Rabu, Juni 03, 2015

Gowess...Hobby Baruku

Setelah 'berjuang' susah payah mendaki jalan terjal
menanjak sepanjang 11 km, akhirnya kami mendarat
 di sebuah tonggak patok bertuliskan Km 0
di kawasan Sentul, Bogor, medio Mei 2015 
Suatu ketika, saya mendapat telepon dari seberang sana. '' Hey bro....lagi ngapai? Loe mau gak kalo gua kirim sepeda ke rumah?''

"Maksudnya?  Dikirim Sepeda??" jawab saya spontan.
setelah dia ulangi lagi tawarannya.
Saya pun kembali terkejut.
Whaaat...? Buat apa sepeda? Saya juga punya Polygon yang dulu kira-kira dibeli sebagai hadiah ulang tahun anak saya, tapi sekarang teronggok saja di gudang. Hampir tak pernah saya sentuh! begitu juga dengan anak saya, cuma pernah dipakai anak saya ketika sepeda itu baru datang. ya, dipakai sebentar, setelah itu tak pernah lagi saya liha dia bersepeda.

Begitulah saya bergumam dalam hati.

''Ini sepeda (dulu ketika masih baru) sengaja dipesan dari seberang laut, lebih dari 12,000 mil jaraknya dari rumahmu,''. Owww...terbayang betapa berharganya barang satu ini, kupikir. Maka, tanpa berpikir panjang, segera saya meluncur menemuinya. Dan benar saja, sebuah sepeda bernama GT Avalanche Seri 3, sudah nongkrong di sana, menunggu saya menjajalnya.

Lantas kenapa diberikan pada saya? Pertama, dia sudah membeli yang baru, dan tentu saja barang lama gak akan dipakai lagi malah hanya akan mempersempit gudangnya saja. Alasan kedua, dia ingin 'menularkan' hobby bersepedanya kepadaku. Dan di atas segalanya, ada hidden agenda yang tidak diucapkan, dia punya teman yang bisa diajaknya gobar (gowes bareng) serta tentu saja ingin menularkan gaya hidup sehatnya, karena saya tampak selalu loyo...hehehe.




cfd Summarecon
Maka, sejak itulah saya mulai mencoba bergowes ria, mulai dari Jatiasih Bekasi hingga ke Bekasi Utara, sekitaran 12 km, di malam hari, saya meluncur dengan segala perlengkapan dan kostum yang dia berikan. Jadi, modal saya hanyalah 'keringat' saja. Dan itulah pengalaman pertama saya bersepeda cukup jauh.

Setiba di rumah tentu saja saya langsung tumbang seharian! Ketika bangun tidur badan terasa pegal-pegal, terutama di bagian betis da paha, kalau dipegang terasa keras. Namun, sebagai gantinya, badan terasa lebih segar dan ringan.

Selanjutnya, ada keinginan untuk menjajal lagi. Mula-mula ke depan rumah, kemudian menyeberang sejengkal ke kawasan perumahan dan perkantoran elit, yang developernya sadar lingkungan, dan kini seakan kawasan itu mengubah wajah kota Bekasi, dengan trade mark intan berlian di sentral bulevardnya. Ya, Summarecon Bekasi Mall, kini menjadi tempat tujuan wisata tersendiri bagi warga Bekasi yang memang haus hiburan dan kekurangan ruang terbuka yang manusiawi

Setiap hari minggu mulai pukul 06.30 - 10.00 kawasan Summarecon hingga jembatan layang ke pusat kota Bekasi, tertutup bagi kendaraan bermotor, orang menyebutnya 'Car Free Day' meski tak tepat benar istilah itu, tapi oke lah, ber-cfd di jalan-jalan protokol sambil kuliner dan sebagian orang juga memanfaatkan sebagai lokasi rendezvous atau juga 'cuci mata' bagi Om-om yang senang untuk tidak melewatkan pemandangan para belia yang menantang...

Saya mulai mempelajari, sedikit demi sedikit nama-nama asing seperti stem, cranck, RD, frame, chain, fork, hub, dan lainnya, Tak banyak teori lagi, kapan saya mau, ya langsung meluncur. Hmm...ada sensasi unik yang terasa berbeda ketika kita bersepeda. Kita melihat lingkungan kita secara langsung tanpa kaca penghlang.Dan enaknya, sepeda masih di hormati dan diprioritaskan oleh pada pengguna jalan lainnya. Anda juga bisa berhenti hampir di mana saja, tanpa harus ribet cari tempat parkir. Begitulah, saya pun bisa berhenti di pinggir jalan sekadar untuk menyeruput secangkir kopi pahit di warung si Mbok. He..he..he. Inilah bentuk kebebasan baru, yang membuat saya pun jatuh cinta.

Tobe continued...












Tidak ada komentar: