Pembatasan Konsumsi sebagai Solusi Alternatif
RENCANA Pemerintah yang akan menaikkan harga BBM awal April 2012, mengundang polemik pro-kontra dan aksi unjuk rasa
tiada henti di masyarakat.
Kebijakan Pemerintah kali ini, memang berdampak luas dengan implikasi berantai ke segala sektor. Terasa mengganggu denyut nadi kehidupan masyarakat hingga lapisan terbawah. Menambah beban hidup rakyat kecil yang sudah berat, menjadi semakin susah.
Mengapa Pemerintah harus memilih opsi paling buruk dengan ongkos sosial yang paling tinggi? Benarkah Bahan Bakar Minyak dan Gas (BBM) perlu naik?
mereka hanya ingin bicara [harianjogja.com] |
Opsi yang lebih baik, sebenarnya masih ada. Berikan subsidi BBM hanya kepada yang berhak. Kendalikan konsumsi BBM secara wajar (sistem kuota).
Selebihnya, biarkan harga BBM mengikuti fluktuasi harga pasar sesuai progres konsumsinya. Berikutnya, Pertamina harus dicambuk supaya lebih efisien dan produktif. Diperlukan solusi yang bisa membuat Pemerintah menang dan rakyat pun senang!
Masyarakat kini mulai resah. Pasalnya, para spekulan oportunis –yang hanya mementingkan keuntungannya sendiri—belakangan ini makin marak menjamur. Mereka dengan gesit mengantisipasi kenaikan BBM dengan berbagai cara.