Sejak kapal Maruta Jaya tenggelam, Minggu (8/1/12) di luar DAM (tembok penahan gelombang/water break) di bui barat pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, hingga Kamis (19/01/12) belum tampak tanda-tanda upaya penyidikan dan penyelidikan di lapangan mengenai sebab-sebab tenggelamnya kapal milik BPPT itu. Bahkan, tidak ada penanda yang menunjukkan di tempat itu ada (bangkai) kapal tenggelam.
Maruta kini, hanya ketiga pucuk tiang layarnya yg tampak, (19/01/2012) |
Sudah sebelas hari sejak kapal Maruta Jaya tenggelam. Namun, hingga Kamis (19/1/12) belum ada aktivitas yang menunjukkan perhatian untuk menyelamatkannya.
Setidaknya, melokalisir wilayah atau memberi penanda, seperti pelampung atau garis pembatas tertentu di sekitar lokasi kapal tenggelam. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat membahayakan alur pelayaran keluar dan masuknya kapal-kapal dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok. Juga tidak ada upaya untuk mengendalikan tumpahan minyak dan oli yang bisa menimbulkan polusi.
Sangat mungkin terjadi, ketika seluruh badan kapal tenggelam, suatu ketika kapal ini bisa menjadi predator yang menimbulkan korban baru, bagi kapal lain yang melintas di pelabuhan yang sempit itu. Bahkan, bukan mustahil suatu ketika ada kapal yang lego jangkar di perut Maruta Jaya.
Mengapa peristiwa tenggelamnya Maruta terkesan dibiarkan? Bagaimana kejadian sebenarnya? Siapa saja yang harus bertanggungjawab? Apa tindakan selanjutnya? Dimana kini Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berada ketika dibutuhkan? Mengapa Maruta tidak segera diangkat, pada saat yang sama diusut untuk diproses di Mahkamah Pelayaran?
Pihak Otoritas Pelabuhan sebagaimana dikutip detiknews.com menyatakan: "Saat ini lagi diperiksa. Pemeriksaan itu untuk mencari siapa yang harusnya bertanggung jawab mengangkat kapal ini," ujar Kepala Seksi Penyelamatan Syahbandar Pelabuhan Tanjung Priok, Utomo, ketika ditemui detikcom di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (10/1/2012).
di lambung kiri masih terlihat identitas kapal (19/1/12) |
Pihak Syahbandar Tanjung Priok, sampai sekarang belum tahu status Kapal Maruta Jaya itu, apakah kapal latih, kapal swasta atau kapal niaga. Pihak BPPT, sebagai penanggung jawab kapal sudah dipanggil, namun belum menyerahkan surat-surat mengenai kapal itu.
"Jadi pihak BPPT sudah dipanggil ke sini penanggung jawabnya. Tapi suratnya nggak ada," jelas Utomo.
Staf Kasi Penyelamatan Syahbandar Tanjung Priok, Ibrahim Nursah, koordinator tim pemeriksa tenggelamnya Kapal Maruta Jaya mengatakan pemeriksaan belum bisa dilakukan karena belum jelas status kapalnya.
Temu pers BPPT tentang tenggelamnya KLM Maruta Jaya di Jakarta (foto:rri.co.id) |
Sementara itu, pihak BPPT dalam konferensi pers, Kamis (19/1/12) di Jakarta, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima laporan tenggelamnya kapal tersebut dari operator pada tanggal 8 Januari 2012 jam 11.00 pagi,” kata Direktur Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan BPPT, Dr. Ir. Samudro, M.Eng. Dan penyebab tenggelamnya kapal tersebut, pihak BPPT juga masih menunggu hasil pemeriksaan.
Dalam konferensi pers itu terungkap bahwa Kapal Maruta Jaya memang didesain khusus sebagai kapal pengangkut barang (General Cargo Ship) berkapasitas 900 ton DWT, hemat bahan bakar dan ramah lingkungan.
Penggerak utama kapal adalah layar yang memanfaatkan laju angin. Luas total layar 1.200 M2, terdiri atas: satu buah layar jib (jib sail) berbentuk segi tiga yang terletak di bagian haluan (bowsprit), dua buah layar utama (main sail) berbentuk segi empat yang masing-masing terpasang pada tiang utama, serta satu buah layar mizzen (mizzen sail) yang terpasang pada tiang belakang.
posisi rebah kanan (19/01/12) |
KLM Maruta Jaya selama ini dioperasikan untuk membawa komoditas di beberapa kepulauan Indonesia bekerjasama dengan operator pelayaran, termasuk membawa barang-barang bantuan untuk korban tsunami Aceh-NIAS.
Dalam perkembangannya kemudian, terjadi beberapa perubahan kebutuhan pelaku bisnis angkutan kapal. Di antaranya kebutuhan kecepatan kapal dan kecepatan bongkar muat yang menjadi faktor yang lebih dominan. “Hal ini menyebabkan kapal ini harus dikondisikan tetap layak dioperasikan sebagai kapal angkut barang,” papar Samudro sebagaimana dikutip situs http://rri.co.id
para pemangsa mulai berkeliaran (kanan) siap mempreteli yang tersisa (19/01/12) |
Kemudian, melalui suatu kajian yang memperhatikan masukan dari berbagai pihak serta menimbang kapal ini merupakan prototipe kapal layar tiang tinggi yang sangat langka di Indonesia serta memiliki teknologi dan reputasi terbaik, antara lain pernah menjadi Juara Lomba Arung Samudera tahun 1995, maka BPPT telah mencapai kesepakatan dengan Kemenko Kesra untuk mengalihfungsikannya menjadi Kapal Latih dan Balai Latihan Kerja (BLK).
Rencananya kapal ini akan masuk dok pada Januari 2012 hingga April 2012. Setelah selesai, akan dioperasikan sebagai Kapal Latih para pemuda dan Taruna Laut, serta diprogramkan pada kegiatan bahari seperti Morotai Sail yang akan berlangsung September 2012 mendatang. Sementara menunggu realisasi masuk dok, kapal yang statusnya dioperasikan oleh PT Elsa Trans Nusantara dengan agen pelayaran PT Admiral Line, dilabuhkan di perairan di dalam dam Pelabuhan Tanjung Priok.
Di latar belakang beberapa kapal lego jangkar (19/01/12) |
Surat Edaran yang ditujukan kepada para Pimpinan Perusahaan Pelayaran /Agent Pelayaran itu, ditandatangani oleh Capt. Effendi Abdullah.
Isi surat itu dimaksudkan untuk ''meningkatkan pelayanan serta keselamatan kapal, maka akan dilaksanakan reposisi buoy pada bulan Desember 2011, yang sejalan dengan rencana pengerukan alur dan pelebaran pintu masuk pelabuhan.''
Pada intinya, memerintahkan kapal harus dikeluarkan dari dam untuk tujuan pengerukan, agar tidak menganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Namun, hingga Kamis (19/1/2012), masih terdapat beberapa buah kapal yang nongkrong di alur tersebut. Dan KLM Maruta Jaya pun keluar dam pada 28 Desember 2011 kemudian lego jangkar di luar dam. Hingga tenggelam pada 8 Januari 2012 pada pukul 10.30 dan pukul 11.00 WIB, BPPT menerima laporan dari operator bahwa kapal ini tenggelam.
farewell Maruta... |
Dalam kasus Maruta Jaya, kedua faktor utama (cuaca dan konstruksi) bukan hal yang signifikan. Maka, hanya tinggal satu yang tersisa: faktor Manusia (human error). inipun bisa dipersempit lagi; apakah kesalahan di tingkat kebijakan atau di tingkat operasional pelaksanaan atau justru kedua-duanya?
Yang patut dicatat, kapal ini selesai dibuat tahun 1990 oleh para insinyur bangsa Indonesia, menelan biaya (ketika itu) sebesar Rp 8 Miliar yang berasal dari pajak yang dikutip dari Anda.
Terlebih penting lagi, kapal ini menyimpan jejak menarik dibalik gagasan pembuatannya, yakni perlunya Indonesia sebagai negeri kepulauan terbesar di dunia, membangun industri maritim yang sesuai dengan kondisi alam dan geografisnya sendiri. Dan Maruta Jaya memenuhi harapan itu. Namun kini sudah terkubur di dasar laut, tanpa prosesi pemakaman.
Related Articles >>
3 komentar:
Maruta Jaya 900
Dulu Kau berkibar dengan Layarmu
Kau hempaskan Angin
Kau terjang Samudera
Kau hantam Ombak
Dengan segala Kekuatanmu
Dengan segala misimu
Untuk sebuah Amanah
Kini Kau terdiam membisu tanpa kata
Kau tertidur dalam mimpi panjang mu
Oh Maruta Jaya 900
Walau Kau teronggok di sana
tapi tetap Layar mu berkibar di dalam sanubari kami
Keluarga Besar Maruta Jaya 900
Yth. Purwanto
Puisi yang menyentuh yang lahir dari mereka yang telah cukup lama berada di atas kapal, hingga menjadi bagian dari sebuah keluarga, ya: Keluarga Maruta Jaya 900. Walau kapal telah tiada, tetapi jiwa dan semangatnya masih hidup. Tetap semangat! Salam
Wkekekkeeee......sedih bingit ya Pur ? Kamu kalau gak salah cadet Prala dari SMK Pelayaran angkatan terakhir yang lgs saya didik dan sempat ikut kegiatan sosial Windjammer Relief Effort di Aceh. Kamu juga salah satu cadet prala yang kelakon jadi perwira di kapal selain Fadli & Jaya
Posting Komentar