Sketsa cat air (doc.Mitra Maruta) |
KLM Maruta Jaya-900, yang tenggelam Minggu (8/1/12) di perairan dangkal area pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, diduga kuat terjadi akibat dari faktor kelalaian (human error). Kelalaian bisa terjadi pada Operator Pengelola yang ditunjuk BPPT dan Otoritas pelabuhan yang menerbitkan Surat Edaran untuk 'mengosongkan' bui (buoy) barat dan memaksakan pemindahan kapal karena pekerjaan pengerukan (baca: proyek). Siapa bertanggungjawab atas lenyapnya aset negara ini? Yang jelas, kini generasi muda kehilangan kapal latih untuk bisa pergi dan mengenal lautnya.
pelampung dan sekoci di Maruta |
Rencana semula, kapal ini akan masuk dok pada Januari 2012 hingga April 2012. Setelah selesai, akan dioperasikan sebagai Kapal Latih para pemuda dan Taruna Laut, serta diprogramkan pada kegiatan bahari seperti Morotai Sail yang akan berlangsung September 2012 mendatang.
Sementara menunggu realisasi masuk dok, Maruta lego jangkar di dalam DAM bouy barat pelabuhan Tanjung Priok. Mengapa kapal bisa tenggelam?
Analisis sederhana dengan mudah melihat, bahwa: Operator pengelola, PT. Elsa Trans Nusantara diduga lalai karena tidak menempatkan orang/kru kapal yang cakap di sana dalam jumlah yang cukup sesuai dengan keahliannya masing-masing.