Mulai dari banjir besar yang menenggelamkan Jakarta sebagai Ibukota Indonesia, hanya berselang beberapa bulan setelah Fauzi Bowo (incumbent Gubernur) dikalahkan dalam Pemilu Kepala Daerah DKI Jakarta oleh Jokowi, mantan Walikota Solo, yang fenomenal itu.
Munculnya Jokowi-Ahok (lihat: Akhirnya Wong Solo itu, Memimpin Jakarta) hampir bertepatan dengan terjadinya banjir besar lima tahunan yang menyebabkan Jakarta mengalami banjir besar, bahkan istana negara juga tergenang air. Analisis dari peristiwa banjir Jakarta, akan saya tulis tersendiri, dengan fokus: Saat Yang Tepat Menata kembali Ibukota (Mengurai Benang Kusut Kemacetan Lalu Lintas Jakarta Dengan WaterWays).
Tetapi, ada alasan saya yang kuat seakan mendesak pikiran saya untuk menulisnya, bahwa: saya dapat menggambarkan bagaimana perasaan umum orang-orang awam yang menjadi 'korban' dari permainan politik. Sehingga saya harus mengakui kebenaran pendapat yang mengatakan: jika Anda tidak perduli dengan politik, maka bersiap-siaplah Anda menjadi korban (permainan) politik. Dengan kata lain, jika Anda membiarkan orang-orang yang tidak bermutu berkiprah di arena politik, maka siapkan diri Anda untuk dipimpin oleh orang-orang yang lebih jelek dari Anda!