Minggu, Februari 19, 2012

The Real Internet Income: Siapa Memberi, Dia Menerima

The Real Internet Income yang sukses sepertinya memang mengikuti hukum Kebajikan sebagaimana inti pesan yang dibawa para nabi dari jaman ke jaman. Dan kini sudah kembali ke abad kita hidup sekarang: Siapa Menabur Angin, Dia Menuai Badai. Siapa Banyak Memberi, Dia yang akan (lebih) banyak (lagi) Menerima.

Mari kita lihat. Apakah Anda sempat mengamati bagaimana situs-situs di internet bisa menjadi mesin uang jutaan bahkan milyaran dollar kepada pemiliknya? Bagaimana mesin pencari seperti Google, Yahoo atau situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, MySpace, Badoo dan lainnya bisa menjadi 'durian runtuh' bagi pemiliknya? Ini tidak lain karena mereka secara konsisten, terus menerus berkomitmen untuk melayani.




Sekadar gambaran saja, berikut ini nilai dari beberapa situs top dunia:
1. $ 1,000,000,000
sumber: http://mywebsiteworth.com
Mengapa nilainya begitu fantastis? Mereka membuka pintu, bahkan antusias dalam merespon keluhan, mengalisis setiap masukan untuk kemudian menjadikannya sebagai nilai lebih dan keunggulan untuk mengalahkan para pesaingnya. Dan konsumen mendapatkan pelayanan terbaik. Bukankah saling berlomba dalam memberikan kebaikan itu, juga berarti perwujudan dari ajaran yang sangat baik?   Mereka kini memetik hasilnya, setelah terlebih dulu memberi. Mereka menerima jauh lebih banyak, sebanyak bayangan kita tentang jumlah manusia dari berbagai sudut bumi yang menggunakan layanan nya.

Pada era kebangkitan teknologi informasi (IT) ini, hukum kebajikan itu, kembali berlaku. Dahulukan memberi, maka selanjutnya Anda tidak perlu meminta karena orang yang diberi akan setia mengikuti Anda. Apa yang harus diberikan? Ya, apa saja. Tetapi yang terbaik di atas segala pemberian adalah pengetahuan yang bermanfaat, sehingga membantu memudahkan orang dalam memenuhi hasrat dan kebutuhannya.

Layanan Komunikasi

Setiap orang butuh berkomunikasi. Perlu berinteraksi dengan manusia lain, meskipun tidak semua orang senang mengungkapkan ekspresinya, terlebih diketahui publik. Inilah gagasan yang ditangkap oleh para pengelola berbagai situs jejaring sosial seperti facebook diterjemahkan ke dalam beragam jenis layanan dengan  tidak lupa menyediakan fasilitas proteksi data pribadi (privacy).

Selain interaksi sosial, ada pula yang berusaha mengakomodir hasrat untuk berbisnis, mencari nafkah, mendapatkan penghasilan (baik utama atau tambahan). Maka terjadi lompatan berlipat melampaui batasan ruang dan waktu, dengan hadirnya transaksi elektronik (e-commerce).  Baik transaksi lokal, regional maupun  lintas benua, kini bukan masalah lagi..

Setiap transaksi perdagangan melibatkan efek berantai, mulai dari pasokan (supply), pergudangan (storage)-pengapalan (shipping), hingga delivery system (pengiriman) sampai ke depan pintu rumah kita. Tetapi,  prinsip yang sama tetap berlaku, termasuk di dalam sistem administrasi: bahwa seluruh kegiatan berlangsung atas dasar kepercayaan. Jika dianggap perlu, dengan saling memberikan jaminan seandainya terjadi cidera, ingkar atau wan prestasi. Maka siapapun yang mau berkiprah di sektor bisnis harus sanggup menunjukkan kemampuan bahwa terlebih dahulu ia bisa dipercaya. Sepertinya, hukum kabajikan di awal tulisan ini, akan tetap berlaku sepanjang masa.

Tidak Ada yang Kaya Dalam Semalam

Sayangnya, perilaku kita  (disadari atau tidak) cenderung menjauhinya. Kini semakin banyak saja orang yang tidak mau pusing. Dan lebih senang menggunakan berpikir mendapat untung besar dengan cepat kalau perlu malah seketika (instant). Seolah-olah kita bisa menjadi kaya hanya dalam semalam dengan membeli kemudian memasang software tertentu.

Di dunia nyata (offline) juga terjadi hal yang sama.  Betapa mudahnya kita tergoda untuk berpaling kepada tawaran Kartu Kredit, yang bisa cepat cair dan bunga super miring, ditambah berbagai iming-iming bonus. Mungkin ditambah dengan gaya rayuan telemarketernya yang manja. Maka kita pun tergoda untuk mengisi aplikasi, disamping ada juga keinginan untuk menutup kebutuhan yang  mendesak, atau sekadar berjaga-jaga, atau untuk memenuhi sesuatu yang kita inginkan.

Hanya akibatnya bisa membuat kita terbelenggu hutang. Belum selesai dengan yang satu, kita buka lagi pinjaman baru. Demikian seterusnya ketergantungan tiada henti membuat kita berhutang sepanjang hidup! Hingga usia produktif kita habis untuk bekerja keras mengatasi gangguan debt collector! Dan ini terjadi bukan saja dalam lingkup mikro, tetapi juga di lingkungan  perusahaan-perusahaan bahkan para pemimpin negara ini telah mewariskan utang ke berbagai lembaga keuangan dunia, yang jika dihentikan sekarang baru akan lunas selama tujuh generasi!

Tahukah Anda dampak rentetan berikutnya? Kita hanya akan hidup dalam tekanan (stress) yang memicu timbulnya berbagai penyakit, seperti:  darah tinggi, stroke, gangguan pencernaan, kerusakan ginjal, dan dampak ikutan lainnya.Singkatnya, kita akan kehilangan kenikmatan yang jauh lebih besar ketimbang kesenangan awal yang kita peroleh ketika berhasil memiliki barang-barang yang memuaskan nafsu kita. termasuk hasrat yang selalu menggoda untuk memiliki kendaraan mewah, rumah mentereng, tanah ratusah bahkan ribuan hektar yang tak pernah bisa dilihat saking luasnya. 

Mungkin sering Anda saksikan bagaimana para tersangka kasus korupsi yang semula segar bugar, namun ketika dia harus hadir dan diperiksa di persidangan, tiba-tiba fisiknya langsung nge-drop melemah.

Kondisi psikologis yang serba menekan, bisa menumpulkankan empati, melemahkan  inisiatif dan semangat, boleh jadi kita menjadi sangat reaktif dan  berperilaku asosial. Tumbuh rasa enggan menolong sesama mahluk bahkan teman lain yang sedang kesulitan, meskipun kita memiliki kesanggupan dan kemampuan untuk membantu, serta kehilangan kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Itulah pula yang bisa kita rasakan, jika kita hidup cukup lama dalam ruang yang sempit, yang langitnya tidak terlihat karena gelap dan udaranya berbau busuk. Realitas media dipenuhi dengan tayangan tentang korupsi, praktik suap menyuap terjadi di mana-mana, kecurangan, keculasan, tipu menipu, ketika sikut menyikut dan menjatuhkan orang lain untuk mendapat posisi yang lebih baik bagi dirinya adalah hal yang biasa. Tingginya angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas, kapal tenggelam, pesawat jatuh, serta perilaku kriminalitas yang sadis dan pembunuhan keji, dengan mudah kita saksikan di media massa kita. Jangan lupa, media massa (televisi, surat kabar, majalah, radio, termasuk online media) adalah cermin dari realitas sosial masyarakatnya. Hebatnya, media pula yang memberikan pengaruh kuat tentang apa yang menjadi perbincangan (agenda setting) publik.

Maka, ketika ada orang atau pihak lain di luar lingkungan kita berbuat sebaliknya, dari apa yang selama ini kita saksikan, lantas kita merasa aneh, mengenyitkan dahi karena merasa janggal. memandang dengan nada sinis dan  ganjil. Kita menjadi terganggu dengan kehadiran orang yang baik, yang jujur,  yang selalu siap  mengulurkan tangannya untuk membantu.

Sungguh jauh dari gambaran sosok pengabdian Bunda Theresa. Seorang teladan yang menghabiskan lebih dari separuh usia hidupnya untuk menolong orang-orang papa, anak-anak terlantar dan keluarga-keluarga miskin yang sering kelaparan. Maka, jutaan manusia kemudian merasa kehilangan, ketika mendengar Bunda  Theresa  meninggal dunia. Mereka turun ke jalan mengantar kepergian orang yang dicintainya menuju peristirahatan terakhir.

Memang pada kenyataanya tidak selalu tampak hitam putih. Saya termasuk salah seorang dari jutaan bahkan mungkin milyaran manusia di dunia ini, yang mencintai pelantun Whitney Houston, seorang Diva penyanyi Pop dunia dengan suaranya yang mengagumkan! Namun pada saat yang sama, saya juga membenci perilaku hidupnya, yang terbelenggu di bawah kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang (narkoba),  sehingga hidup Whitney harus berakhir dengan tragis!    

Miracle of Giving

Fenomena aneh dan ganjil itulah yang sebenarnya sekarang menjadi trend global. Demikian pula, di dalam bisnis di dunia maya. Siapa yang paling banyak memberi, maka dialah yang paling banyak menerima. Siapa yang bekerja keras memberikan yang terbaik, itulah yang akan mendapatkan panen raya. 

Ada spirit melayani, semangat memberikan yang terbaik dengan terus menerus meningkatkan kualitas terbaik kepada para pelanggannya. Mungkin kita baru akan menyadari, betapa gelapnya dunia tanpa kehadiran Microsoft, Apple, Google, Yahoo, dan lainnya. Apakah para pebisnis ulung itu sempat mendengar ceramah seorang da'i kondang di Jakarta tentang keajaiban memberi? Saya ragu.

Meskipun para ustad, da'i atau kyai kita hanya bisa menjelaskan miracles of giving itu dari sudut pandang otoritas keagamaan (yang tidak bisa dan tidak boleh dibantah sebab kalau dilakukan, itu sama artinya dengan pemakzulan yang berarti murtad. Sedangkan yang boleh dilakukan adalah meminta tambahan penjelasan yang lebih banyak dan lebih lengkap. Namun karena datangnya dari mereka yang memiliki otoritas keagamaan maka para santri termasuk kita para pemirsa di depan pesawat televisi, cenderung pasif dan cepat melupakan:  masuk dari telinga kiri dan keluar dari telinga kanan. Sesudah itu, belum sempat dilaksanakan, kemudian maknanya hilang menguap. Dan kita kembali kepada keadaan semula. Tidak berubah.

Saya yakin, para pebisnis ulung di dunia maya yang berasal dari belahan bumi bagian barat dan utara itu, tak pernah mendengar ceramah da'i kondang kita. Tetapi, jelas mereka telah meng-imani dan meng-amini maknanya yakni dengan mendahulukan MEMBERI maka mereka kemudian MENERIMA lebih banyak. Jika Anda berselancar dari sebuah situs ke situs lainnya, maka bisa Anda temukan bukti-bukti yang mendukung premis tersebut. Mereka kemudian menjadi besar dan semakin membesar  justru atas dukungan para pelanggannya. Dan kita merasa kemudian menjadi takjub dengan nilai-nilai yang ada di balik semua itu, padahal sesungguhnya sudah pernah hadir dan kita miliki sejak dulu, namun kini telah lama hilang.

Jika pada awal booming blog di Indonesia begitu banyak bermunculan blog-blog baru, tetapi belakangan ini,  semakin banyak blog yang ditinggalkan para pemiliknya karena berbagai alasan. Diantaranya karena kehabisan stamina untuk bisa secara konsisten meningkatkan kualitas pelayanannya.

Tetapi, tidak sedikit pula situs-situs dan blog-blog yang semakin bagus dan keren-keren. Mereka  menawarkan berbagai layanan yang menarik dan bermanfaat. Dalam konteks ini, tampak bahwa: siapa yang sanggup terus menerus secara konsisten memberikan yang terbaik, maka dialah yang bisa bertahan dan kemudian berhasil eksis.

Banyak situs web yang memberikan peluang untuk mendapatkan income bagi siapa saja asal memiliki akses internet. Mulai dari pay to click (ptc)/pay per click (ppc) yakni Anda dibayar hanya karena nge-klik saja pada iklan-iklan tertentu (tentu saja, tidak bisa sambil merem karena pengelolanya memasang teknik tertentu  supaya Anda benar-benar harus melihat dulu, biar sejenak iklan yang ditampilkan) sampai model-model jajak pendapat, penjualan software-software tertentu, hingga membantu memasang iklan orang lain di situs kita (adsense) serta berbagai program multi level lainnya.

Tidak sedikit pula yang menjanjikan:  menjadi kaya dalam semalam' yang pada kenyataannya tidak pernah ada resep bisnis seperti itu. Masih diperlukan kriteria dan persyaratan lainnya. Nah, persyaratan lainnya itulah yang disembunyikan atau tidak dimunculkan pada kali pertama Anda berkenalan dengan mereka. Maka, jangan pernah percaya dengan rayuan gombal semacam itu!

Jadi, bagaimana mengetahui peluang bisnis melalui situs-situs di internet? Jelas, penting kita tahu bahwa  mereka berasal dari perusahaan yang bonafide dan kredibel. Kalau boleh (dan  ini yang terpenting), aplikasi bisnis yang ditawarkan tidak harus membayar terlebih dulu. Apakah itu untuk biaya administrasi, inisiasi awal, registrasi keanggotaan sekali seumur hidup, komitmen fee atau apapun namanya.

Menilai Bisnis Online

Fenomena bisnis online (umumnya bidang marketing) dewasa ini sedang marak. Tidak sedikit yang nakal,  berani memberikan sekadar janji bukan bukti. Jangan sampai Anda tertipu. Maka, sebelum terjun, terlibat atau bertransaksi di bisnis online, ada baiknya melongok sebentar pada pesa-pesan berikut:

Pertama, kita perlu mengetahui who are these guys? SIAPA mereka, dimana keberadaannya, adakah bukti-bukti yang mendukung keberadaan mereka, termasuk verifikasi gambar dan alamatnya.

Kedua, apakah ada fasilitas yang memungkinkan terjadinya dialog atau interaksi antara pelanggan dengan pengelolanya? Dan layanan itu tersedia 1x24 jam baik kontak obrolan langsung (chat dan instant message), kontak telephone dan/atau video.

Ketiga, jangan terburu-buru memutuskan langsung membayar untuk sesuatu layanan yang ditawarkan sebelum benar-benar dipelajari dengan cermat, karena hitungan waktu itulah yang justru digunakan para online marketer untuk mengukur keberhasilan mereka. Anda perlu berhenti sejenak, kemudian bertanya:  mengapa mereka menjual sesuatu dengan harga murah jika mereka yakin hal tersebut dapat mendatangkan keuntungan sangat besar? Mengapa hal itu tidak mereka lakukan sendiri?

Keempat, meskipun banyak diantara kita yang tidak memahami secara teknis kinerja sebuah situs, tetapi mungkin ada informasi yang bisa membantu dari site meter, analytics, traffic. Pelajari juga sistem yang dibangun, apakah ditangani secara baik,  lengkap dan profesional? Apakah sistem bisnisnya reasonable? Jangan-jangan hanya sekadar teori dan konsep yang tidak bisa berjalan di dalam kenyataan. Tidak hanya menyangkut ISI/kontennya tetapi juga tampilannya. Perhatikan, apakah kesaksian orang-orang yang telah bergabung itu berasal dari real persons, karena hal tersebut gampang dibuat/direkayasa.

Kelima, jangan mudah terbujuk oleh sesuatu yang tampak masuk akal dan mempesona. Dewasa ini, sangat banyak email-email scam yang bertujuan menipu dengan iming-iming menggiurkan! Godaan juga bisa datang dari berbagai situs dating seakan-akan Anda tidak sengaja bertemu pasangan yang sangat aduhai tetapi kemudian dia memasang perangkap halus untuk merogoh kantong Anda, tentunya ditukar dengan cinta gombal. Atau cerita 'bisnis' tentang warisan setumpuk harta yang tiba-tiba jatuh dari langit menjadi milik Anda! Berhati-hatilah.Semua itu bukan the real internet income!

Continue Reading>> Strong Future International, Peluang Bisnis Yang Menarik

Tidak ada komentar: