Thursday, January 09, 2025

Jennifer Lawrence, Perempuan Inspiratif


Jennifer Lawrence, photo: Getty Images

Muda, cantik, multi talenta dan kaya raya tetapi sederhana dan sangat dermawan. Ia tidak menyukai kehidupan jetset yang serba glamor, meski sehari-sehari tak luput dari kejaran paparazi dan terpaan media. Itulah Jennifer Lawrence. Seorang aktris asal Amerika Serikat yang dikenal luas karena bakat aktingnya dan perannya dalam berbagai film populer. 

lawrence, yang lahir pada 15 Agustus 1990, di Indian Hills, Kentucky itu, mulai berkarier di dunia hiburan dengan tampil di serial televisi sebelum mendapatkan pengakuan internasional melalui film-film yang dibintanginya:

"Winter's Bone" (2010) - Peran yang membawanya meraih nominasi Academy Award untuk Aktris Terbaik;

Franchise "The Hunger Games" (2012-2015) - Di mana ia memerankan karakter utama, Katniss Everdeen;

"Silver Linings Playbook" (2012) - Yang membuatnya memenangkan Academy Award untuk Aktris Terbaik.

Kegiatan Amal 

Jennifer Lawrence dikenal tidak hanya karena karier aktingnya tetapi juga karena keterlibatannya dalam berbagai kegiatan amal dan filantropis. Beberapa diantaranya, ia membantu mereka yang kesulitan dan memberikan dukungan bagi Penyandang Disabilitas. Ia adalah pendukung aktif dari lembaga-lembaga yang berfokus pada penyandang disabilitas dan kesehatan mental.

Jennifer pun terlibat dalam berbagai penggalangan Dana untuk organisasi-organisasi seperti "The Trevor Project," serta program-program pendidikan dan kesehatan lainnya.

Monday, January 15, 2024

Image Inspire Action

 GAMBAR MEMBANGKITKAN TINDAKAN


       Ilustrasi: Model Maudy Ayunda mejeng di  Billboard Times
             Square New York,   (
instagram/@maudyayunda)

Sebuah billboard raksasa terpampang di sebuah hypermart megah di jantung kota Bekasi. Wajah Perempuan model terkenal dengan bibir sensual, seakan memandang tajam siapapun yang melihatnya. Di sebelah wajah sang model tampak sebuah produk telepon genggam made in China terbaru.

Pemasang iklan percaya betul dengan gambar seorang yang cantik, ramping, dan terkesan sexy and smart, sebagai representasi yang pas mewakili produk gadget terbarunya ini, berharap laris manis di pasaran.

Produsen pun sepertinya ingin menanamkan ke  dalam benak Gen- Z --sebagai target market-nya-- sebuah asosiasi-visual dari seorang model cantik, terkenal, sekaligus menggoda namun juga cerdas berkelas. 

Juga ingin menjauhi kesan murahan untuk gadget yang baru saja di launching ini. Dan hebatnya, billboard serupa, juga terpampang di berbagai lokasi strategis dan gerai-gerai handphone di berbagai kota, dalam ukuran yang berbeda.

Inilah sebuah strategi promosi yang bertolak dari pandangan image inspire action.

Saturday, January 13, 2024

MBTI, Mengenal Kepribadian Anda

Pada masa Perang Dunia II, Katherine Cook Briggs dan putrinya, Isabel Briggs Myers, merintis pengembangan sebuah tes kepribadian yang kemudian dikenal sebagai Myers-Briggs Type Indicator (MBTI).

Mereka memulai project penelitian ini dengan keyakinan bahwa pemahaman akan kepribadian dapat membantu perempuan yang akan memasuki dunia kerja (industri, pada masa itu).

Setelah melalui serangkaian pengembangan, MBTI akhirnya dikenal dunia pada tahun 1962. Dasar teorinya diperoleh dari pemikiran Carl Gustav Jung dalam bukunya yang terkenal, ‘’Psychological Types,’’ yang diterbitkan tahun 1921. Jung menyatakan bahwa manusia menggunakan empat fungsi psikologis utama dalam menjalani kehidupan, yaitu; sensing (indra), intuisi (gerak hati), feeling (rasa, perasaan) dan pemikiran (akal).

Karl G. Jung (1875-1961)
source: Getty Images

Dalam perjalanan pengembangan MBTI, Katherine dan Isabel memiliki dua tujuan utama. Pertama, mereka ingin mengidentifikasi preferensi dasar yang terkandung dalam teori Jung. Kedua, mereka ingin mengidentifikasi dan mendeskripsikan 16 tipe kepribadian yang muncul dari interaksi dan preferensi tersebut, dengan kata lain; memudahkan kita untuk memahami teori dasar kepribadian manusia.

Tes psikologi MBTI kemudian disusun ke dalam empat kategori utama, berdasarkan pemetaan dimensi kecenderungan sifat dasar manusia.

Pertama, dimensi pemusatan perhatian yang membedakan antara Introvert (I) dan Ekstrovert (E). Kedua, dimensi memahami informasi dari luar, yaitu Sensing (S) dan Intuition (N).

Ketiga, dimensi menarik kesimpulan dan keputusan antara Thinking (T) dan Feeling (F).

Terakhir, dimensi pola hidup, yaitu Judging (J) dan Perceiving (P).

Thursday, April 09, 2020

Pembebasan Napi dan Logical Fallacy Najwa Shihab

Menyoal Pembebasan Bersyarat Napi Terkait Pandemi Covid 19 di Lapas

Najwa di Lapas Sukamiskin, Bandung
Gagasan pembebasan bersyarat sejumlah Narapidana (Napi) Umum, yang disampaikan  Menteri Hukum dan HAM Prof. Yasonna Laoly, terkait merebaknya pandemi wabah COVID-19, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI, belum lama ini, telah mengundang perhatian publik dan berbagai reaksi pro-kontra serta polemik di masyarakat.  
Pemicu polemik adalah munculnya misleading atau lebih tepatnya penyesatan opini publik, akibat dari kesalahan berpikir (logical fallacy) beberapa media massa di tanah air dalam merespon gagasan Menkumham.
Sebut saja, presenter kondang Najwa Shihab dalam reportasenya yang disiarkan sebuah televisi nasional, kemudian juga diunggah ke channel Youtube yang ditonton ribuan viewer. Terkesan bahwa Napi Koruptor, Narkoba dan Terorisme, yang disebutnya sebagai kejahatan dengan kategori luarbiasa (Extra Ordinary Crime), akan memperoleh pembebasan yang sama. 

Presenter kondang ini pun menampilkan tayangan tentang satu dua tahanan (Nazarudin, mantan Bendahara Partai Demokrat dan Setya Novanto, mantan Ketua DPR) sebagai representasi tahanan Koruptor, yang menghuni lapas Sukamiskin dengan fasilitas mewah.

Monday, December 26, 2016

Dulu Lorong Preman, Kini Ramah Anak

Lima tahun silam, banyak lorong kumuh di tengah kota Makassar, yang dikenal sebagai ‘Lorong Preman’ karena tidak sedikit warganya yang gemar mabuk, begal, dan memalak mereka yang datang. Kini lorong-lorong itu, sudah berubah menjadi Ramah Anak, nyaman, asri dan unik.

Kini anak-anak bisa bercengkerama
dengan tenteram
Lorong-lorong yang dulu meresahkan karena disana berseliweran busur, parang dan badik, hingga kerap terjadi ‘perang’ antar pemuda di lorong tetangganya, selama bertahun-tahun, telah meresahkan  warga di sana. Maccini Parang, misalnya, dulu dikenal sebagai kawasan yang rawan kejahatan. Begitu pula dengan kawasan Jalan Ablam (Abubakar Lambogo).

Salah satu bentuk kreasi warga.
Banyak cerita dari Lorong Ablam, yang hingga sekarang berasosiasi dengan begal dan kriminalitas. Namun berkat penetrasi Pemerintah Daerah disertai kesadaran warganya, kini lorong-lorong preman itu, sudah berubah menjadi asri, unik dan ramah anak. Warga pun merasa aman dan nyaman.
                                               
Selain lorong berhias, juga sejuk dengan aneka pot tanaman Obat. "Setiap pagi, saya petik daunnya untuk diminum," ujar Ny. Rugayah, 71 tahun, yang merasa tetap sehat dengan meminum obat herbal di sana.


Tuesday, December 20, 2016

Ketika Media Dalam Genggaman Kita

Berita dan informasi, lebih tepatnya: postingan (tulisan, gambar dan film/video) dari beragam sumber, kini dengan mudah memasuki ruang-ruang pribadi kita yang hidup di era persaingan teknologi informasi yang ditandai dengan perebutan pasar gadget yang teramat sengit, bahkan semakin menggila. Persaingan yang sama, juga merambah wilayah konten, yang membuat 'mabuk' siapapun.  Di mana posisi Anda berdiri saat ini?

Terus terang, sebagian orang tua yang terlahir dari generasi The Beatles, Rolling Stone atau KoesPlus, ada yang mulai merasa miris, jengah, bahkan kuatir dan merisaukan, jika anak-anak mereka mulai asosial, individualistik, cenderung berasyik masyuk dengan game, hingga tak lagi kenal waktu siang-malam. 

Sementara mereka sendiri, juga mabuk dengan media sosial, yang menyebabkan dirinya merasa galau jika bepergian tanpa gadget, biar sebentar saja. Betapa tidak, media sosial memang bak sihir yang menghipnotis! 

Apalagi konten yang beredar akhir-akhir ini. Isu-isu politik menjadi perbincangan orang-orang di pinggir jalan. Sebut saja sikap Presiden yang ambigu menghadapi krisis politik dalam kasus penistaan agama oleh gubernur DKI (non aktif) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.


Wednesday, December 07, 2016

Raja Bali, Sederhana dan Merakyat

''Sejatinya, anak-anak adalah tunas budaya, penentu eksistensi dan keberlanjutan peradaban bangsanya. Oleh karenanya mari bersama-sama kita jaga dan kita rawat tunas-tunas peradaban ini,” --Anak Agung Ngurah Gede Kusuma Wardana, Panglingsir Puri Agung Kesiman--

Anak Agung Kusuma Wardana, Panglingsir 
(Pemimpin) Puri Agung Kesiman.
Anak Agung Kusuma Wardana, salah seorang pewaris tahta Raja Bali ini, terkesan hidup sederhana, merakyat dan lebih suka menyembunyikan identitasnya sehingga ia dikenal sebagai 'Raja Ngemper'.

Ditemui di kediamannya di Denpasar, belum lama ini, dia segera menyambut dengan tersenyum, hangat dan bersahabat. Tanpa banyak berbasa-basi, kami pun segera akrab dan terlibat dalam aneka topik pembicaraan.


Ia berkisah tentang keprihatinannya terhadap banyak hal. Seperti karya seni: lukisan, atau tentang kebudayaan dan generasi muda. Bahkan, bidang pertanian dan hasil-hasil budidaya pertanian, tak luput dari perhatiannya,  yang menurut dia sangat penting untuk 'memberi makan rakyat' yang semestinya mendapat perhatian lebih dari Pemerintah.


Donat Bisu Hj. Ramlah di Makassar

Pelajari bahasa isyarat, untuk bisa
pesan Donat Bisu
(foto: Me with Hj. Ramlah,) 
Dibutuhkan perjuangan bertahun-tahun, bagi Hj. Ramlah untuk bisa mewujudkan impiannya. Pengusaha Tunarungu Kue Donat  di Makassar ini,  awalnya dicegah orang tua, namun ia bersikeras  meyakinkan dirinya hingga berhasil membuka café ‘Donat Bisu’. 

Omzetnya, kini  puluhan juta. Dan hebatnya,Ramlah mempekerjakan 20 orang rekan sesama penyandang tunarungu. 

Memasuki cafe unik ini, memang tidak ada suara berisik. tetapi gerakan tangan dan bahasa tubuh, bisa mengatakan banyak hal. 

Disini, Anda wajib menggunakan bahasa isyarat, untuk memesan donat. Sebab seluruh pegawai dan pelayannya, tidak bisa berbicara alias tunarungu. 

Sebuah terobosan unik, yang mengundang penggemar kuliner untuk mencobanya.

Awalnya, Ramlah membuat sebanyak 50 kue donat. Kemudian dengan mengendarai sepeda motor, keliling kota Makassar. Ia menitipkan donatnya ke toko-toko terdekat. Usahanya, jatuh bangun selama bertahun-tahun. Hingga ia terpaksa harus menjual mobil satu-satunya untuk mencari modal.

Sekolah Alam Anak Suku Bajo

Anak-anak Suku Bajo, tidak mengenal bangku sekolah dan pakaian seragam. ‘Sekolah Alam’ di ruang terbuka, lebih mereka sukai.

Laut adalah keseharian Anak-anak
Suku Bajo di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, secara kultur lebih akrab dengan laut. Di masa lalu mereka hidup berpindah-pindah. Tak heran, hingga kini suku Bajo bisa ditemukan di Malaysia dan Filipina Selatan. 

Di Bone, Sulawesi Selatan, mereka tinggal di kawasan pesisir, membangun rumah-rumah panggung di atas laut, dengan mata pencaharian sebagai nelayan. Namun, mereka  cenderung mengisolasi diri.

Anak-anak Suku Bajo,
di atas sampan kayu.
Anak-anak suku Bajo, umumnya tidak bersekolah.Namun jangan ditanya lagi, kepiawaian mereka ketika berada di laut. Laut adalah bagian dari diri mereka, laut adalah keseharian mereka, mereka begitu akrab. 

Jika manusia normal rata-rata bisa menahan napas selama dua menit saja, anak-anak suku Bajo rata-rata bisa menyelam lebih dari lima menit ke dalam laut tanpa bantuan oksigen atau peralatan, cukup  bertelanjang dada langsung terjun!


Monday, August 08, 2016

Isu Panas Seputar Bongkar Pasang Kabinet, Ahok, Eksekusi Mati, Hingga Jessica

Media massa di tanah air, dalam beberapa pekan terakhir ini mengekspos beberapa isu panas. Sajian media (dominan Televisi dan Suratkabar Cetak serta media Online), kemudian menjadi agenda perbincangan publik. Banyak yang tidak mengacuhkan, tetapi sebaliknya tidak sedikit pula yang kemudian merangsang sejumlah perdebatan hingga mengundang aksi nyata.  


Presiden Joko Widodo (foto: Ist)
Dalam dua pekan ini, media massa mengangkat sejumlah isu-isu panas. Mulai dari reshuffle (bongkar pasang) kabinet Jokowi, yang menyisakan sejumlah pertanyaan di masyarakat, lalu isu Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, yang akan berlangsung tahun depan, terkait siapa lawan petahana Ahok, yang dianggap sepadan karena Ahok terlalu populer di kalangan pemilih warga Jakarta.

Isu lain terkait pelaksanaan eksekusi terhadap 4 dari 14 terpidana mati, kasus Narkoba, pada 26 Juli 2016 di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Kasusnya, tidak berhenti di situ, tetapi berbuntut panjang,  terkait pengakuan (alm) Freddy Budiman tentang keterlibatan aparat dalam bisnis haramnya itu. Isu menarik lainnya, adalah kasus kriminal pembunuhan Mirna Salihin yang diduga dilakukan oleh Jessica Kumala Wongso, temannya sendiri.



Saturday, August 06, 2016

Ulah Terpidana Mati Freddy Budiman

Freddy Budiman pada
persidangan PK
Pengakuan model majalah pria dewasa Vanny Rossyane mengangkat lagi nama gembong narkoba Freddy Budiman. Pria 37 tahun itu disebut Vanny mendapat fasilitas khusus selama menjalani pidana 18 tahun di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas II Cipinang, karena punya uang banyak. Ia masih bisa pesta sabu dan berhubungan intim dengan teman wanitanya seminggu tiga kali di ruangan khusus yang ada di lapas.

Freddy sebetulnya bukan kali ini saja berurusan dengan hukum, ia sudah sering keluar masuk penjara karena kasus narkoba. Catatan yang dikumpulkan VIVAnews, tahun 2009 Freddy pernah tertangkap karena memiliki 500 gram sabu-sabu. Saat itu, dia divonis 3 tahun dan 4 bulan.

Freddy kembali berurusan dengan aparat pada 2011. Saat itu, dia kedapatan memiliki ratusan gram sabu dan bahan pembuat inex. Terakhir, Freddy diketahui menjadi terpidana 18 tahun karena kasus narkoba di Sumatera dan menjalani masa tahanannya di LP Cipinang.



Kesaksian Bertemu Freddy Budiman di Lapas Nusa Kambangan

CERITA BUSUK DARI SEORANG BANDIT 

Haris Azhar, Koordinator Komisi
untuk Orang Hilang
dan Tindak Kekerasan (KontraS)
Cerita yang disusun ini adalah fakta peristiwa. Bertujuan untuk membuktikan bahwa pelaksanaan hukuman mati yang didukung dengan keterlibatan instansi-instansi negara dalam bisnis obat-obat terlarang adalah sesuatu yang benar, namun tidak pernah terusut. Negara bersalah apabila eksekusi mati kepada 14 orang malam ini dan selanjutnya tetap dilakukan, tanpa ada sistem koreksi total di dalam tubuh badan-badan keamanan di Indonesia. Silakan sebarkan!!
***
Cerita Busuk
 dari seorang Bandit:
Kesaksian bertemu Freddy Budiman di Lapas Nusa Kambangan (2014)
Ditengah proses persiapan eksekusi hukuman mati yang ketiga dibawah pemerintahan Joko Widodo, saya menyakini bahwa pelaksanaan ini hanya untuk ugal-ugalan popularitas. Bukan karena upaya keadilan. 

Hukum yang seharusnya bisa bekerja secra komprehensif menyeluruh dalam menanggulangi kejahatan ternyata hanya mimpi. Kasus Penyeludupan Narkoba yang dilakukan Freddy Budiman, sangat menarik disimak, dari sisi kelemahan hukum, sebagaimana yang saya sampaikan dibawah ini.


Sunday, July 31, 2016

Indonesia Gawat Narkoba VS Dilemma Aparatur Intelijen

Pemerintah beserta seluruh rakyat dan bangsa Indonesia dewasa ini, tengah menghadapi ancaman dan tantangan yang sangat berat terkait Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Presiden RI Joko Widodo, menyampaikan kekhawatirannya pada Sidang Kabinet Akhir Tahun 2014 dengan menyatakan “Indonesia Darurat Narkoba”.
Barang Bukti Narkoba yang Berhasil Disita Beserta Para
Tersangka Pelaku Penyelundupan (foto: tempo)
Presiden kemudian memerintahkan kepada Seluruh Jajaran pemerintahan, khususnya Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) sebagai Agen Pelaksana (Executing Agency) dan/atau Motor Penggerak (Leading Sector) dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di Indonesia, untuk melakukan Penanggulangan (Tanggap Darurat) sebagai akibat dari Darurat Narkoba.
Ancaman dari tindakan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di Indonesia, memang sudah berada pada tingkat yang memperihatinkan. Tingkat ancamannya sudah bukan lagi pada tingkat ancaman Minor, Moderat, ataupun Serius, tetapi sudah pada tingkat ancaman yang tertinggi, yaitu ancaman Kritis
Barang Bukti Narkoba, Siap Dimusnahkan
Hal ini terlihat, tidak hanya dari luas area persebaran kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang terjadi hampir di seluruh wilayah NKRI, tetapi juga dari segi jumlah (kuantitas) barang bukti narkotika yang berhasil disita (dari berbagai jenis narkotika), dari tahun ke tahun secara kuantitas mengalami peningkatan secara signifikan.

Berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian, Data, dan Informasi (PUSLITDATIN) Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), yang bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan (PUSLITKES) Universitas Indonesia (UI), pada Tahun 2014 tentang “Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia”, diketahui bahwa angka prevalensi penyalahguna narkoba di Indonesia telah mencapai 2,18% atau sekitar 3,8 juta sampai 4,1 juta orang yang pernah memakai narkoba dalam setahun terakhir (Current Users) pada kelompok usia 10 – 59 tahun.


Empat Dari 14 Gembong Narkoba, Akhirnya Di Eksekusi

EKSEKUSI-- Empat dari 14 Terpidana Mati, yang lebih dulu
dihadapkan ke regu tembak, untuk dieksekusi, pada Jumat
dini hari, 29 Juli 2016 di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah

Kembali mata dunia melirik ke Indonesia, setelah HM. Prasetyo, Jaksa Agung Republik Indonesia memutuskan pelaksanaan eksekusi hukuman mati kepada empat (4) dari 14 terpidana mati, yang dinilai telah berkekuatan hukum tetap.

Eksekusi kepada terpidana mati ini merupakan seri ke-3 dari rangkaian eksekusi sebelumnya, terkait kasus pelanggaran, penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan Terlarang di Indonesia. 


Proses eksekusi berlangsung di kawasan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, pada Jumat dinihari, 29 Juli 2016, tanpa menimbulkan kegaduhan, sebagaimana eksekusi sebelumnya yang melibatkan Warga Negara Australia. 

Siapa saja yang kali ini yang lebih dulu mendapat giliran? Ke-4 orang yang lebih dulu mendapatkan untuk dihadapkan ke depan regu tembak ini adalah gembong narkoba yang masuk daftar eksekusi.

Empat terpidana mati itu adalah Fredi Budiman, Seck Osmone, Michael Titus, serta Humprey Ejike. 


Monday, July 11, 2016

Kenikmatan Berbagi di Hari Raya Idul Fitri 1437 H


Sebuah kegiatan terbesar bangsa Indonesia, yang tidak masuk ke dalam kalender resmi adalah: Hari Mudik Nasional. 

Together We Strong
Hari mudik ini rentangnya cukup panjang, bisa seminggu bahkan dua minggu, yaitu Hari Minus 7 hingga Hari Plus 7, yang puncaknya tahun ini jatuh pada tanggal 6 Juli 2016 atau bertepatan dengan 1 Syawal 1437 H dalam kalender Islam.

Bangsa Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim terbesar di dunia, merayakan Idul Fitri atau hari kemenangan, setelah menahan diri selama sebulan penuh. Inilah saatnya, kembali kepada keadaan sebagaimana ketika seseorang dilahirkan laksana bayi yang terlahir suci, bersih tanpa dosa (fitrah). Dan hari itu, sekaligus menandai berakhirnya bulan Ramadhan.

Kenikmatan dan kegembiraan ini, sejatinya, terasa belum lengkap tanpa kehadiran orang-orang tercinta, termasuk yang utama adalah anggota keluarga, kedua orang tua, sanak saudara dan kaum kerabat.

Kerinduan dan berbagi suka duka, adalah kebutuhan batin dan awal keceriaan. Dan inilah pula magnet yang menyedot jutaan orang dari kota-kota besar di Indonesia untuk melakukan 'perjalanan' setahun sekali pulang ke kampung halaman masing-masing.

Tuesday, March 29, 2016

Kasus CIS RISI PLN (Behind The Story)

Dua mahasiswa yang terpaut usia berbeda, berkesempatan mengenyam pendidikan di tempat terbaik di Indonesia. Kemudian melanjutkan pendidikan ke universitas bergengsi di luar negeri. Dengan penuh idealisme, setamat kuliah, mereka pun pulang ke tanah air untuk berkarya bagi bangsanya. Sayangnya, KPK kemudian menghentikan karier dua anak bangsa berprestasi ini di tengah jalan. Apa yang terjadi?
(foto: Antara)

Dalam rentang waktu yang berbeda, keduanya pun pulang. Ir. Eddie Widiono Suwondo, MSc. MM, jebolan Teknik Elektro ITB (1976) dan University of London (1989) itu, kemudian berkarier di perusahaan listrik negara. Dari semula pegawai biasa, kariernya melesat dengan meraih berbagai posisi penting di PLN, hingga akhirnya menjabat Direktur Utama PT. PLN (2001-2008).

Sementara, DR. Gani Abdul Gani, MSc.,  lulusan Teknik Elektro Politeknik ITB (1986), Telekomunikasi Huddersfield University, England (1989) dan Loughborough University of Technology, England, bidang Telekomunikasi Digital (1990) serta Manajemen Bisnis bidang Keuangan, Fakultas Ekonomi, Unpad Bandung (2009) itu, mengabdi sebagai dosen di Politeknik lalu mengelola bisnis trainning dan bersama rekan satu almamaternya mendirikan PT. Netway Utama, yang bergerak di bidang Teknologi Informasi.

Trainning bidang IT yang memudahkan manajemen perkantoran menangani pelanggan berskala besar, ketika itu  boleh dibilang masih baru. Maka, klien peserta training kebanyakan berasal dari kalangan karyawan BUMN. Seperti Pertamina, Perbankan, PDAM, termasuk PLN. 

Seorang peserta training dari PLN bercerita tentang kondisi runyam perusahaannya. Dan mencari solusi dari sisi teknologi dan manajemenIT. Dan ia pun mengusulkan pimpinan trainning itu untuk presentasi di hadapan Direksi.


Tuesday, March 15, 2016

Syukur

Seorang ibu cantik berpakaian mewah datang ke psikiater untuk konsultasi. Ia merasa seluruh hidupnya kosong tak bermakna.

Psikiater itu memanggil seorang perempuan tua, salah seorang petugas di kantor.
“Saya minta Ani utk menceritakan bagaimana ia menemukan kebahagiaan. Yang harus Ibu lakukan hanya mendengarkan saja”

Ani duduk di kursi dan mulai  bercerita, “Suami saya meninggal karena kanker. Tiga bulan kemudian putra tunggal saya meninggal ditabrak truk. Saya tak punya siapa pun. Tak ada yg tertinggal. Saya tak bisa tidur, tak bisa makan, tak bisa senyum. Saya bahkan berpikir mau bunuh diri. 

Lalu suatu malam, ketika pulang kerja, seekor kucing mengikuti saya. Karena di luar dingin, saya membiarkan anak kucing itu masuk ke dalam rumah. Saya memberinya susu, yang langsung habis diminum. Anak kucing itu mengeong dan mengusapkan badannya ke kaki saya. Untuk pertama kalinya dalam bulan itu, saya bisa tersenyum.

Saturday, March 05, 2016

PolitiKing

“Begini ya…, sampeyan maju saja, nanti semuanya kita atur!”
“Lha, saya nggak ada duit?”
“Sudah, beres. Ikuti saja arahan kita!”
“ Siaaap!”
“Pokoke, gampanglah… semuanya sudah beres, sudah kita atur ya!”

Itulah sepenggal dialog, tepatnya sebuah kesepakatan  dua begundal di sebuah hotel berbintang sebuah  kota kecil, di Jawa Timur, menjelang  Pilkada serentak tanggal 9 Desember 2015 di Indonesia.

Maka pada hari dan jadwal yang ditentukan, kedua pasang calon (paslon) itu pun maju, mendaftarkan diri sesuai tatacara dan prosedur yang telah ditentukan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD).

Monday, February 29, 2016

Pedang Damocles, Kekuasaaan Bisa Membunuhmu!

Suatu ketika hiduplah seorang raja bernama Dionysius yang memerintah di Syracuse, kota terkaya di Sisilia. Ia tinggal di istana megah yang dipenuhi oleh benda-benda yang indah dan mahal, dan dikelilingi oleh pelayan-pelayan yang siap melakukan apa pun perintahnya.

Karena kekayaan dan kekuasaannya, tak heran bila banyak orang di Syracuse yang iri pada
Raja Dionysius
kejayaannya. Salah satunya adalah Damocles, sahabat karib Dionysius, yang selalu berkata, "Wah, kau sungguh beruntung. Kau memiliki apa saja yang kau inginkan. Tentunya, kau adalah orang yang palng berbahagia di dunia ini."


Hingga suatu hari Dionysius merasa gerah dengan ucapan-ucapan Damocles dan berkata, "Kemarilah, sobatku, Damocles. Benarkah kau pikir aku ini manusia paling berbahagia dibanding orang lain?"

"Ya, tentu saja," jawab Damocles. "Lihatlah, betapa hebat kekayaan yang kau miliki dan kekuasaan yang ada dalam genggamanmu. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apa-apa lagi di dunia ini. Adakah hidup yang lebih baik dari kehidupanmu?"

"Barangkali, kau bersedia untuk bertukar tempat denganku?" kata Dionysius.


Friday, February 26, 2016

Anak Presiden Kok Jualan Martabak? Adik Gubernur di Daerahku aja "Jualan" Proyek APBD


Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Presiden RI Jokowi
berjualan martabak.( Foto: live.via.co.id)

Mari kita simak, celotehan Emak-emak di sebuah arisan:
“Jeng, baca nih. Mosok anak presiden kita jualan martabak. Ih, gak banget deh...” 
“Ah, pencitraan kali...?” 

“Bener ini Jeng. Baca deh. Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Jokowi berjualan martabak kaki lima...” 
“Bodoh banget ya dia... Adik gubernur di daerahku aja ‘jualan’ proyek APBD.” 

“Iya, padahal apa susahnya dia minta fee dari proyek-proyek APBN? Atau minta saham ke Freeport kek, ke Petral kek. Terus, bisa tiap hari tuh kerjaan dia jalan-jalan ke luar negeri sama artis, nonton balap formula 1...” 
“Anak presiden yang aneh...