahwa pemahaman akan kepribadian dapat membantu perempuan yang akan memasuki dunia kerja (industri, pada masa itu).

Setelah melalui serangkaian pengembangan, MBTI akhirnya dikenal dunia pada tahun 1962. Dasar teorinya diperoleh dari pemikiran Carl Gustav Jung dalam bukunya yang terkenal, ‘’Psychological Types,’’ yang diterbitkan tahun 1921. Jung menyatakan bahwa manusia menggunakan empat fungsi psikologis utama dalam menjalani kehidupan, yaitu; sensing (indra), intuisi (gerak hati), feeling (rasa, perasaan) dan pemikiran (akal).

Karl G. Jung (1875-1961)
source: Getty Images

Dalam perjalanan pengembangan MBTI, Katherine dan Isabel memiliki dua tujuan utama. Pertama, mereka ingin mengidentifikasi preferensi dasar yang terkandung dalam teori Jung. Kedua, mereka ingin mengidentifikasi dan mendeskripsikan 16 tipe kepribadian yang muncul dari interaksi dan preferensi tersebut, dengan kata lain; memudahkan kita untuk memahami teori dasar kepribadian manusia.

Tes psikologi MBTI kemudian disusun ke dalam empat kategori utama, berdasarkan pemetaan dimensi kecenderungan sifat dasar manusia.

Pertama, dimensi pemusatan perhatian yang membedakan antara Introvert (I) dan Ekstrovert (E). Kedua, dimensi memahami informasi dari luar, yaitu Sensing (S) dan Intuition (N).

Ketiga, dimensi menarik kesimpulan dan keputusan antara Thinking (T) dan Feeling (F).

Terakhir, dimensi pola hidup, yaitu Judging (J) dan Perceiving (P).

Setiap dimensi menggambarkan ciri-ciri khas, seperti bagaimana seseorang berinteraksi dengan dunia, bagaimana mereka memproses informasi, bagaimana  mereka membuat keputusan, dan pola hidup yang mereka pilih. Misalnya, seorang Introvert cenderung merasa berenergi di saat sendirian, sementara seorang Ekstrovert merasa berenergi ketika bersama banyak orang.

Dengan menggabungkan keempat dimensi ini, MBTI menciptakan 16 tipe kepribadian unik, seperti ESTJ, INFP, atau ISTP. Setiap tipe memiliki kombinasi yang berbeda dari preferensi dalam empat dimensi, menciptakan kerangka untuk memahami dan menjelaskan variasi kepribadian manusia.

Namun, MBTI tidak luput dari kritik. Beberapa diantaranya menyatakan bahwa tes ini tidak sahih atau tidak konsisten, dan tidak dapat mengukur hal yang konsisten pada diri individu.

Meskipun demikian, MBTI tetap menjadi alat yang banyak digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari pengembangan karyawan, bimbingan karir hingga  pembelajaran diri.

Jadi, kalau sahabat ingin melakukan tes MBTI, materinya tersedia di internet termasuk aplikasinya, silahkan di googling saja!

Namun penting diperhatikan bahwa di dalam proses ini, kita sebagai manusia memang jarang memiliki nilai yang ekstrem. Kita selalu berada dalam sebuah spektrum dari empat hal tadi, dari energi sampai ke cara kita melihat struktur. Karena itu, hasil dari tes psikologi ini supaya tidak dianggap terlalu serius. Begitu juga, hasilnya tidak selalu konsisten, antara hasil tes hari ini dengan hasil 6 bulan atau 1 tahun mendatang. Sangat tergantung suasana hati ketika tes berlangsung.  Terkadang sulit juga mengukur apakah seseorang itu introvert atau extrovert, karena nilainya sama di tengah-tengah.

MBTI memang bukan tes yang mendalam, orang melihatnya sebagai tes di permukaan saja, tetapi bagi  seorang fasilitator, tes ini cukup memadai sebagai preferensi. Namun bukan untuk judging orang, meskipun  kita bisa sangat terbantu, dengan mengetahui cara orang merespon pertanyaan-pertanyaan atau apa yang kita sampaikan pada saat fasilitasi.

II

Memahami MBTI

Isabel dan Katherine  (source: Getty Image)

Psikotes MBTI yang dikembangkan Isabel Briggs Myers
sejak 1940 itu, dirancang untuk mengukur kecerdasan individu, bakat, dan tipe kepribadian seseorang, melalui serangkaian pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana perasaan atau tindakan yang biasanya dirasakan atau dilakukan dalam situasi tertentu. 

Pertanyaan yang diajukan, pada setiap kategori memiliki  dua sisi, yaitu sisi: Extrovert – Introvert; Sensing – Intuitif;  Thinking -  Feeling,  dan Judging -  Perceiving.

Pertanyaan pertama adalah: Apakah anda cenderung memperoleh energi dari luar atau dari dalam? Apakah Anda cenderung (lebih suka bertemu orang lain di luar) atau lebih suka menyendiri (di rumah atau di kamar atau kalau di tempat kerja, di ruangan sendiri).

Pada saat bicara, apakah Anda cenderung impulsif pada apapun yang ada di luar? Jadi, tidak ada pikiran harus menjaga omongan atau sebaliknya, Anda cenderung lebih hati-hati kalau bicara pada saat pertemuan dengan orang-orang lain?

Pertanyaan kedua, tentang bagaimana cara Anda mengambil informasi (dari sumber apapun). Apakah Anda fokus pada apa yang terjadi atau Anda membayangkan apa yang akan terjadi?

Pada saat kita melihat sesuatu, apakah kita fokus pada hal rinci dari apa yang kita lihat atau justru kita berpikir melihat gambar besarnya? Apakah Anda fokus  kepada hal praktis dari informasi itu atau Anda suka teori yang ada di belakangnya atau pada apa yang Anda yakini pada saat melihat sesuatu? Yang dicari di sini, sebenarnya  adalah; Apakah anda cenderung seorang Sensing, yaitu belajar dari panca indra atau dari intuisi?

Pertanyaan ketiga, bagaimana cara Anda  mengambil Keputusan? Anda bertumpu pada logika atau nilai-nilai pribadi. Anda cenderung memprioritaskan kejelasan dan juga keadilan atau cenderung memaafkan dan mencari harmoni pada saat mengambil Keputusan? Anda cenderung melihat kesalahan-kesalahan yang ada di dalam sebuah dokumen misalnya, atau Anda cenderung mencari kesepakatan dari dokumen yang ada untuk mencari titik temu dengan orang lain?

Di sini, perbedaannya adalah; Apakah anda seseorang Thinker, pemikir atau seorang Feeling yang perasa.

Pertanyaan keempat, bagaimana Anda --di dalam kehidupan sehari-hari— ingin melihat segala sesuatu itu serba teratur, semua diatur atau Anda cenderung berpikir untuk kemungkinan-kemungkinan yang baru? Di sini juga menarik, pertanyaan-pertanyaan  untuk melihat keseharian kita.

Apakah Anda berpikir bahwa aturan-aturan itu perlu ditegakkan dan dilaksanakan? Misalnya di kantor atau di kehidupan sehari-hari atau aturan-aturan itu hanya sekedar saran, yang sebenarnya bisa kita hindari atau  tidak kita lakukan, karena sifatnya hanya saran.

Dalam hal ini, ada orang yang melihat sesuatu sebagai struktur, tetapi ada juga yang melihat sebagai peluang untuk mengubah struktur itu.

Misalnya kalau Anda mengikuti sebuah acara, apakah Anda lebih suka kalau instruksinya itu sangat terperinci atau cenderung  lebih suka dimungkinkan adanya improvisasi?

Pertanyaan-pertanyaan  seperti ini dipergunakan untuk membedakan apakah Anda adalah seorang judging, yang mudah menilai orang atau situasi. Atau sebaliknya, seorang perceiving yang bisa melihat semua lebih fleksibel dan  membuka kemungkinan-kemungkinan baru.

 Empat Dimensi Sifat Dasar Manusia

Dalam Tes MBTI ini, ada empat dimensi kecenderungan sifat dasar manusia:

Dimensi Pertama, dimensi pemusatan perhatian: Introvert (I) vs. Ekstrovert (E), Dimensi ini mengukur bagaimana kita berinteraksi dengan dunia dan dimana kita menyalurkan energi kita.

Ciri seorang Introvert dan Ekstrovert

Introvert (I);  Merasa berenergi jika menghabiskan waktu sendiri, Cenderung menghindar untuk menjadi pusat perhatian, Cenderung berpikir lama terlebih dahulu sebelum menyampaikan ide-idenya, Sangat menghargai privasi, tidak mudah menyebarkan informasi pribadi, Lebih banyak mendengarkan daripada berbicara, Menyimpan antusiasnya terhadap sesuatu untuk diri sendiri, Merespon segala hal setelah berpikir dan Memiliki minat yang sedikit tetapi mendalam.

Sedangkan Ekstrovert (E):

Merasa berenergi jika bersama dengan banyak orang; Suka menjadi pusat perhatian; Cenderung thing out loud, yaitu langsung menyampaikan ide-idenya; Mudah ‘dibaca’ oleh orang lain; Mudah menyebarkan informasi pribadi; Lebih banyak berbicara daripada mendengarkan; Berkomunikasi secara antusias; Cenderung memiliki minat pada banyak hal tetapi tidak sampai mendalam

Dimensi Kedua, dimensi memahami informasi dari luar: Sensing (S) vs Intuition (N).

Dimensi ini membahas tentang jenis informasi yang kita tangkap. Berikut ciri-ciri Sensing dan Intuition:

Sensing (S):

Lebih percaya dengan data; Menggunakan pancaindra untuk menangkap informasi; Percaya dengan apa yang pasti dan konkret; Suka dengan ide baru hanya apabila memiliki aplikasi praktis; Realistis; Suka menggunakan dan mengasah keterampilan yang sudah ada atau dibentuk; Spesifik dan rinci; Menyajikan informasi secara bertahap; Berorientasi pada ‘masa sekarang’.

Intuition (N):

Memiliki imajinasi, inspirasi, serta firasat yang kuat; Percaya pada inspirasi dan dugaan; Suka ide dan konsep baru untuk kepentingan sendiri; Menghargai imajinasi dan inovasi; Suka belajar kemampuan baru, mudah bosan jika mendalami suatu kemampuan; Cenderung menggunakan metafora dan analogi; Menyajikan informasi secara lompat-lompat; Berorientasi pada ‘masa depan’.

Dimensi Ketiga, dimensi menarik kesimpulan dan keputusan : Thinking (T) vs Feeling (F).

Dimensi ini mengukur tentang bagaimana cara kita membuat keputusan dan menjadi kesimpulan.

Berikut adalah penjelasan dari ciri-ciri Thinking dan Feeling:

Thinking (T): Objektif dalam menganalisis suatu permasalahan; Logis, adil, serta menilai dari kelayakan;  Melihat kekurangan, cenderung kritis; Terlihat seperti tidak memiliki hati, tidak peka, serta tidak peduli;  Percaya dengan feeling apabila hal tersebut logis; Dimotivasi oleh keinginan untuk berprestasi.

Feeling (F): Melihat ke depan, mempertimbangkan efek tindakan pada orang lain; Mementingkan empati dan harmonis; melihat pengecualian dalam suatu aturan;  Menyenangkan orang lain, mudah untuk mengapresiasi;  Terlihat terlalu emosional, tidak logis, dan lemah; Percaya dengan feeling; Dimotivasi oleh keinginan untuk diapresiasi.

Dimensi Keempat, dimensi pola hidup: Judging (J) vs Perceiving (P).

Dimensi ini menjelaskan tentang bagaimana pola hidup seseorang, entah hidup yang terstruktur atau spontan. Berikut adalah penjelasan dari ciri-ciri Judging vs Perceiving:

Judging (J): Orang yang terstruktur dan teratur; Paling tenang setelah keputusan sudah dibuat; Memiliki 'etos kerja', yaitu berprinsip kerja dulu, bermain kemudian;  Menetapkan tujuan, yaitu upaya mencapai sesuatu  dengan tepat waktu; Lebih suka mengetahui apa yang sedang dihadapi; Berorientasi pada ‘hasil’; Mendapat kepuasan setelah menyelesaikan tugas; Melihat waktu sebagai hal yang terbatas.

 

Perceiving (P): Orang yang fleksibel; Memiliki pilihan hidup yang terbuka; Memiliki ‘play ethic’, yaitu berprinsip menikmati sekarang, selesaikan pekerjaan nanti; Mengubah tujuan saat informasi baru tersedia; Suka beradaptasi terhadap situasi yang baru; Berorientasi pada proses, yaitu bagaimana suatu tugas itu diselesaikan ; Mendapat kepuasan dari memulai suatu hal; Melihat waktu sebagai hal yang dapat diperbarui

Setiap tipe kepribadian mempunyai susunan fungsi kognitif yang berbeda-beda. Ada 8 fungsi kognitif yaitu ; SE (Extroverted Sensing), SI (Introverted Sensing), NE (Extroverted Intuition), NI (Introverted Intuition), TE (Extroverted Thinking), TI (Introverted Thinking), FE (Extroverted Feeling), FI (Introverted Feeling).

Berdasarkan dimensi dasar tersebut, jika digabungkan  menghasilkan 16 tipe kepribadian manusia yang merupakan kombinasi dari 4 dimensi dasar tersebut.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah menurut Anda kepribadian manusia dapat dikategorikan ke dalam 4 kuadran? Apakah Anda pernah mencoba tes MBTI? Dimanakah kategor Anda? Jika belum, tidak ada salahnya mencoba.

Kita sebagai fasilitator, tidak harus mengetahui semua tipe personality, tetapi dengan menjadikan empat kategori saja di dalam proses memahami peserta, itu bisa membawa implikasi pada saat kita merancang sebuah proses fasilitasi.

Selamat mencoba!

Tidak ada komentar: