Minggu, Juni 21, 2009

Ingin Sukses? Berani Menempuh Risiko!

Pada tahap atau derajat tertentu, kebanyakan diantara kita merasa takut membuat perubahan besar, meskipun perubahan tersebut bisa membuat keadaan/kondisi sosial dan keuangan yang lebih baik. Perubahan apapun, memang senantiasa melibatkan risiko. Namun, banyak diantara kita yang telah terlanjur mendapat pelajaran bahwa RISIKO itu sesuatu yang buruk.

Banyak orang bersikap negatif tentang risiko. Dengan kata lain, mereka menyadari bahwa dalam upaya menuju perubahan yang lebih baik dibutuhkan pengambilan risiko. Tetapi pada sisi lain, mereka takut akan perubahan. 
Mereka tahu, bahwa tidak sedikit orang yang telah mengambil risiko besar dalam menempuh jalan yang sukses, tetapi mereka tidak dapat membayangkan hal tersebut terjadi pada diri mereka sendiri. 


Jadi, mereka 'menyerahkan' dirinya sendiri pada pekerjaan yang tetap tidak memuaskan. Tetap tenggelam pada kebiasaan-kebiasaan yang tidak produktif, dan hubungan-hubungan pribadi yang tidak bahagia. Takut terhadap risiko seringkali menghalangi setiap peluang untuk meraih kesenangan bekerja. Kebanyakan orang yang takut risiko berada dalam dua kategori: The Icarus Complex  dan The Ostrich Syndrome.  

THE    ICARUS  COMPLEX 

Icarus adalah figur dalam mitologi Yunani yang berupaya terbang ke matahari dengan sayap bulu-bulu dan lilin. Tetapi tatkala dia mendekati matahari, panasnya melelehkan lilin tersebut dan ia terjatuh kembali ke bumi. 

Demikianlah yang terjadi pada banyak orang yang mengambil kesempatan untuk sukses. Mereka arahkan pandangan mereka yang jauh dengan sangat tinggi, tetapi tidak realistis di dalam rencana mereka, dan, seperti Icarus, mereka terbakar. Beberapa orang akan mencoba lagi, tanpa belajar dari kesalahan sebelumnya, dan terbakar lagi dan lagi. Mereka mulai berpikir, ‘’ Aku mencoba dan mencoba, tetapi ini tidak pernah bisa berhasil buatku.’’

Anda mungkin memiliki karakteristik Icarus kompleks jika Anda:


 Meng angankan suatu cara baru untuk menghasilkan ribuan dollar tetapi tidak pernah mengikutinya. 
·        Tak pernah tampak belajar dari kesalahan-kesalahan Anda. 
·         Secara terus menerus kehilangan uang pada taruhan atau perjudian, tetapi tetap saja bermain, dengan mengharapkan suatu ‘’kemenangan besar.’’ 
·         Membuat keputusan-keputusan yang ‘menggigit’ tanpa terlebih dahulu menyelidiki dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. 
·         Mempunyai banyak proyek yang matang, tetapi jarang sekali mengurus dan membawa satu diantaranya ke tungku perapian.


Icarus kompleks menjelaskan mengapa begitu banyak orang yang mempunyai ‘’potensi permanen’’. Mereka hampir berhasil, hampir lagi dan lagi, mendapatkan sesaat, memamerkan piagam kehebatan, tetapi kemudian terjerembab jatuh ke bumi.

SINDROMA OSTRICH

Individu-individu yang takut risiko berupaya hidup secara hati-hati di dalam rasa aman yang rutin, yang sudah familiar. Tetapi mereka tidak merasa senang di dalam kemapanan mereka, gaya hidup lama---pada faktanya, mereka merasa kekurangan minat dan tenaga, kesepian, kebosanan, tidak cukup dan tidak aman. Mereka tidak benar-benar mengetahui apa yang harus ditempuh untuk berhasil, tetapi mereka secara mantap benar-benar tahu bagaimana menghindari kegagalan.

Mereka yang termasuk Sindrom Ostrich menderita dengan masalah yang sebaliknya. Mereka tidak ingin terbang ke matahari. Bahkan mereka tidak ingin melihat matahari. Dalam menghadapi risiko, mereka lebih suka menancapkan kepalanya di balik (tumpukan) pasir. 
Anda mungkin mempunyai gejala-gejala sindrom ostrich, jika anda:
  • Jarang menguji potensi Anda.
  • Jarang sekali peduli dengan pribadi Anda dan perkembangan kemajuan karir.
  • Tidak suka mengambil kesempatan.
  • Lebih suka tidak tahu ketika sesuatu berlangsung tidak sebagaimana mestinya/terjadi kesalahan. 
Adalah mudah untuk terjatuh ke dalam pola sindrom Ostrich. Sebagaimana kita tumbuh di masa dewasa, beberapa dari kita membuat keputusan yang secara progresif mengurangi kebutuhan untuk mengambil risiko, dengan demikian mempersempit peluang-peluang kita, membatasi cakrawala kita, mengurangi masukan dari sudut pandang yang segar, dan menutup rapat potensi kita untuk meraih kesenangan. 

Kita menghentikan pendidikan kita, membekukan pengetahuan kita pada tingkat apapun yang kita miliki setelah kita meninggalkan bangku sekolah. Ini juga, membatasi seberapa jauh kita bisa terbang.
Beberapa diantara kita cenderung mencari sebuah wilayah (zona) kecil yang menyenangkan, lebih suka tidak bergerak jika kita tidak harus. Dan manakala kita berbuat, kita mengambil jalan yang termudah dari pertahanan yang terakhir. Ini menyenangkan bagi keamanan kita, memantapkan lubang di dalam pasir.

Adalah tidak mungkin menikmati pekerjaan hingga Anda bisa menggetarkan rantai yang mengikat erat kedua mata kaki Anda dari apatis dan stagnasi. Jangan jadi Ostrich: nyatakan alternatif untuk memilih dan mengasumsikan hak Anda sepenuhnya untuk berkembang, untuk mengubah, untuk mengambil risiko-risiko yang bertanggungjawab.

KEAMANAN TOTAL, SUATU RISIKO JUGA


Keamanan menjadi tujuan utama dalam hidup. Tetapi menjadi terlalu berhati-hati sesungguhnya berisiko terhadap prospek kebahagiaan dan kesuksesan. Adalah mudah untuk bersembunyi pada kebiasaan. ‘’Seandainya….’’ Dan ‘’Suatu waktu saya akan…..’’ adalah dua dari banyak kebiasaan yang sangat merusak.
Pernahkah anda mengatakan pada diri sendiri:
‘’Seandainya saja saya lebih muda,’’
‘’Seandainya saja saya tidak bercerai/menikah,’’
‘’Seandainya saya tidak mengalami sakit,’’
‘’ Seandainya aku telah mengatakannya,‘’
‘’Seandainya itu bukan untuk anak-anak?’’

Lupakanlah...!
Berpikir ‘’Seandainya’’ hanyalah jalan buntu. Tidak berguna hidup dalam dunia impian masa depan tentang: ‘’Suatu hari saya akan …’’

Semua ini (seperti) terdengar biasa dengan kalimat-kalimat seperti:
‘’Suatu hari saya akan kaya,’’
‘’Suatu saat saya akan kembali ke sekolah,’’
‘’Suatu ketika saya akan bersamanya.’’

‘’Suatu hari Saya akan‘’ hanyalah sebuah pulau khayalan yang tak seorangpun benar-benar  berhasrat untuk mengunjunginya.

TAK ADA DERITA, TAK ADA GANJARAN

Keamanan total adalah suatu mitos. Pribadi yang merasa aman secara total adalah seseorang yang berbaring secara terlentang dengan setangkai bunga teratai di tangannya, dua meter di bawah tanah!
Hidup secara inheren adalah berisiko. Kelahiran adalah suatu risiko. menyeberang jalan adalah risiko. Hidup penuh dengan risiko-risiko: kesakitan, kecelakaan-kecelakaan, audit-audit pajak, dipecat, kebangkrutan. 
Hidup adalah juga berisi risiko-risiko yang membawa kepada kesenangan: kesehatan yang baik, cinta, sebuah keluarga yang bahagia, pekerjaan yang memuaskan, promosi-promosi (kenaikan jabatan), kesuksesan keuangan, pemenuhan diri.
Dengan memenjarakan diri kita sendiri pada batasan keselamatan dan keakraban, kita membatasi peluang-peluang kita untuk (meraih) kesenangan. Hanya ketika kita memutuskan rantai kebiasaan yang sudah berurat-akar dan rutinitas sehari-hari, kita membuka dan mengangkat diri kita sendiri menuju pada kemurahan hidup ini. Jika tidak, mungkin Anda seperti berada dalam keadaan koma atau berada di dalam keranda peti mati. 
Apa yang kita butuhkan adalah beberapa cara untuk mendekati dan memahami tekanan dan stress yang tidak dapat dielakkan yang menyertai setiap risiko, bagaimana pun besar atau kecilnya.

Anda tahu bahwa tekanan seperti: debaran cepat detak jantung, mual-mual, diare, bahu dan leher kaku, sakit kepala, kejang perut, bangkitnya kepanikan, ini tidaklah menyenangkan, tetapi diperlukan.

Individu-individu yang berbahagia, apakah eksekutif, para buruh, para pengajar/pendidik, para dokter, para perawat, atau para ibu rumah tangga, merespon secara positif terhadap stress dalam lapangan pekerjaan mereka.
Mereka tahu apa yang diketahui para atlet profesional, mereka berkeringat dan meregangkan otot untuk menembus rekor pencapaian mereka sendiri: tidak ada derita, tidak ada ganjaran.
Beberapa stress memang dibutuhkan. manusia butuh tantangan. tekanan stress pada tahap tertentu adalah penting untuk meraih prestasi. Tetapi telalu banyak stress, atau menangani stress dengan cara yang buruk dapat merusak kesehatan anda.

Ada orang-orang yang selalu ingin merasa aman, nyaman, dan bisa diterima. mereka menghalau setiap perasaan yang tidak menyenangkan dengan minuman keras, vodka dan-tonik. mengambil risiko tampak sebagai sesuatu yang begitu mengancam eksistensi dirinya.
Satu kunci menuju kesenangan bekerja adalah menerima beberapa risiko sebagai bagian kehidupan yang normal. Ini berarti belajar seberapa besar peluang yang anda ambil untuk merasa nyaman bersamanya. Ini berarti menemukan metode-metode untuk mengatasi stress.
Adalah bagian dari kesenangan hidup: dalam upaya pemenuhan hidup seutuhnya, anda harus menerima beberapa risiko. Tak ada derita, tak ada ganjaran.

MENEMPUH RISIKO YANG RASIONAL


Mengambil risiko adalah bagian dari hidup,  jadi jangan menghabiskan hidup anda dengan menghindarinya. ketakutan risiko yang amat sangat hanya membawa pada ketidak bahagiaan dan keraguan diri.
Saya tidak menyarankan mengambil risiko yang bodoh atau mengambil kesempatan–kesempatan yang ekstrem. Membuat diri anda terbakar hanyalah perbuatan merusak yang sekali-kali tidak perlu dicoba. Yang kami rekomendasikan adalah mengambil risiko yang rasional. ini berarti pengambilan risiko yang rasional seperti merencanakan suatu tujuan. Anda harus memecah-mecah dan menguraikan risiko secara hati-hati, dengan langkah-langkah yang cerdas.
Setiap saat  Anda ingin mengusahakan sesuatu yang baru, pelajari sebanyak mungkin yang bisa anda lakukan  terhadap peruntungan usaha (venture). Jajaki. Lakukan percobaan. Bicarakan dengan orang lain yang telah melakukan hal yang sama. Analisis seberapa besar dari usaha anda yang akan menjadi suatu gambling  dan seberapa besar peluang yang diperhitungkan. kaji ulang setiap saat. Sejak diketahui bahwa stress merupakan produk alami dari risiko, sadarilah (hal tersebut) pada diri anda sendiri.
Singkirkan stress dengan jogging, meditasi, lakukan jalan-jalan biasa, atau apa saja yang bisa anda kerjakan. Tujuan mengambil risiko adalah untuk memperluas horison anda, menjadikan apa saja yang bisa anda jadikan (to be all you can be)

Kecerdasan mengambil risiko yang rasional akan membuat anda merasa percaya diri, berani, dan mampu mengendalikan diri. Maka pertahankan pikiran anda pada tujuan anda, rencanakan ia dengan hati-hati, kemudian ambilah risiko. Melaui peluang-peluang yang ada,  anda akan berhasil. 

MENEMPUH RISIKO DALAM TINDAKAN  
1. Secara bertahap Anda bisa merasa nyaman dengan sesuatu yang tidak biasa. Putuskan rutinitas sehari-hari. Taruhlah seperangkat televisi di kakus (closet) selama seminggu. Pergilah bekerja melalui rute yang berbeda atau gunakan moda transportasi yang lain. Cobalah restoran baru untuk makan siang. Kiranya lebih baik, jalan-jalan selama istirahat makan siang, jajaki wilayah di mana anda bekerja. Bicara dengan dan cari tahu tentang seseorang yang baru. Selidiki peluang-peluang lain untuk (mencari/menambah) pekerjaan. 
 2. Mengambil risiko memang dapat memberatkan kepala. ketika tiba waktunya menjadi tegang, jangan tumpahkan itu kepada bawahan anda, anak-anak, pasangan anda. Pelajari bagaimana mengatasinya tanpa minuman keras, pil atau obat-obatan. Mendaftarlah pada program pemulihan mental dan kemantapan fisik. Belajar bagaimana bersantai melalui meditasi, relaksasi pikiran, atau teknik-teknikbiofeedback. nikmatilah keindahan alam. Segarkan semangat Anda dengan menikmati alam dan bumi yang luar biasa baiknya,  ciptaan Tuhan.
Sebelum melakukan lompatan, visualisasikan dengan jelas semua kemungkinan hasil-hasilnya dari pengambilan risiko anda. Kondisi yang terburuk yang bisa terjadi, mungkin tidaklah terlalu jelek. Yang terbaik masih tetap berkemungkinan. Lakukanlah apapun langkah-langkah praktis yang bisa anda lakukan untuk mengurangi faktor-faktor negatifnya. Lalu kemudian —lakukanlah!
Jika anda ragu-ragu untuk melompat, ingatlah:
 RISIKO SEBENARNYA ADALAH TIDAK MELAKUKAN APAPUN!

                          (appreciate to Dennis Waitley dan Renni L. Witt)

Tidak ada komentar: